Thursday, 12 December 2019

Manajemen Portofolio Dan Evaluasi

Reilly dan Brown (2012) >> Investment is the current commitment of dollar for a period of time in order to derive future payment that will compensate the investor for (1) the time the funds are commitment (2) the expected rate of inflation, and (3) the uncertainty of the future payment.

Jones (2004) Investment : The commitment of funds to one or more assets that will be held over some future time period.

Tujuan investasi (R - B) >> to earn a return / Yield : 
1) Capital preservation >> Meminimalisir risiko.
2) Capital appreciation >> Meningkatkan nilai kekayaan. 
3) Capital income >> Meningkatkan pendapatan.

Bentuk dan Metode Investasi.
Portfolio Management
  • Melibatkan keputusan yang harus dibuat oleh setiap investor apakah mengikuti pendekatan investasi aktif atau pasif
  • Merupakan hubungan antara berbagai alternatif investasi yang harus dipertimbangkan seorang investor jika ingin memiliki portofolio yang optimal

Individual vs Institutional Investors
Individual investors
  • Mendefinisikan risiko sebagai kehilangan uang.
  • Bercirikan personal.
  • Tujuan berdasarkan apa yang ingin dicapai oleh individu ketika menginvestasikan asetnya.
  • Lebih bebas dalam berinvestasi.
  • Pajak seringkali menjadi bahan pertimbangan yang sangat penting bagi investor individu.
Institutional investors
  • Lebih menggunakan pendekatan kuantitatif dan umumnya mendefinisikan risiko dalam bentuk penyimpangan atau standar deviasi.
  • Mempertimbangkan karakter investasi yaitu mana yang bisa memberikan keuntungan lebih dalam portofolio yang dikelola oleh investasi.
  • Tujuannya lebih terinci sesuai dengan total paket aset dan kewajibannya.
  • Menjadi subjek terkait dengan berbagai hukum dan aturan.
  • Bukan pertimbangan utama terutama ketika berinvestasi di dana pensiun.

Implikasi proses manajemen portofolio

Investor Individu

Perbedaan profil keuangan dari masing-masing individu dan terkadang dipengaruhi oleh kebijakan atau faktor-faktor unik tergantung dari individunya, maka dampaknya terhadap pilihan investasi disebut dengan self imposed constraints.
Investor Institusi
Sehubungan dengan meningkatnya kompleksitas pengelolaan risiko institusi, maka penentuan kebijakan menjadi hal yang penting. Karena dengan menentukan kebijakan yang tepat maka akan dapat mencapai tujuan yang diinginkan, tingkat toleransi terhadap risiko, hambatan yang muncul ketika berinvestasi dan bagaimana pilihan portofolio yang dilakukan.

Sikap Investor terhadap Risiko
Alexander, Sharpe dan Bailey (1993: 144-145) membedakan tiga jenis sikap investor terhadap risiko, yaitu:
1.Menghindari risiko (Risk Averse)
Investor yang cenderung menghindari investasi yang berisiko dan cenderung memilih investasi yang kurang mengandung risiko.
2. Suka menghadapi risiko (Risk Seeker)
Investor yang cenderung memilih investasi yang mengandung risiko.
3. Acuh terhadap risiko (Risk Neutral)
Investor yang tidak terlalu peduli pada jenis investasi mana yang akan diambil.

Formulasi Kebijakan Investasi
1. Tujuan
Menentukan tujuan utama dari portofolio dengan mempertimbangkan tingkat pengembalian dan toleransi terhadap risiko.

2. Mengidentifikasi hambatan dan pilihan.
  • Likuiditas 
  • Jangka waktu
  • Hukum dan Peraturan 
  • Pajak 
  • Pilihan unik dan ruang lingkup
Implementasi Strategi Investasi 
Alokasi Aset
  • Proses alokasi aset terdiri atas tahapan:
  • Menetapkan kelompok aset yang akan dimasukkan ke dalam portofolio.
  • Mendefinisikan ekspektasi pasar modal
  • Mencari frontier portofolio yang efisien.
  • Menentukan bauran yang optimal

Optimisasi Portofolio

Terdiri atas pemilihan portofolio efisien yang terbaik untuk memenuhi tujuan risiko dan return dengan mempertimbangkan batasan yang dihadapi.
Manajemen mungkin memilih alokasi antara portofolio saham dengan portofolio obligasi relative tidak berubah dari waktu ke waktu. Tetapi komposisi saham dan obligasi pada masing-masing portofolio yang dirubah dari waktu ke waktu. Sebaliknya dapat juga dilakukan bahwa komposisi sekuritas individual pada masing-masing portofolio relative tidak berubah, tetapi alokasi antar portofolio yang dirubah. Misalnya pada saat kondisi pasar diperkirakan akan membaik, diputuskan untuk mengalokasikan dana yang lebih besar pada portofolio saham dan sebaliknya. Dengan demikian masalah timing dipertimbangkan dalam pemilihan portofolio.

Monitoring dan Penyesuaian Portofolio
Aktivitas monitoring dan penyesuaian portofolio dapat dilakukan dengan cara:
1. Memonitor kondisi pasar 
2. Perubahan  kondisi investor, meliputi:
  • Perubahan kekayaan
  • Perubahan jangka waktu investasi
  • Perubahan syarat tingkat likuiditas
  • Perubahan ruang lingkup pajak
  • Perubahan hukum dan aturan yang berlaku
  • Perubahan kebutuhan khusus dan kondisi investor.

EVALUASI PORTOFOLIO

Ada dua hal penting yang menjadi syarat dalam menilai performa dari seorang manajer investasi, yaitu:

  1. Kemampuan dalam memperoleh tingkat pengembalian di atas rata-rata untuk suatu tingkat risiko tertentu.
  2. Kemampuna dalam mendiversifikasi portofolio sehingga menghilangkan semua risiko non sistematik.
Dalam mengevaluasi kinerja suatu portofolio dalam hal tingkat risiko dan tingkat pengembaliannya, ada beberapa teknik atau ukuran yang biasa digunakan, yaitu:
a. Treynor’s Measure (T)
b. Sharpe’s Measure (S)
c. Jensen’s Measure (a)
d. Information Ratio (IR) atau Rasio Penilaian (Appraisal Ratio)

a.      Rasio Treynor atau Ukuran Treynor (T)
Diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko portofolio dengan risiko portofolio yang dinyatakan dengan beta (Beta adalah risiko pasar atau risiko sistematis). Relevan bagi investor yang memiliki berbagai portofolio atau menanamkan dana pada berbagai reksadana (mutual fund) dan melakukan diversifikasi pada berbagai portofolio. Rumus Indeks Treynor:
Ket:
Tpi              : Indeks Treynor portofolio i
Rpi             : Rata-rata tingkat pengembalian portofolio i
Rf               : Rata-rata bunga investasi bebas risiko
bpi              : Beta portofolio
Rpi – Rf      : Premi risiko portofolio i

b.      Rasio Sharpe atau Ukuran Sharpe (S)
Diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko portofolio dengan risiko portofolio yang dinyatakan dengan standar deviasi total risiko. Premi risiko portofolio adalah selisih rata-rata tingkat pengembalian portofolio dengan rata-rata tingkat bunga bebas risiko. Relevan bagi investor yang menanamkan dana hanya atau sebagian besar pada portofolio yang dianalisis. Rumus Indeks Sharpe:.
Ket:
Spi       : Indeks Sharpe portofolio i
Rpi       : Rata-rata tingkat pengembalian portofolio I
Rf         : Rata-rata bunga investasi bebas risiko
SDpi    : Standar deviasi dari tingkat pengembalian portofolio I
Rpi-Rf  : Premi risiko portofolio i

c.       Alpha Jensen atau Ukuran Jensen (a)
Metode ini didasarkan pada konsep garis pasar sekuritas (Security Market Line /SML) yang merupakan garis yang menghubungkan portofolio pasar dengan kesempatan investasi yang bebas risiko. Dalam keadaan ekuilibrium semua portofolio diharapkan berada pada SML. Rumus Indeks Jensen:
Jpi = (Rpi-Rf) – (Rm-Rf) bpi
Ket:
Jpi              : Indeks Jensen portofolio i
Rpi            : Rata-rata tertimbang pengembalian portofolio i
Rf              : Rata-rata bunga investasi bebas risiko
Rm            : Rata-rata tingkat pengembalian pasar (IHSG)
bpi             : Beta portofolio (risiko pasar-risiko sistematis)
Rpi – Rf    : Premi risiko portofolio i
Rm – Rf    : Premi risiko pasar

d.      Rasio Appraisal atau Information Ratio (IR)
Rasio appraisal yaitu membagi alfa portofolio dengan risiko sistematik-sistematik portofolio. Rasio appraisal mengukur return abnormal per unit risiko yang secara prinsip dapat dihilangkan dengan memegang portofolio indeks pasar.

Risk Adjusted Return
Karena ada dua ukuran risiko yaitu total risiko dan risiko sistematis, maka kita mengenal dua ukuran utama risk adjusted return. William Sharpe (1966) memperkenalkan rasio Sharpe yaitu excess return per satuan total risiko (s) atau (return portofolio – bunga bebas risiko)/s, untuk mengukur kinerja reksa dana saat itu. Sebelum itu, Jack Treynor (1965) sudah menggunakan rasio Treynor yaitu excess return per satuan risiko sistematis (b) atau (return portofolio – bunga bebas risiko)/b, untuk tujuan yang sama.
Jones dalam bukunya Investment (2007) mengatakan kalau rasio Sharpe sebaiknya digunakan jika portofolio investor seluruhnya (atau sebagian besar) dalam sekuritas. Untuk investor yang portofolionya terdiri dari banyak aset, sehingga sekuritas hanya sebagian kecil saja, rasio Treynor yang lebih tepat.
Berdasarkan risk adjusted return, portofolio reksa dana yang berkinerja terbaik bukanlah portofolio yang memberikan return nominal terbesar. Portofolio reksa dana terbaik adalah yang mampu memberikan premi risiko per unit terbesar atau yang mempunyai rasio Sharpe dan atau rasio Treynor tertinggi.
Jika bunga bebas risiko dalam persamaan Sharpe diganti dengan target return dari investor, kita mendapatkan risk adjusted return dari A.D Roy (1952) yaitu rasio safety first. Rasio safety first adalah (return portofolio – target return) / s. Rasio safety first  yang positif sudah lumayan karena berarti target return  terpenuhi.

Return Nominal vs Return Rill
Return nominal adalah return yang hanya mengukur perubahan nilai uang tetapi tidak mempertimbangkan tingkat daya beli dari nilai uang tersebut.
Return = Capital Gain (Loss) + Yield
Ket:
R   = return
Pt   = nilai investasi sekarang
Pt-1 = nilai investasi periode lalu
Return rill adalah return yang disesuaikan dengan tingkat inflasi.

Ket:
RIA = return disesuaikan dengan tingkat inflasi
R   = return normal
IF  = tingkat inflasi

Return investasi yang positif tetapi lebih kecil daripada besaran inflasi periodik akan mengakibatkan total kekayaan investor bertambah secara nominal tetapi berkurang secara riil. Secara umum, return riil adalah return nominal dikurangi tingkat inflasi. Agar daya beli tidak berkurang, return nominal dari sebuah investasi harus melebihi tingkat inflasi. Menghitung return nominal untuk periode tunggal seperti satu semester atau satu tahun relatif mudah karena kita cukup mengurangi investasi akhir dengan investasi awal dan hasilnya dibagi dengan investasi awal. Penghitungan return nominal menjadi tidak sederhana lagi untuk investasi lebih dari satu periode dan menjadi lebih rumit lagi jika selama periode itu ada penambahan atau pengambilan uang. Untuk multi periode dan jumlah dana disetor yang berubah-ubah, sedikitnya ada tiga konsep return yang perlu diketahui seorang investor yaitu:
1.      return berdasarkan waktu – aritmetik,
2.      return berdasarkan waktu – geometrik, dan
3.      return berdasarkan uang.

1   Return Aritmetik dan Return Geometrik
Return aritmatik digunakan untuk menghitung rata-rata tanpa memperhatikan tingkat pertumbuhan kumulatif dari waktu ke waktu.
RA = [R1 + R2 …… + Rn]/n
Return geometrik digunakan untuk menghitung rata-rata yang memperhatikan tingkat pertumbuhan kumulatif dari waktu ke waktu.
RG = [(1+R1)(1+R2)……..(1+Rn)]/n-1
2  Return Tertimbang Berdasarkan Uang
Dalam mencari return berdasarkan uang secara akurat, besar penerimaan atau pengeluaran uang dalam setiap periode diperhitungkan. Ekuivalen dengan IRR (Internal Rate of Return) yang digunakan pada beberapa perhitungan keuangan. IRR mengukur return aktual yang didapatkan pada nilai-nilai portofolio awal dan pada kontribusi netto yang dibuat selama periode tersebut.
Return yang lebih unggul di antara ke tiga return adalah tergantung tujuannya. Return aritmetik karena kurang akurat untuk mengukur kinerja beberapa periode, sebaiknya digunakan untuk proyeksi ke depan. Demikian juga dengan hitungan kasar return berdasarkan uang yang tidak akurat, sebaiknya digunakan hanya jika kita ingin praktis dan cepat. Untuk tujuan mengukur kinerja portofolio investasi, pilihannya tinggal return geometrik dan return berdasarkan uang secara akurat. Literatur keuangan dan investasi mengatakan kalau kedua ukuran ini dapat digunakan untuk kondisi yang berbeda.
Jika investasi dilakukan oleh seorang investor pribadi yang mempunyai wewenang menentukan kapan menambah atau mengurangi besar investasinya, return yang digunakan mestinya adalah return berdasarkan uang. Berbeda dengan investor individu, untuk investasi yang dilakukan manajer investasi atau manajer keuangan, menurut Jones dalam bukunya Investments (2007), return yang digunakan untuk mengukur kinerjanya harusnya return geometrik. Ini dikarenakan keputusan mengenai jumlah investasi yang ditanamkan adalah bukan dalam kendalinya tetapi di tangan para nasabahnya melalui aksi subscription dan redemption atau tergantung anggaran perusahaan untuk kasus manajer keuangan. 
Kelemahan dari return riil, return aritmetik, return geometrik dan return tertimbang berdasarkan uang adalah semuanya belum memperhitungkan risiko padahal risiko dan return adalah dua sisi dari koin mata uang yang sama. Jika risiko dipertimbangkan, kita akan memperoleh risk-adjusted return.

Ukuran M2
Ukuran M2 merupakan ukuran mengenai kinerja yang disesuaikan dengan risiko dimana return yang disesuaikan untuk volatilitas yang memungkinkan perbandingan return di antara portofolio-portofolio. Keunggulannya adalah hasil-hasilnya dinyatakan dalam bentuk decimal atau persentase, yang segera dapat dipahami.

Beta2
Untuk identifikasi kinerja portofolio yang superior, Jensen menggunakan ukuran alpha yaitu selisih antara return portofolio dengan required return berdasarkan risiko sistematis (b) yang dikandungnya. Treynor-Mazuy dan Henriksson-Merton kemudian memodifikasi model alpha Jensen untuk mencari tahu sumber return superior itu. Apakah superioritas itu berasal dari kemampuan pemilihan saham (a) atau kemampuan antisipasi pasar (b2).
Arif Gunawan
Muhammad Noviar Rahman
Muhammad Syaifudin Efendi

Friday, 6 December 2019

Individu Dalam Organisasi

A. ORGANISASI RASIONAL
    Definisi menurut E. H. Schein :
  • Organisasi adalah koordinasi rasional atas aktivitas-aktivitas sejumlah individu untuk mencapai tujuan atau sasaran eksplisit bersama, melalui pembagian tenaga kerja dan fungsi dan melalui hirarki otoritas dan tanggung jawab
  • Berbagai tingkatan dalam organisasi dan yang mengatur semua individu ke dalam tujuan organisasi dan hirarki formal adalah kontrak
  • Asumsinya bahwa pegawai sebagai agen yang secara bebas dan sadar telah setuju untuk menerima otoritas formal organisasi dan berusaha mearaih tujuan organisasi, dan sebagai gantinya mereka memperoleh dukungan dalam bentuk gaji dan kondisi kerja yang baik
Dalam Teori utilitarian memberikan dukungan tambahan pada pandangan bahwa pegawai memiliki kewajiban untuk berusaha mencapai tujuan perusahaan secara loyal.

Kewajiban pegawai terhadap perusahaan Terbagi menjadi empat yaitu:
1) Kewajiban Ketaatan
  • Karyawan harus taat kepada atasannya di perusahaan, tetapi karyawan tidak harus mematuhi semua perintah yang diberikan oleh atasannya, misalnya etika atasan menyuruh karyawan tersebut untuk melakukan hal yang tidak bermoral, seperti membunuh musuh atasannya, atau  tindakan melakukan korupsi.
  • Cara untuk menghindari terjadinya kesulitan seputar kewajiban ketaaatan adalah membuat deskripsi pekerjaan yang jelas dan cukup lengkap pada saat karyawan mulai bekerja di perusahaan. Namun deskripsi pekerjaan ini harus dibuat cukup luwes sehingga kepentingan perusahaan selalu bisa di beri prioritas
2) Kewajiban Konfidensialitas
  • Kewajiban untuk menyimpan informasi yang bersifat konfidensial atau rahasia yang telah diperoleh dengan menjalankan suatu profesi.
  • Kewajiban ini tidak hanya berlaku selama karyawan bekerja di perusahaan tetapi berlangsung terus setelah ia pindah kerja
  • Contohnya adalah seorang akuntan, ia tidak boleh membocorkan kondisi finansial perusahaan lama ke perusahaan baru
  • Kewajiban konfidensialitas ini terbatas pada informasi perusahaan saja.
  • Alasan etika yang mendasari kewajiban ini adalah bahwa perusahaan menjadi pemilik informasi rahasia itu.
3) Kewajiban Loyalitas
  • Yakni konsekuensi dari status seseorang sebagai karyawan perusahaan ia harus mendukung tujuan-tujuan perusahaan dan turut merealisasikan tujuan tersebut
  • Faktor utama yang dapat membahayakan terwujudnya loyalitas adalah konfilk kepentingan (conflict of interest) 
  • Contohnya, seorang yang bekerja di suatu perusahan memutuskan untuk membeli peralatan kantor dari perusahaan tempat dimana anaknya bekerja, walaupun sebenarnya ada penawaran harga yang lebih baik dari perusahaan lain
4) Kewajiban Melaporkan kesalahan
Ada dua macam pelaporan kesalahan perusahaan atau whistle blowing yakni :
a. Internal
  • Dalam pelaporan internal, pelaporan kesalahan dilakukan di dalam perusahaan sendiri dengan melewati atasan langsung
b. Eksternal
  • Dalam pelaporan eksternal karyawan melaporkan kesalahan perusahaan kepada instansi pemerintah atau kepada masyarakat melalui media komunikasi
  • Dalam Etika “apakah whistle blowing ini boleh dilakukan karena pada prinsipnya bertentangan dengan kewajiban loyalitas karyawan terhadap perusahaannya?”
Namun setelah didiskusikan lebih mendalam, jawabnya adalah boleh karena karyawan tidak hanya mempunyai kewajiban loyalitas kepada perusahaan tetapi ia juga mempunyai kewajiban kepada masyarakat umum apabila perusahaan tersebut melakukan kesalahan

Pelaporan bisa dibenarkan secara moral, bila lima syarat berikut terpenuhi:
  1. Kesalahan perusahaan harus besar.
  2. Pelaporan harus didukung oleh fakta yang jelas dan benar
  3. Pelaporan harus dilakukan semata-mata untuk mencegah terjadinya kerugian bagi pihak ketiga, bukan karena motif lain
  4. Penyelesaian masalah secara internal harus dilakukan dulu, sebelum   kesalahan perusahaan dibawa ke luar
  5. Harus ada kemungkinan nyata bahwa pelaporan kesalahan akan mencatat sukses
Whistle blowing adalah masalah etis yang tidak enak untuk semua pihak yang bersangkutan. Untuk perusahaan ataupun pelaku bisnis, whistle blowing akan membawakan banyak kerugian secara materil maupun moril. Mulai dari turunnya pamor perusahaan terhadap produknya, hingga menurunnya keuntungan yang didapatkan akibat pelaporan ini. Untuk pelapor, whistle blowing adalah langkah yang diambil dengan berat hati karena resiko yang akan didapatkannya cukup besar. Dalam kode etik,  ini memuat ketentuan bahwa keamanan dan keselamatan masyarakat harus di tempatkan di atas segalanya

Situasi dimana pegawai gagal melaksanakan kewajiban untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu sebagai berikut:
a. Konflik Kepentingan
b. Pencurian Pegawai dan Komputer
c. Insider Trading

B. Kewajiban perusahaan terhadap pegawai

Menurut pandangan rasional adalah memberikan kompensasi yang secara sukarela dan sadar telah mereka setujui sebagai imbalan atas jasa mereka 

Tiga masalah yang berkaitan dengan kewajiban ini: 
  • Gaji
  • Kondisi Kerja
  • Tidak melakukan diskriminasi
1. Gaji
  • Tidak ada rumus sederhana untuk menentukan "gaji yang layak".
  • Meskipun tidak ada cara untuk menentukan gaji yang layak dengan pasti, namun ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan gaji dan upah, yaitu: 
  • gaji dalam industri dan wilayah tempat seseorang bekerja, kemampuan perusahaan, sifat pekerjaan, peraturan upah minimum, hubungan dengan gaji lain, & kelayakan negosiasi gaji.
2. Kondisi Kerja: 
    Kesehatan dan Keamanan
  • Keselamatan kerja bisa terwujud bilamana tempat kerja itu aman, bebas dari resiko terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan si pekerja cedera atau bahkan mati.
  • Keselamatan dan kesehatan pekerja tidak pernah boleh dikorbankan kepada kepentingan ekonomis
    Kepuasan Kerja
  • Pekerjaan yang dispesialisasikan secara horizontal dengan membatasi jangkauan tugas dan membatasi repetisi atau pengulangan dalam cakupan tugasnya.
  • Jangkauan tugas yang terlampau jauh melewati batas kemampuan pegawai dapat menyebabkan pegawai frustasi
  • Pekerjaan juga bisa dispesialisasikan secara vertikal dengan membatasi rentang pengawasan dan pengambilan keputusan atas kegiatan-kegiatan dalam suatu pekerjaan.
3.  Tidak melakukan diskriminasi
  • Diskriminasi akan terhapus bila suatu negara semua warganya mempunyai hak yang sama dan diperlakukan dengan cara yang sama pula.

2. ORGANISASI POLITIK
Organisasi sebagai suatu sistem yang terdiri dari sejumlah koalisi kekuatan yang saling bersaing, jalur pengaruh dan komunikasi formal dan informal yang terbentuk dari koalisi-koalisi tersebut.

Tujuan organisasi menjadi tujuan yang dibentuk oleh koalisi yang paling kuat dan paling dominan.
Hak Pegawai
Hak moral pegawai serupa dengan hak sipil warga negara: hak privasi, hak untuk setuju, hak atas kebebasan berbicara, dsb.
Hak Privasi
Tiga elemen yang perlu dipertimbangkan saat mengumpulkan informasi yang mungkin mengancam hak privasi pegawai: relevansi, persetujuan, dan metode.
Kebebasasan Suara Hati
Seorang individu dipaksa bekerja sama dalam suatu aktivitas yang bertentangan dnegna  keyakinannya.
Whistleblowing
Suatu usaha yang dilakukan oleh seorang anggota atau mantan anggota suatu organisasi untuk mengungkapkan kesalahan atau aktivitas merugikan yang dilakukan organisasi yang bersangkutan.
Hak untuk Berpartisipasi dan Manajemen Partisipasif
Pemerintah haruslah dibentuk atas persetujuan yang diperintah karena mereka memiliki hak atas kebebasan dan hak itu mengimplikasikan bahwa mereka berhak berpartisipasi dalam keputusan-keputusan politik yang berpengaruh pada diri mereka.
Hak atas Proses yang Layak dan PHK Sepihak
PHK sepihak, sebuah doktrin yang, kecuali jika tenaga kerja dilindungi oleh kontrak eksplisit (seperti serikat pekerja), perusahaan boleh memecat pegawai secara sepihak dengan alasan baik, tanpa alasan apa pun, ataupun untuk alasan-alasan yang secara moral salah, tanpa perlu diputus bersalah secara hukum.
Hak Pegawai dan Penutupan Pabrik
Langkah yang dapat dilakukan perusahaan untuk menekan pengaruh merugikan dari penutupan pabrik: (1) pemberitahuan sebelumnya (2) pesangon (3) jaminan kesehatan (4) pensiun awal (5) transfer (6) pelatihan kembali (7) pembelian oleh pegawai (8) pembayaran pajak lokal.
Serikat Pekerja dan Hak untuk Berorganisasi
Pegawai berhak dengan bebas menjalin hubungan satu sama lain dan membentuk serta menjalankan serikat pekerja untuk mencapai tujuan-tujuan yang secara moral sah. Hak yang sama untuk menjalin hubungan secara bebas yang membenarkan pembentukan dan keberadaan perusahaan juga mendasari organisasi pekerja yang kita sebut serikat pekerja.
Politik Organisasional
Bagan organisasional perusahaan, disebutkan dalam kontrak kerja dan deskripsi pekerjaan yang menetapkan kewajiban pekerja terhadap perusahaan, diakui oleh hukum, digunkan oleh para atasan, dan sebagian besar diterima sebagai sesuatu yang sah oleh para bawahan.
Taktik Politik dalam Organisasi
Taktik politik yaitu proses dimana individu atau kelompok menggunkan taktik-taktik kekeuasaan yang dibentuk secara non formal utnuk mencapai tujuannya sendiri. 
Etika Taktik Politik
Pengaruh taktik politik terhadap hubungan-hubungan yang ada di dalam organisasi: (1) utilitas tujuan (2) konsistensi tindakan politik dengan hak moral (3) kewajaran dan konsekuensi (4) pengaruh pada perhatian

3. Organisasi Yang Memberi Perhatian
Organisasi bisnis yang mendukung hubungan perhatian akan menunjukkan kinerja ekonomi yang lebih baik dibandingkan dengan organisasi yang membatasi diri hanya pada hubungan kekuasaan dan kontraktual.
Masalah penting dalam dari perspektif organisasi caring adalah memberikan perhatian terlalu banyak atau kurang banyak.

Conclution :
  • Pada era sekarang masalah etika bisnis sangatlah penting untuk diperhatikan karena menyangkut perilaku jujur dan bermoral karena ada kaitanya dengan manusia.
  • Dalam setiap langkah bisnis, apabila pekerja dan pengusaha selalu memperhatikan hak dan kewajiban masing – masing yang tidak menyimpang dari kepentingan bersama dalam arti tidak melanggar etika maka semua akan dapat survive terus.
  • Adapun kewajiban pekerjaan terhadap perusahaan merupakan hak sedangkan kewajiban perusahaan terhadap karyawan antara lain tidak diskriminasi, upah adil, menjamin kesehatan dan keselematan, tidak memberhentikan karyawan dengan semena – mena dan lain – lain. 
  • Kewajiban ini bagi karyawan merupakan hak karyawan dan hak tersebut bila tidak dipenuhi termasuk perbuatan yang kurang etis. 
Business Ethics Manuel G. Velasquez

Lao Tzu

  Kata Bijak Kehidupan Lakukan hal-hal sulit selagi masih mudah & Lakukan hal-hal besar saat masih kecil. Perbuatan Besar berawal dari p...