Saturday, 28 September 2019

Prinsip-Prinsip Etis Dalam Bisnis

A. Parsialitas dan Perhatian
  • Pandangan ini bahwa kita memiliki kewajiban untuk memberikan perhatian khusus pada individu-individu tertentu yang menjalin hubungan baik dengan kita, khususnya hubungan ketergantungan, merupakan konsep utama dalam etika memberi perhatian. Moralitas dalam memberikan perhatian didasarkan pada pemahaman atas hubungan sebagai tanggapan terhadap orang lain. 
  • Menurut pandangan etika perhatian, tugas moral seseorang bukanlah mengikuti prinsip-prinsip moral universal dan imparsial, namun menerima dan menanggapi tindakan dari orang-orang lain di mana dia menjalin hubungan yang baik dan erat dengan mereka. Belas kasihan, pertimbangan, cinta, persahabatan, dan kebaikan, semuanya merupakan perasaan atau sifat baik yang umumnya mewujudkan dimensi moralitas. Dalam hal ini, etika perhatian menekankan pada dua persyaratan moral:
  • Dalam hal ini, etika perhatian menekankan pada dua persyaratan moral:
  1. Kita hidup dalam suatu rangkaian hubungan dan wajib mempertahankan serta mengembangkan hubungan yang konkret dan bernilai dengan orang lain.
  2. Kita memberikan perhatian khusus pada orang-orang yang menjalin hubungan baik dengan kita dengan cara memerhatikan kebutuhan, nilai, keringanan, dan keberadaan mereka dari perspektif pribadi mereka sendiri, dan dengan memberikan tanggapan secara positif pada kebutuhan, nilai, keinginan, dan keberadaan orang-orang yang membutuhkan dan bergantung pada perhatian kita.        
  • Namun penting juga untuk tidak membatasi gagasan tentang hubungan konkret ini hanya pada hubungan antara dua individu atau antara seseorang dengan kelompok individu tertentu. Ada dua hal penting yang perlu diketahui. Pertama, tidak semua hubungan memiliki nilai, dan tidak semuanya menciptakan kewajiban untuk memberi perhatian. Kedua, perlu diketahui bahwa dalam memberikan perhatian kadang berkonflik. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa tidak ada aturan tetap yang mampu menyelesaikan semua konflik.

Hambatan dalam Etika Perhatian
  • Pendekatan etika perhatian memperoleh sejumlah kritik berdasarkan beberapa alasan. Pertama, dikatakan bahwa etika perhatian bisa berubah menjadi favoritisme yang tidak adil atau bersikap parsial (berat sebelah). Kritik kedua mengklaim bahwa persyaratan etika perhatian bisa menyebabkan kebosanan. Dalam mewajibkan orang-orang untuk memberikan perhatian pada anak-anak orang tua, saudara, pasangan, kekasih, teman dan anggota komunitas lain. Etika perhatian tampak mengharuskan semua orang mengorbankan kebutuhan dan keinginan mereka demi kesejahteraan orang lain.
  • Keuntungan etika perhatian adalah mendorong untuk fokus pada nilai moral dari sikap parsial terhadap orang dekat dan arti penting moral dalam memberikan tanggapan pada mereka secara khusus yang tidak kita berikan pada orang lain.

B. Memadukan Utilitas, Hak, Keadilan, dan Perhatian
  • Standar utilitarian wajib digunakan saat kita tidak memiliki sumberdaya yang mampu memenuhi tujuan atau kebutuhan semua orang sehingga mempertimbangkan keuntungan dan biaya sosial dari suatu tindakan dalam mencapai tujuan tertentu. Penilaian moral sebagian juga didasarkan pada standar-standar yang menunjukkan bagaimana individu harus diperlakukan atau dihargai. Selain itu juga didasarkan pada standar-standar keadilan yang menunjukkan bagaiman keuntungan dan beban didistribusikan di antara para anggota kelompok masyarakat.
  • Selanjutnya penilaian moral juga didasarkan pada standar-standar perhatian yang mengacu pada jenis perhatian yang perlu kita berikan pada orang-orang yang memiliki hubungan khusus dengan kita. Standar perhatian berperan penting bila muncul persoalan-persoalan moral yang melibatkan individu dalam suatu jaringan hubungan, khususnya individu-individu yang memilki hubungan erat.
  • Selanjutnya penilaian moral juga didasarkan pada standar-standar perhatian yang mengacu pada jenis perhatian yang perlu kita berikan pada orang-orang yang memiliki hubungan khusus dengan kita. Standar perhatian berperan penting bila muncul persoalan-persoalan moral yang melibatkan individu dalam suatu jaringan hubungan, khususnya individu-individu yang memilki hubungan erat.
C. Prinsip Moral Alternatif : Etika Kebaikan
  • Banyak ahli etika yang mengkritik asumsi bahwa tindakan merupakan pokok permasalahan utama dalam etika. Etika, menurut mereka, tidak boleh hanya melihat jenis tindakan pelakunya (agen) namun juga perlu memperhatikan jenis karakternya. Fokus pada pelaku berbeda dengan fokus pada tindakan (apa yang dia lakukan) akan lebih mampu menunjukan dengan cermat karakter seseorang termasuk diantaranya apakah karakter tersebut lebih mengarah pada keburukan atau kebaikan.
  • Pendekatan etika lain yang lebih baik haruslah mempertimbangkan aspek kebaikan dan keburukan sebagai awalan penting dalam penalaran kita:
Sifat Kebaikan
  • Kebaikan merupakan sebuah kecenderungan yang dinilai sebagai bagian dari karakter manusia yang secara moral baik dan ditunjukan dalam perilaku dan kebiasaannya. Seseorang dikatan memiliki kebaikan moral bila dia berperilaku dengan penalaran, perasaan dan keinginan-keinginan yang menjadi karakteristik dari seseorang yang secara moral baik.
Kebaikan Moral
  • Menurut Aristoteles, sebuah kebaikan moral merupakan kebiasaan manusia yang memungkinkan bertindak sejalan dengan tujuan (nalar dan pemikiran) manusia, kemudian daya nalar dan berfikir adalah yang membedakan manusia dan makhluk lain. Seseorang dikatakan menjalani hidup sesuai dengan pemikirannya bila dia mengetahui dan memilih jalan tengah antara melakukan sesuatu terlalu jauh dan tidak terlalu jauh dalam hal tindakan, emosi dan keinginannya.
  • Tokoh lain yaitu Aquinas seorang ahli filosofi Kristen menyatakan sependapat dengan Aristoteles hanya saja dengan tambahan kebaikan “Theologis”.
  • Seorang ahli filsafat Amerika, Alasdair Macyntire mengatakan bahwa yang termasuk kebaikan adalah semua karakteristik yang dipuji karena memungkinkan seseorang mencapai sesuatu yang baik dan menjadi tujuan hidup manusia.
  • Edmund L. Pincoffs mengkritik pendapat Macyntire karena mengklaim bahwa kebaikan hanya mencakup karakteristik-karakteristik yang disyaratkan oleh serangkaian praktik sosial tertentu. Sebaliknya Pincoffs menyatakan bahwa kebaikan mencakup semua karakteristik dalam bertindak, merasakan, dan berfikir dalam cara-cara tertentu yang digunakan sebagi dasar dalam memilih antara pribadi-pribadi atau keberadaan diri masa depan. Kebaikan terdiri dari “disposisi yang umumnya diinginkan” atau dengan kata lain diinginkan oleh orang-orang dalam menghadapi situasi atau kondisi dimana manusia hidup.
  • Karena situasi yang dihadapi manusia sering memerlukan usaha keras untuk mampu menghadapinya, maka ketabahan dan keberanian dianggap sebagai disposisi yang secara umum diinginkan. Dengan demikian kebaikan moral adalah disposisi yang secara umum diinginkan oleh semua orang dalam situasi-situasi yang biasanya mereka hadapi dalam kehidupan ini. Disposisi tersebut diinginkan karena bermanfaat “bagi semua orang pada umumnya ataupun orang-orang yang memilikinya”.
Kebaikan, Tindakan, dan Institusi
  • Teori kebaikan mengatakan bahwa tujuan kehidupan moral adalah untuk mengembangkan disposisi-disposisi umum yang kita sebut kebaikan moral dan melaksanakan serta menerapkannya dalam berbagai situasi kehidupan manusia. Kunci dari implikasi tindakan teori kebaikan dapat dinyatakan dalam klaim berikut “sebuah tindakan secara moral benar jika dalam pelaksanaannya pelaku menerapkan, menunjukan atau mengembangkan karakter moral yang baik dan secara moral salah jika dalam pelaksanaannya pelaku menerapkan, menunjukan atau mengembangkan karakter moral yang buruk”.
  • Jadi dari perspektif tersebut, baik buruknya tindakan dapat ditentukan dengan mempelajari jenis karakter yang dihasilkan dari tindakan tersebut. Dalam hal ini, etika tindakan bergantung pada hubungannya dengan karakter pelaku. Contohnya dikatakan moralitas aborsi, perzinaan, atau tindakan lain haruslah dievaluasi dengan melihat karakter orang-orang yang melaksanakannya. 
  • Jika keputusan untuk melakukan tindakan tersebut cenderung mengembangkan karakter mereka menjadi lebih bertanggung jawab, lebih perhatian, lebih berpendirian, jujur, terbuka, dan bersedia berkorban, maka tindakan-tindakan itu secara moral adalah benar. Namun jika keputusan untuk melaksanakannya cenderung menjadikan seseorang lebih egois, tidak bertanggung jawab, ceroboh dan mementingkan diri sendiri maka tindakan tersebut secara moral adalah salah.
  • Teori kebaikan tidak hanya memberikan kriteria dalam mengevaluasi tindakan, namun juga memberikan kriteria penting dalam mengevaluasi lembaga dan praktik-praktik sosial kita. Misalnya dikatakan sejumlah lembaga ekonomi membuat orang-orang menjadi serakah dan tindakan pemerintah memberi BLT membuat malas dan sengketa dalam masyarakat. Argumen ini pada dasarnya merupakan evaluasi atas lembaga dan praktik-praktik sosial dengan berdasarkan pada teori kebaikan.
Kebaikan dan Prinsip
  • Bila kita melihat sekilas berbagai macam disposisi yang dianggap sebagai kebaikan, tampak tidak ada satu hubungan yang sederhana antara kebaikan dan moralitas yang didasarkan pada prinsip. Sebagian kebaikan memungkinkan orang-orang melakukan apa yang disyaratkan oleh prinsip moral. Etika kebaikan tidak menyarankan tindakan-tindakan yang berbeda dan yang disarankan etika prinsip (misalnya prinsip utilitarian menyarankan tindakan yang berbeda dari yang disarankan prinsip keadilan).
  • Demikian juga etika prinsip tidak menyarankan disposisi moral yang berbeda dengan etika kebaikan. Sebaliknya teori kebaikan berbeda dengan etika prinsip dalam cara pendekatan evaluasi moral. Teori kebaikan misalnya, menilai tindakan dalam kaitannya dengan disposisi atau karakteristik yang berhubungan dengan tindakan tersebut, sementara etika prinsip menilai disposisi dalam kaitanya dengan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan disposisi tersebut. Bagi etika prinsip, tindakan sebagai aspek utama sedangkan pada etika kebaikan, disposisi adalah aspek utama.
  • Etika kebaikan bukanlah semacam prinsip kelima yang sejajar dengan prinsip-prinsip utilitarian, hak, keadilan, dan perhatian. Sebaliknya etika kebaikan menambah dan melengkapi prinsip utilitarian, hak, keadilan dan perhatian bukan dengan melihat pada tindakan yang harus dilakukan oleh orang-orang, namun pada karakter yang harus mereka miliki. Etika kebaikan menangani jangkauan permasalahan yang sama dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan motivasi dan perasaan yang sebagian besar diabaikan oleh etika-etika prinsip.
  • Etika kebaikan bukanlah semacam prinsip kelima yang sejajar dengan prinsip-prinsip utilitarian, hak, keadilan, dan perhatian. Sebaliknya etika kebaikan menambah dan melengkapi prinsip utilitarian, hak, keadilan dan perhatian bukan dengan melihat pada tindakan yang harus dilakukan oleh orang-orang, namun pada karakter yang harus mereka miliki. Etika kebaikan menangani jangkauan permasalahan yang sama dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan motivasi dan perasaan yang sebagian besar diabaikan oleh etika-etika prinsip.

D. Moralitas dalam Konteks Internasional
  • Antara negara yang satu dengan negara lain dapat dipastikan memiliki aturan, adat dan kebiasaan yang berbeda-beda meskipun tidak beda sepenuhnya. Terlebih lagi, perbedaan itu akan terasa antara negara maju dan negara berkembang. Ada pendapat yang menyatakan, saat melakukan operasi di negara kurang berkembang, perusahaan-perusahaan multinasional dari negara-negara maju, wajib mengikuti aturan-aturan di negara yang lebih maju, yang dalam hal ini otomatis menerapkan standar yang lebih tinggi dan ketat. 
  • Namun klaim ini mengabaikan fakta bahwa menerapkan praktik-praktik yang dilaksanakan di negara maju ke negara yang kurang maju memungkinkan akan lebih merugikan dibandingkan menguntungkan sebuah pelanggaran standar etika utilitarian. Dengan demikian, jelas bahwa kondisi-kondisi lokal, khususnya kondisi perkembangan, setidaknya perlu dipertimbangkan saat memutuskan apakah suatu perusahaan perlu menerapkan standar dari negara yang lebih maju ke negara yang kurang maju, dan salah jika kita harus menerima klaim bahwa kita harus menerapkan standar “yang lebih tinggi” dari negara maju dimanapun berada. 
  • Ada pendapat menyatakan lebih lanjut bahwa perusahaan multinasional haruslah mengikuti praktik-prakti lokal, apapun itu, atau bahwa mereka harus mengikuti aturan pemerintah lokal, karena pemerintahan tersebut adalah representasi dari warga mereka. Namun demikian pendapat ini juga tidak sepenuhnya benar, sehingga dalam penerapannya juga harus ada pertimbangan-pertimbangan lebih lanjut. 
Sumber : Manuel G Velaswuez Edisi V 

System Bisnis

Ideologi adalah sebuah system keyakinan normative yang dimiliki oleh para anggota kelompok social tertentu. Jika ideology tidak dipelajari, maka ideology tersebut akan memiliki pengaruh yang mendalam dan pervasive terhadap keputusan-keputusan yang dibuatnya sebuah pengaruh yang mungkin sebagian besar tidak disadari dan mungkin berasal dari ideologi yang sesungguhnya salah dan secara etis dipertanyakan.

George Lodge dari Harvard Business school, mengidentifikasikan dua ideology penting, yaitu Individualistik dan Komunitarian yang merupakan karakterisik dari berbagai masyarakat yang berbeda: 
  • Dalam masyarakat individualistic, peran pemerintah cukup terbatas. Tujuan dasarnya adalah untuk melindungi property, mengembangkan kontrak, dan menjaga agar pasar tetap terbuka agar persaingan antar perusahaan bias sehat dan sebebas mungin
  • Sedangkan, dalam masyarakat komunitarian, peran pemerintah cukup berbeda, disini pemeritah sifatnya prestisus dan otoritatif, bahkan kadang ototriter. Pemerintah menetapkan visi bagi masyarakat, menentukan dan menjamin hak dan kewajiban  anggota komunitas, serta memainkan peran utama dalam menciptakan, kadang juga memberlakukan consensus untuk mendukung arah yang telah ditetapkannya bagi komunitas.
Sistem Pasar vs Sistem Perintah
Dalam system perintah, satu ototritas ( seseorang atau komisi ) membuat keputusan tentang apa yang akan diproduksi, siapa yang akan memproduksi, dan siapa yang akan mendapatkannya. Kelompok manajemen pada perusahaan yang terintegrasi memutuskan apa yang akan diproduksi oleh berbagai divisi dan produk apa yang akan disuply masing-masing devisi ke devisi lain.

Dua hak alami yang dilindungi system pasar bebas :
  • Dalam system perintah, satu ototritas ( seseorang atau komisi ) membuat keputusan tentang apa yang akan diproduksi, siapa yang akan memproduksi, dan siapa yang akan mendapatkannya. Kelompok manajemen pada perusahaan yang terintegrasi memutuskan apa yang akan diproduksi oleh berbagai divisi dan produk apa yang akan disuply masing-masing devisi ke devisi lain.
  • Hak atas property pribadi, pasar bebas dianggap mampu melindungi hak atas property pribadi sejauhmasing-masing individu bebas memtuskan apa yang akan dilakukan dengan apa yang dimilikinya tanpa intervensi pemerintah.
Menurut Locke, hukum alam mengajarkan kepada setiap manusia bahwa, dia memiliki hak atas kebebasandan bahwa, dengan demikian tidak ada seorangpun boleh dilepaskan dari keadaan alami ini dan tunduk pada kekuasaan politik oran lain tanpa persetujuannya. 

KRITIK ATAS HAK LOCKE
  • Pandangan Locke tentang pasar bebas didasarkan pada asumsi yang belum terbukti bahwa individu memiliki hak atas kebebasan dan properti yang harus diprioritaskan dari hak-hak lain.
  • Sekalipun manusia memiliki hak atas kebebasan dan properti, tidak berarti hak ini harus diprioritaskan dari hak-hak lain. 
  • Pandangan Locke tentang pasar bebas didasarkan pada gagasan  bahwa pasar bebas menciptakan perbedaan hak yang tidak adil. 
  • Argumen Locke mengasumsikan bahwa manusia adalah individu-individu atomistik yang memiliki hak atas kebebasan dan properti yang berasal dari si/at alami mereka dan terpisah dari hubungan mereka dengan komunitas yang lebih besar. 
Utilitas Pasar Bebas: Adam Smith
Adam Smith (1723-1790), sang “bapak ekonomi modern” adalah pencetus argumen utilitarian pasar bebas. Menurut Smith, saat individu dibiarkan bebas mencari kepentingannya sendiri di pasar bebas, mereka akan diarahkan menuju kesejahteraan publik oleh sebuah “tangan tak terlihat”. Smith juga mengatakan bahwa sistem pasar kompetitif mengalokasikan sumber daya secara efisien di antara berbagai industri dalam sebuah masyarakat. Adam Smith mengasumsikan bahwa suatu masyarakat yang memiliki sistem pasar bebas berarti juga memiliki sistem properti pribadi.

Kritik terhadap Adam Smith
  • Argumen Smith, pertama, mengasumsikan bahwa kekuatan-kekuatan impersonal persediaan dan permintaan akan mendorong turunnya harga sampai pada tingkat paling rendah karena penjual sangat banyak dan masing-masing usaha bisnis ukurannya sedemikian kecil sehingga tidak ada satupun penjual yang mampu mengendalikan harga sebuah produk.
  • Tak satu pun penjual dapat mengendalikan harga suatu  produk. Tidak pada saat ini
  • Banyak industri dan pasar yang sepenuhnya atau sebagian merupakan monopoli, dan  perusahaan kecil tidak lagi berkuasa. Kekuatan monopoli raksasa industri mampu menentukan harga yang sangat tinggi dengan biaya produksi yang sangat rendah.
  • Kedua, menurut para kritikus, argumen-argumen Smith mengasumsikan bahwa semua sumber daya yang digunakan untuk memproduksi sesuatu akan dibayar oleh produsen dan bahwa produsen akan berusaha untuk memaksimalkan 
  • Ketiga, kata para kritikus, analisis Smith salah mengasumsikan bahwa manusia hanya tertmotivasi oleh keinginan “alami” untuk mendapatkan keuntungan.
    Menurut para kritikus Manusia menunjukkan perhatian terhadap orang lain. Sistem pasar yang kompetitif mendorong manusia untik
Kritik Keynes
Kritik paling berpengaruh terhadap asumsi-asumsi Adam Smith diajukan oleh John Maynard Keynes (1883-1946) seorang ekonom Inggris. Smith mengasumsikan bahwa tanpa adanya bantuan dari pemerintah interaksi kekuatan pasar akan menjamin pemanfaatan yang efisien atas sumber daya ekonomi termasuk tenaga kerja. Jika sejumlah sumber daya itu digunakan maka biayaakan turun dan pengusaha akan berusaha menambah output komoditas dengan sumber daya yang lebih murah. Dengan kata lain semua sumber daya yang tersedia akan digunakan dan permintaan akan terus bertambah untuk menyerap persediaan komoditas yang dibuat dari sumber daya  tersebut (Say’s Law). 

Keynes menyatakan bahwa permintaan total atas barang dan jasa adalah jumlah permintaan dari tiga sektor ekonomi : rumah tangga, bisnis dan pemerintah. Perbedaan antara total permintaan dan persediaan akan terjadi jika rumah tangga memilih menabung sebagian penghasilan dalam bentuk sekuritas.  Akibatnya saat jumlah permintaan lebih kecil dari persediaan maka akan terjadi kontraksi persediaan, sehingga pelaku bisnis akan mengurangi produksi dan tenaga kerja.
Pemerintah menurut Keynes mampu mempengaruhi kecenderungan untuk menabung atau berhemat, yang akan menurunkan permintaan dan menciptakan penggangguran dengan cara :
>> Mempengaruhi suku bunga dengan mengatur persediaan uang, semakin tinggi persediaan uang semakin rendah suku bunga pinjaman
>> Menaikkan atau menurunkan pajak
>> Meningkatkan permintaan dari rumah tangga dan bisnis
Dengan demikian kebalikan dari pandangan Smith, intervensi pemerintah dalam bidang ekonomi sangat diperlukan untuk memaksimalkan utilitas masyarakat.
Pengeluaran pemerintah dan kebijakn fiskal dapat menciptakan permintaan untuk menekan pengangguran. Pandangan ini merupakan inti sistem ekonomi Keynes.
Akan tetapi pandangan Keynes ini menghadapi masa sulit. Selama tahu n 1970-an di Amerika (perekonomian Barat lainnya) dihadapkan terjadinya inflasi dan kenaikan angka pengangguran yang disebut stagflasi, sehingga analisis Keynes untuk mengatasi pengangguran dengan menaikkan jumlah pengeluaran pemerintah yang menciptakan inflasi tidak mampu mengatasi masalah pengangguran.

Sumber : Manuel G Velaswuez Edisi V 

Wednesday, 4 September 2019

Visi & Misi Perusahaan

Pengertian Visi Menurut Para Ahli :
  • Suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah. UU No.25 Tahun 2004 Pasal 1 angka 12
  • Pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan. Nawawi (2000:122)
  • Bayangan tentang masa depan organisasi, baik itu perusahaan atau lembaga (H. Dawan Rahardjo, Wawasan dan Visi (Pembangunan Abad-21).
  • Merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Wibisono (2006, p. 43).
  • Sebuah pandangan masa depan organisasi yang realistis, bisa dipercaya, atraktif, suatu kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan yang sekarang ada. (Burt Nanus, Kepemimpinan Visioner).
  • Kemampuan memandang; kemampuan memahami apa yang akan diwujudkan di masa yang akan datang; ide yang ada dalam angan-angan tentang sesuatu (Dictionary Of Language and Culture, Longman).
  • Berkaitan dengan pandangan masa depan, menyangkut kemana instansi pemerintah harus dibawa dan diarahkan agar dapat bekerja secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif, serta produktif. (LAN, Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).
  • Visi itu tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut. Beberapa persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan visi:
  • Kemampuan untuk melihat pada inti persoalan, pandangan, wawasan apa yang tampak dalam khayal, penglihatan atau pengamatan. Atau kemampuan melihat gambaran / wawasan masa depan yang diinginkan berdasar penglihatan/pengamatan/perbandingan kondisi yang ada/ keadaan sekarang. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988).

Unsur- Unsur yang seyogyanya harus terpenuhi dalam sebuah visi setidaknya terdapat 4 unsur yaitu :
1. Dalam membuat visi harus berorientasi ke depan, 
2. Harus mengekspresikan kreatifitas, 
3. Tidak dibuat berdasarkan kondisi saat ini, 
4. Berdasarkan pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat.

Manfaat Visi
  • Menjembatani keadaan perusahaan masa sekarang dan masa depan.
  • Menumbuhkan rasa kebermaknaan. Salah satu tempat karyawan mencari makna kehidupan adalah lingkungan pekerjaannya.
  • Menumbuhkan standar kerja yang prima. Jika seorang karyawan memahami dia bekerja untuk suatu tujuan yang sangat mulia, dia akan bekerja penuh semangat dan meletakkan standar prima untuk setiap pekerjaannya.
  • Menumbuhkan komitmen dan semangat kerja karyawan. Karyawan tidak akan bekerja dengan penuh antusias jika dia tidak tahu untuk apa dia bekerja. Namun, jika dia tahu apa kontribusi perusahaan pada masyarakat dia akan termotivasi bahwa dia bekerja bukan hanya untuk perusahaan, tetapi juga untuk masyarakat.
  • Menumbuhkan standar kerja yang prima. Apabila seorang karyawan memahami bahwa dia bekerja untuk suatu tujuan yang sangat mulia, ia akan bekerja penuh semangat dan meletakkan standar prima untuk setiap pekerjaannya.

Pengertian Misi
  • Tindakan strategis untuk meraih visi organisasi (Edwin A. Locke & Associates, Esence Kepemimpinan).
  • Apa sebabnya kita ada (why we exist / what we believe we can do). Prasetyo dan Benedicta (2004:8).
  • Pada dasarnya misi merupakan alasan mendasar eksistensi suatu organisasi. Drucker (2000:87).
  • Merupakan langkah/kegiatan yang harus dilaksanakan guna merealisasikan tercapainya visi. (DR. Sapta Nirwandar, Makalah Seminar).
  • Tugas yang dirasakan orang sebagai suatu kewajiban untuk melakukannya demi agama, ideologi, patriotisme, dsb. (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
  • Tugas khusus yang menjadi tanggung jawab seseorang atau sekelompok orang – specifc task a person or group is charged – (Webster Third New International Dictionary).
  • Merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi, yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa. Wibisono (2006,p.46)
  • Sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. (Lembaga Administrasi Negara, Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).
  • Merupakan alasan mendasari eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi perumusan misi merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggannya. Peter Drucker

Unsur-unsur yang sebaiknya terpenuhi dalam sebuah Misi diantaranya :
  • Memprioritaskan dan fokus terhadap beberapa kata yang dianggap paling penting.
  • Mengolah kata-kata sehingga menjadi sebuah kalimat yang paling tepat dan mampu menunjukkan kondisi perusahaan tersebut.
  • Melakukan kombinasi kata-kata yang sudah dipilih dalam bentuk kalimat atau paragraf yang bisa menjadi gambaran misi suatu perusahaan.
  • Melakukan proses penggalian ide dengan mengumpulkan beberapa kata yang dianggap paling mampu menunjukkan kondisi perusahaan.
Manfaat Misi
  • Memastikan tujuan dasar organisasi atau perusahaan.
  • Menciptakan kondisi atau iklim organisasi yang umum.
  • Menjadi landasan perencanan bisnis yang akan dikembangkan.
  • Membantu seseorang untuk bekerja sama dalam suatu kegiatan.
  • Menjadi titik utama bagi individu dalam mengidentifikasi tujuan dan arah organisasi
  • Menantang pesaing yang sudah ada dalam tingkat kemapanan untuk melakukan inovasi.
  • Membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang sesuai keputusan yang sesuai tujuan.
  • Memberikan tujuan dasar organisasi dan kemungkinan untuk menterjemahkan tujuan dasar, ini menjadi tujuan dalam bentuk sedemikian rupa hingga parameter waktu, biaya, dan kinerja dapat dievaluasi dan dikontrol.
Kegunaan visi dan misi :
  • Sebagai dasar pemanfaatan dan alokasi sumber daya serta pengendaliannya.
  • Sebagai penyatu tujuan, arah, dan sasaran dalam organisasi, lembaga ataupun perusahaan.
  • Sebagai pembentukan dan pembangunan budaya dalam perusahaan (Corporate culture).
Sumber : John A Pearche II- Richard B. Robinson, Jr Edisi 12 Bku.I

Lao Tzu

  Kata Bijak Kehidupan Lakukan hal-hal sulit selagi masih mudah & Lakukan hal-hal besar saat masih kecil. Perbuatan Besar berawal dari p...