Thursday, 23 May 2019

Aplikasi Risiko Perbankan

Risiko Perbankan Yang Inheren Ada 8  Pada Umumnya :

Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko kerugian yang dikaitkan dengan kemungkinan kegagalan klien membayar kewajibannya atau risiko dimana debitur tidak dapat melunasi hutangnya.
Risiko kredit terjadi karena ketidakpastian atau kegagalan pasangan usaha (counterparty)memenuhi kewajibannya.
Risiko ini berasal dari berbagai kegiatan fungsional bank seperti perkreditan, tresuri, investasi dan pembiayaan perdagangan yang tercatat dalam administrasi bank

Sumber risiko kredit antara lain : 
(1) Lending risk yaitu risiko akibat debitur atau nasabah yang tidak mampu melunasi fasilitas yang telah disediakan oleh bank,
(2) Counterparty risk yaitu risiko yang timbul karena pasangan usaha (counterparty) tidak dapat melunasi kewajibannya pada bank, baik sebelum maupun tanggal kesepakatan;
(3) Issuer risk yang timbul karena penerbit suatu surat berharga tidak dapat melunasi sejumlah nilai surat berharga yang dimiliki bank.

Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko kerugian pada naik turunnya posisi Neraca yang muncul akibat pergerakan pasar modal.
Risiko ini merupakan risiko gabungan yang terbentuk akibat perubahan suku bunga, perubahan nilai tukar serta hal-hal lain yang menentukan harga pasar saham, maupun ekuitas dan komoditas.

Risiko kerugian karena perubahan harga pasar dapat terjadi ketiga bentuk yaitu :
Risiko harga (price risk) : risiko kerugian dari pergerakan atau volalitas suku bunga, nilai tukar, harga ekuitas, dan harga komoditas.
Risiko likuiditas (likuidity risk) risiko jumlah tertentu tidak dapat terbayar karena kekurangan dana.
Discountinuity (gap) risk yaitu risiko kerugian yang timbul dari kesenjangan harga pasar (market price gapping) dan bukan karena pergerakan harga secara kontinyu 

Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas Risiko likuiditas dapat dibedakan menjadi dua yaitu
Risiko likuiditas asset (asset liquidity risk) sering disebut juga dengan market/product liquidity risk yang timbul ketika suatu transaksi tidak dapat dilaksanakan pada harga pasar yang terjadi oleh karenanya besarnya nilai transaksi relatif kecil terhadap besarnya pasar.
Risiko likuiditas pendanaan (funding liquidity risk) yang sering juga disebut cash-flow risk yaitu ketidak mampuan memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo yang pada gilirannya akan mengakibatkan likuidasi

Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko kerugian sebagai akibat dari tindakan manusia, proses, infrastruktur atau teknologi yang mempunyai dampak operasional bank.
Termasuk dalam risiko ini adalah kegiatan yang menjurus terjadinya kecurangan (fraudulent), kegagalan manajement, tidak memadainya sistem pengendalian dan prosedur operasional. Kesalahan teknis dapat menyebabkan kerusakan system informasi, kerusakan proses transaksi, tidak berfungsinya settlement atau tidak berjalannya back-office operation.

Risiko Hukum
Risiko hukum sering timbul karena terjadinya pelanggaran atau ketidaktaatan terhadap undang-undang, peraturan, regulasi atau praktek yang sudah disepakati, atau ketika hak dan kewajiban hukum pihak-pihak yang bertransaksi tidak ditetapkan secara baik.
Misal pada retail electronic banking di beberapa negara tidak jelas. Risiko hukum dapat timbul dari ketidak pastian tentang validitas perjanjian yang dibuat melalui media elektronik.

Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko kerusakan potensial sebagai akibat opini negatif publik terhadap kegiatan bank sehingga bank mengalami penurunan jumlah nasabah atau menimbulkan biaya besar karena gugatan pengadilan atau penurunan pendapatan bank. Rumor pasar atau persepsi publik merupakan penyebab signifikan didalam menentukan tingkat risiko reputasi.
Risiko reputasi dapat juga timbul dalam khasus dimana nasabah mengalami masalah dengan jasa bank tetapi belum diberi informasi yang memadai tentang penggunaan produk dan prosedur penyelesaian masalah.

Risiko Strategik
Risiko strategik adalah risiko yang disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang respontifnya Bank terhadap perubahan ekstenal.
Akibat dari keputusan yang tidak tepat ini Bank harus mengeluarkan biaya yang besar dan gagal mencapai target bisnisnya.
Bank harus menetapkan rencana strategic (corporate plan) dan rencana bisnis (business plan) yang berjangka waktu sekurang-kurangnya 3(tiga) tahun secara tertulis dan melaksanakan kebijakan tersebut.
Rencana bisnis ini ditetapkan oleh direksi dan mendapat persetujuan komisaris serta dikomunikasikan kepada pejabat dan atau pegawai bank pada setiap jenjang.

Risiko Kepatuhan
Asumsi alternatif jika terdapat penyimpangan dari target yang akan dicapai akibat perubahan eksternal dan internal yang signifikan prosedur untuk mengukur kemajuan yang dicapai dari realisasi anggaran dan kinerja sesuai jadwal yang ditetapkan.

Aplikasi Manajemen Risiko

Memahami Bisnis Perusahaan
Memahami bisnis perusahaan merupakan salah satu kunci keberhasilan manajemen risiko perusahaan. Tanggung jawab tersebut tidak hanya ada di pundak direksi atau manajer, tetapi juga semua anggota organisasi. Semuanya harus menyadari bahwa pekerjaannya akan berpengaruh terhadap risiko organisasi, dan pekerjaannya berkaitan dengan fungsi lainnya dalam suatu organisasi. Dengan memahami bisnis perusahaan diharapkan seluruh potensi yang dapat menyebabkan kerguan (risiko) dapat teridentifikasi dengan baik.

Formal Dan Terintegrasi
Untuk pengelolaan risiko yang efektif, perusahaan harus membuat manajemen risiko yang formal, yang merupakan upaya khusus, yang didukung oleh organisasi (manajemen puncak). Pada kondisi seperti ini keterlibatan seluruh karyawan menjadi suatu kewajiban dan juga mengigat dalam lingkup unit usahan atau perusahaan manajemen risiko memerlukan sistem dan prosedure yang baku yang didukung infrastruktur dan SDM. 
Manajemen risiko formal tersebut mencakup :
• Infrastruktur keras: ruang kerja, struktur organisasi, komputer, model statistic, dsb
• Infrastruktur lunak: budaya kehati-hatian, organisasi yang responsif terhadap risiko, dsb
• Proses Manajemen Risiko: identifikasi, pengukuran, dan pengelolaan risiko.

Tahapan manajemen risiko yang terintegrasi secara formal sbb :
  • Mengidentifikasi semua risiko, meranking risiko tersebut (prioritisasi risiko).
  • Beberapa perusahaan menggunakan sesi brainstorming gabungan antara manajer perusahaan dengan konsultan untuk mengidentifikasi semua risiko. Langkah berikutnya adalah meranking risiko tersebut sehingga bisa dilihat urutan prioritasnya. Manajer dalam hal ini bisa diminta untuk memberi ranking risiko-risiko yang diidentifikasi dengan menggunakan dimensi tertentu (misal severity).
  • Menghitung probabilatas dan dampak risiko tersebut secara kuantitatif. Pendekatan kuantitatif tersebut memungkinkan perusahaan menghitung dampak tersebut lebih akurat, meskipun tidak semua risiko bisa dikuantitatifkan.
  • Menggunakan ukuran risiko yang terintegrasi dan mudah dipahami oleh organisasi secara keseluruhan. Salah satu ukuran risiko semacam itu yang cukup popular adalah VAR (Value At Risk). VAR banyak dibicarakan dalam buku ini.
  • Melihat ketidakkonsistenan antar bagian, melihat efek diversifikasi risiko-risiko yang ada di perusahaan, sekaligus melihat kesempatan untuk penghematan dalam pendanaan risiko.
Mengembangkan Infrastruktur Risiko
Dalam pelaksanaannya manajemen risiko yang efektif perlu didukung sistem prosedure baku yang tercermin dalam struktur organisasi beserta tugas dan fungsinya. Disamping itu ketersediaan prasarana dan sarana menjadi suatu kebutuhan wajib yang harus dipenuhi termasuk didalamnya pengembangan SDM terkait dengan fungsi dari manajemen risiko tersebut

Menetapkan Mekanisme Kontrol
  • Dengan tersedianya suatu sistem dan prosedur baku, manajemen risiko mampu menjalankan fungsi pengendalian yang baik, dimana mekanisme saling mengontrol bisa terjadi. Dengan mekanisme tersebut, tidak ada orang yang mempunyai kekuasaan yang berlebihan untuk mengambil risiko atas nama perusahaan.
  • Logika semacam itu barangkali bisa disamakan dengan logika diversifikasi. Dalam diversifikasi, aset didiversifikasikan sehingga ada mekanisme saling mengkompensasi. Jika ada satu aset mengalami kerugian, ada aset lain yang mengalami keuntungan, sehingga kerugian pada satu aset akan dikompensasi oleh keuntungan dari aset lainnya. Konsentrasi yang berlebihan pada satu aset tidak diinginkan karena menghalangi efek diversifikasi tersebut.
Menetapkan Batas (Limits)
Dalam menjalankan mekanisme kontrol, perlu juga diterapkan mekanisme dimana dimungkinkan suatu bentuk pengendalian yang dapat berupa penentuan batas (limits).Dengan adanya limit (batasan) ini, manajer dapat menentukan batas kendali yang dimiliki sehingga mereka tahu kapan bisa/harus jalan dan kapan harus berhenti. Keputusan bisnis bisa diumpamakan sebagai gas, sedangkan manajemen risiko bisa diumpamakan sebagai rem. Jika manajemen risiko tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka perusahaan bisa diumpamakan seperti mobil yang melaju kencang tanpa ada rem.
Fokus Pada Aliran Kas

Fokus Pada Aliran Kas

  • Manajemen risiko yang baik harus bisa melakukan pengawasan yang memadai terhadap kas perusahaan. Pengawasan tersebut bisa merupakan pengawasan yang sederhana, misal adanya otorisasi untuk setiap cek yang dikeluarkan, atau untuk transfer uang.
  • Mekanisme pengawasan yang lain adalah pengecekan konsistensi antara transaksi kas dengan posisi kas.


Sistem Insentif Yang Tepat
Aliran kas yang seharusnya menjadi perhatian perusahaan. Banyak kejahatan atau pelanggaran yang pada dasarnya ingin mengambil kas dari perusahaan. Karena itu manajemen risiko yang baik harus bisa melakukan pengawasan yang memadai terhadap kas perusahaan. Pengawasan tersebut bisa merupakan pengawasan yang sederhana, misal adanya otorisasi untuk setiap cek yang dikeluarkan, atau untuk transfer uang. Mekanisme pengawasan yang lain adalah pengecekan konsistensi antara transaksi kas dengan posisi kas.

Mengembangkan Budaya Sadar Risiko
Seringkali risiko yang timbul terkait denga penyalahgunaan wewenang yang dimiliki. Untuk itu dalam rangka pengendalian karyawan disamping dituntut untuk dapat diciptakna suatu mekanisme control dan pengendalian yang baik, juga diperlukan suatu bentuk system pengahargaan. Dengan sistem ini kesejahteraan secara umum relah terpenuhi dan selanjutnya dapat mendorong tumbuhnya budaya profesional yang dapat menurunkan tumbuhnya keiingian dalam penyalanggunana wewenang.

Sebagai contoh: Sistem insentif juga bisa digunakan untuk merubah perilaku seseorang agar menjadi lebih sadar akan risiko. Sebagai contoh, Chase menggunakan Shareholders Valua Added (SVA) sebagai cara untuk mendorong perilaku sadar risiko. Manajer Chase akan dinilai berdasarkan SVA yang mereka ciptakan. SVA dihitung sebagai berikut ini:

SVA = Pendapatan operasional – Beban untuk modal

Mengembangkan Budaya Sadar Risiko

  1. Sisi keras manajemen risiko (perhitungan kuantitatif, struktur organisasi, dan semacamnya) perlu diimbangi dengan sisi lunak (soft side) manajemen risiko, seperti budaya sadar risiko. 
  2. Mendorong sisi lunak tersebut bisa dilakukan melalui antara lain:


  • Menetapkan suasana keseluruhan (setting the tone) yang kondusif untuk perilaku yang berhati-hati, mulai dari atas dengan menunjukkan komitmen dari manajemen puncak.
  • Menetapkan prinsip-prinsip manajemen risiko yang bisa mengarahkan budaya, perilaku, dan nilai risiko dari organisasi
  • Mendorong komunikasi yang terbuka untuk mendiskusikan isu risiko, dampak risiko tersebut, belajar bersama dari kejadian-kejadian di perusahaan atau di perusahaan lain.
  • Memberikan program pelatihan dan pengembangan yang berkaitan dengan manajemen risiko
  • Mendorong perilaku yang mendukung manajemen risiko melalui evaluasi dan sistem insentif yang sesuai


Wednesday, 22 May 2019

Manajemen Risiko Operasional Dan Risiko Perubahan Kurs

Definisi Kualitas
  • Kualitas mengukur seberapa baik produk atau pelayanan bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Kualitas akan menentukan daya saing organisasi , karena itu organisasi perlu menjaga dan memonitor kualitas.
  • Jaminan mutu adalah sistem menyeluruh dari kebijakan, prosedur, pedoman, yang diterapkan oleh organisasi untuk menjaga dan mencapai kualitas. Jaminan kualitas terdiri dua fungsi pokok :
  • Rekayasa kualitas : membuat proses dan desain produk yang berkualitas.
  • Pengendalian kualitas : inspeksi untuk melihat apakah standar kualitas sudah terpenuhi.
Quality Assurance
Adalah sistem menyeluruh dari kebijakan, prosedur, pedoman, yang ditetapkan oleh organisasi untuk menjaga dan mencapai jaminan kualitas.
Fungsi pokok :
  • Rekayasa kualitas
  • Pengendalian kualitas
Operational Risk
Basel II accord “operational risk” didefinisikan sebagai akibat dari in adequate atau failed internal processes, people, dan systems atau sebagai akibat dari external events. Operational risk dapat terjadi pada semua kegiatan bisnis karena senantiasa terkait dengan proses serta kegiatan operasional bisnis tersebut.

Manajemen perbankan dapat diidentifikasikan sejumlah jenis operational failure yang dapat menjadi akar dari operational risk, Sbb :
a. People risk, berupa :incompetency, fraud  dan lain-lain.
b. Process risk, yang meliputi tiga kelompok, yaitu :
  1. Model risk (berupa model/ methodology error, mark-to-model error, dan lain-lain);
  2. Transaction risk (berupa execution error, product complexity, booking error, settlement error, documentation/contract risk dan sebagainya) dan 
  3. Operational control risk (berupa :exceeding limits, security risk, volume risk, dan sebagainya).
c. System dan technology risk, berupa system failure, programming error, information risk, telecommunications failure, dan sebagainya.

Six-Sigma
  • Metodologi untuk mengelola variasi dalam suatu proses yang menyebabkan produk rusak, yaitu produk yang mempunyai penyimpangan lebih besar dari standar penyimpangan tertentu, dan secara sistematis bekerja untuk mengelola variasi tersebut, untuk menghilangkan produk rusak.
  • Dipelopori oleh Bill Smith dari Motorola, tahun 1986. 
  • Awalnya six-sigma didefinisikan sebagai indikator (metric) untuk mengukur produk rusak (defects) dan memperbaiki kualitas; mengurangi tingkat produk rusak sampai di bawah 3,4 produk rusak per 1 juta output.
Metodologi Six-Sigma
DMAIC (define, measure, analyze, improve, control), digunakan untuk memperbaiki proses bisnis saat ini yang berada di bawah standar, untuk mencari perbaikan gradual.
DMADV (define, measure, analyze, design, verify), digunakan untuk menciptakan proses atau output yang baru, yang mempunyai kualitas dengan standar six- sigma. Juga dapat digunakan jika proses saat ini membutuhkan lebih dari perbaikan gradual.

DMAIC terdiri dari lima tahap , yaitu :
  1. Mendefinisikan secara formal tujuan dari perbaikan proses yang konsisten dengan permintaan konsumen dan strategi organisasi.
  2. Melakukan pengukuran awal untuk perbandingan di masa mendatang.
  3. Melakukan analisis untuk memverifikasi kaitan dan hubungan sebab akibat.
  4. Memperbaiki dan mengoptimalkan proses berdasarkan analisis dengan menggunakan teknik seperti desai eksperimen.
  5. Menyiapkan dan mengendalikan percontohan untuk menetapkan kemampuan proses, transisi ke produksi , dan secara terus menerus megukur proses dan menetapkan mekanisme pengendalian, untuk memastikan bahwa variasi diperbaiki sebelum memunculkan produk rusak.

DMADV terdiri dari lima tahap, yaitu :
  1. Mendefinisikan secara formal tujuan dari aktivitas yang konsisten dengan permintaan konsumen dan startegi perusahaan.
  2. Mengukur, mengidentifikasi kualitas perusahaan, kemampuan produk , kemampuan proses produksi , assessment risiko , dan sebagainya.
  3. Analisis, mengembangkan alternatif desain, menciptakan desain dengan tingkat yang tinggi, dan mengevaluasi kemampuan desain, supaya bisa dipilih desain yang terbaik.
  4. Desain, dan mengembangkan desain yang detail, mengoptimalkan desain, dan merencanakan verifikasi desain.
  5. Verifikasi desain, menyiapkan percontohan, menjalankan proses produksi, dan menyerahkan proses tersebut ke pemilik proses.

Peran Kunci : Pemimpin puncak, menetapkan visi pelaksanaan six-sigma.
  • Champions, bertanggung-jawab terhadap pelaksanaan six-sigma.
  • Master Black Belts, pakar dalam organisasi dalam hal six-sigma
  • Black Belts, melaksanakan metdologi six-sigma untuk proyek spesifik.
  • Green Belts, pelaksana sisx-sigma bersamaan dengan pekerjaannya.
Perbaikan Proses Bisnis
Perbaikan proses bisnis berkaitan erat dengan six sigma, karena salah satu aktivitas six sigma bisa jadi melakukan perbaikan proses bisnis. Perbaikan proses bisnis adalah pendekatan yang sistematis untuk membantu organisasi melakukan perubahan signifikan terhadap cara organisasi menjalankan bisnisnya. Tujuan dari perbaikan proses bisnis lebih pada perubahan radikal, bukannya perubahan secara gradual.

Cara kerja perbaikan proses bisnis :
1. Mendefinisikan tujuan strategis organisasi, misi dan maksud keberadaan organisasi
2. Menentukan konsumen , stakehoulders organisasi.
3. Menentukan struktur dan proses yang ada saat ini. Menyatukan proses bisnis agar bisa memenuhi persyaratan yang diminta oleh konsumen.
4. Menentukan output apa dari proses tersebut yang akan menghasilkan nilai tambah bagi organisasi.
5. Setelah output tersebut ditentukan, organisasi perlu memfokuskan pada pencapaian output tersebut, perlu melakukan perubahan agar bisa memenuhi visi dan misinya.

Risiko Perubahan Kurs (Nilai Tukar)

  • Resiko nilai tukar adalah resiko yang diakibatkan karena adanya perubahan nilai tukar mata uang asing. Pada umumnya, transaksi-transaksi bisnis yang berhubungan dengan mata uang asing (valuta asing) biasanya akan menghadapi masalah perubahan nilai kurs mata uang tersebut.
  • Kurs adalah nilai suatu mata uang relatif terhadap mata uang lainnya. Mata uang suatu negara merupakan cerminan kondisi ekonomi suatu negara. Apabila perekonomian suatu negara membaik, maka mata uang negara tersebut akan menguat terhadap mata uang negara lain. Jika suatu negara menetapkan kurs mata uangnya terhadap mata uang lain, maka perubahan kurs tidak lagi terjadi melalui mekanisme pasar.

MANAJEMEN PERUBAHAN KURS


Eksposur Transaksi :
1. Derivatif
Misalkan importir Indonesia melakukan transaksi pembelian dari eksportir Amerika Serikat. Importir tersebut harus membayar 1juta dollar tiga bula mendatang.
2. Money-market Hedge
Misalkan instrumen derivatif tidak ada, hedging dengan money market instrument bisa dilakukan.
3. Risk Shifting
Misalkan perusahaan komputer menjual produknya ke Indonesia. Karena komponen diimpor dari luar negeri, maka harga komputer akan sangat tergantung dari kurs yang berlaku.
4. Netting Exposure
Netting Exposure dilakukan dengan menggabungkan ekspousr yang berlawanan sehinggan eksposur bersihnya adalah nol.

Eksposur Akuntansi
Terjadi karena laporan keuangan dengan mata uang tertentu kemudian dikonversikan kelaporan keuangan dengan mata uang lain, rentan terhadap perubahan kurs. Dengan adanya perubahan kurs, maka proses konversi tersebut bisa menghasilkan keuntungan ataupun kerugian.

Eksposur Operasi :
Eksposur operasi terjadi karena perubahan kurs akan mengakibatkan terganggunya operasi perusahaan. Manajemen eksposur operasi bisa dilakukan sebagai berikut :   
  • Jangka pendek : memanfaatkan situasi perubahan kurs untuk kepentingan perusahaan.
  • Jangka panjang : mengurangi sensitivitas operasi perusahaan terhadap perubahan kurs.

Instrumen Derivatif

PENGERTIAN :
  • Kontrak perjanjian antara 2 pihak yang menjual atau membeli sejumlah barang (baik aktiva finansial maupun komoditas) pada tanggal tertentu di masa datang dengan harga yang disepakati saat ini.
  • Instrumen derivatif adalah instrumen yang nilainya diturunkan dari nilai aset yang menjadi dasarnya (underlying assets). Aset yang menjadi dasar tersebut misalnya sekuritas (saham, obligasi), komoditas (emas, olefin), dan lainnya.
Fungsi derivatif dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1) Hedging
Bentuk pengelolaan risiko untuk mengurangi kemungkinan-kemungkinan kerugian karena perubahan kurs, suku bunga, harga saham, dan harga komoditas.
2) Spekulasi
Kontemplasi masa depan, memformulasikan harapan dan mengambil posisi untuk memperoleh keuntungan atas kondisi yang diperkirakan.

BEBERAPA CONTOH INSTRUMEN DERIVATIF
A. FORWARD
Kontrak di mana kedua belah pihak yaitu pembeli dan penjual bernegosiasi dan menandatangani kontrak tertulis yang berisi kesanggupan kedua belah pihak untuk memperjualbelikan suatu komoditi atau aset tertentu (dalam jumlah dan kualitas tertentu), pada tingkat harga tertentu di kemudian hari.

Jenis-jenis Kontrak Forward adalah sebagai berikut ini. Mekanisme ini ditujukan untuk mengurangi risiko ketidakpastian harga komoditi atau aset tertentu di masa datang. Instrumen forward merupakan instrumen keuangan derivatif yang paling tua.
a) Currency Forward Contract
Dalam currency forward contract, maka suatu pihak wajib untuk membeli atau menjual mata uang tertentu dengan nilai tukar tertentu, dalam jumlah tertentu, di tanggal yang sudah ditentukan di masa depan. 
b) Equity Forward Contract
Kontrak dimana suatu pihak wajib membeli atau menjual instrumen ekuitas ataupun indeks saham pada waktu tertentu di masa depan.
c) Commodity Forward Contract
Kontrak dengan underlying asset berupa komoditas seperti minyak, emas, jagung, dan lainnya. Kontrak ini memungkinkan suatu pihak untuk membeli atau menjual komoditas dengan harga tertentu di masa depan. Jadi, kontrak ini mengantisipasi terjadinya perubahan harga di masa depan. Untuk produsen, kontrak ini bermanfaat dalam mengurangi risiko jika harga komoditas menguat di masa depan.
d) Bond Forward Contract
Bond forward contract hampir serupa dengan equity forward contract, hanya saja obligasi punya jatuh tempo, sehingga kontrak forward pasti kadaluarsanya sebelum tanggal jatuh tempo. Obligasi yang umum dijadikan bond forward adalah T-bills yang dikeluarkan Depkeu AS. Pada kontrak ini, satu pihak sepakat untuk membeli T-bills pada harga yang telah dipatok saat ini, pada masa depan, sebelum tanggal jatuh tempo T-bills tersebut.
e) Interest Rate Forward Contract
Interest Rate Forward contract disebut juga dengan Forward Rate Agreement (FRA) dimana underlying assets berupa pembayaran bunga dalam mata uang tertentu. Jadi, dalam FRA ini merupakan kesepakatan untuk meminjamkan atau meminjam dana tertentu secara fixed rate.

B. FUTURES
Munculnya kontrak futures bisa dijelaskan dengan teori evolusi pasar. Bentuk perdagangan pertama kali adalah barter. Kemudian seiring dengan kemajuan teknologi produksi dan transportasi memunculkan pusat-pusat perdagangan sebagai tempat bertemunya pembeli dan penjual. Seringkali kendala komunikasi dan transportasi yang belum memadai di antara pembeli dan penjual menyebabkan munculnya hambatan-hambatan dalam perdagangan yang mengakibatkan barang yang diproduksi disimpan terlalu lama sehingga menjadi rusak ataupun harganya menjadi sangat rendah.

Pengertian Futures
  • Pembeli futures setuju untuk membeli sesuatu (suatu komoditi atau aset tertentu) dari penjual futures, dalam jumlah tertentu, dengan harga tertentu, dan pada batas waktu yang ditentukan dalam kontrak.
  • Penjual futures setuju untuk menjual suatu komoditi atau aset tertentu kepada pembeli futures, dalam jumlah tertentu, dengan harga tertentu, dan pada batas waktu yang ditentukan dalam kontrak.
Manfaat Forward:
  • Futures diluncurkan untuk mengurangi kelemahan kontrak forward
Kelemahan Forward:
  • Kurang Likuid, karena tidak terstandardisir
  • Default risk tinggi karena ada akumulasi risiko dan sifat kontrak yang Over The Counter
Beberapa istilah penting yang perlu diperhatikan dalam kontrak futures :
  • Sesuatu (komoditi atau aset) yang disetujui kedua pihak untuk dipertukarkan disebut dengan underlying asset.
  • Tanggal yang ditetapkan untuk melakukan transaksi disebut dengan settlement date atau delivery date.
  • Harga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang berkepentingan untuk melakukan transaksi disebut dengan futures price. 
  • Pihak yang menyetujui kontrak untuk membeli aset yang menjadi patokan di kemudian hari disebut sebagai pemilik (owner) kontrak futures, atau dikatakan mengambil posisi long futures atau long position.
  • Pihak yang menyetujui kontrak untuk menjual aset patokan tersebut di kemudian hari disebut sebagai penjual (seller) kontrak futures, atau disebut juga berada pada posisi short futures atau short position.
C. OPSI
Opsi adalah hak. 

Ada dua jenis opsi : opsi call dan opsi put
Opsi call bisa didefinisikan sebagai hak untuk membeli aset dengan harga tertentu. 
Opsi put bisa didefinisikan sebagai hak untuk menjual aset pada harga tertentu.

Opsi vs Futures
Dalam kontrak futures, pembeli maupun penjual kontrak mempunyai kewajiban untuk melaksanakan kontrak tersebut, apapun kenyataan yang terjadi di kemudian hari (menguntungkan ataupun merugikan), sedangkan dalam opsi pembeli opsi hanya mempunyai hak untuk melaksanakan kontrak opsi tersebut di kemudian hari.

D. SWAB
Kontrak transaksi finansial di mana dua pihak setuju untuk bertukar arus kas secara periodik dalam periode tertentu sesuai aturan yang disepakati bersama. 

Tiga jenis SWAP yang populer :
a) Currency SWAP
Masing-masing pihak membayar dalam suku bunga tetap namun dengan mata uang berbeda. Currency SWAP mewajibkan pihak-pihak yang bertransaksi untuk saling membayar pokok dalam mata uang yang berbeda pada awal transaksi dan mengembalikannya pada akhir transaksi. Currency SWAP biasanya digunakan untuk mengurangi risiko dalam fluktuasi mata uang.
b) Interest Rate SWAP
Kedua belah pihak setuju saling membayar bunga berdasarkan jumlah pokok tertentu. Biasanya satu pihak membayar bunga secara fixed rate sedangkan pihak lain membayar bunga secara floating rate. Interest rate swap dapat digunakan untuk mengatasi ketidaksesuaian antara bunga yang dibayar dengan bunga yang diterima, sehingga masing-masing pihak menerima bunga mengambang dan membayar bunga mengambang juga, atau menerima bunga tetap dan membayar bunga tetap juga. 
c) Currency Coupon SWAP
Mirip dengan currency SWAP, namun pihak yang satu membayar dalam mata uang tertentu dengan suku bunga tetap, sementara pihak yang lain membayar dalam mata uang lain dengan suku bunga mengambang.

Diversifikasi Risiko

Konsep diversifikasi seringkali diilustrasikan dengan perkataan “jangan menaruh telur pada satu keranjang”(don’t put your eggs in one basket). Risiko dapat dikurangi dengan melakukan diversiffikasi, artinya kita dalam membeli aktiva tidak hanya terbatas pada satu jenis, yakni dengan melakukan berbagai kombinasi saham. Konsep ini selanjutnya lebih dikenal teori "portofolio". Yang dimaksud portofolio disini adalah sekumpulan proyek atau kombinasi investasi yang dimiliki oleh perusahaan untuk mengurangi risiko.

Tujuan Melakukan Diversifikasi :
Seacara umum untuk  meningkatkan keuntungan dan pembagian resiko. 
Harberg dan Rieple menyatakan diversifikasi dilaksanakan dengan beberapa tujuan, yakni:
  1. Pertumbuhan dan nilai tambah >> Investasi yang dilakukan perusahaan ketika memberikan keuntungan bagi perusahaan, misalnya mengakuisisi perusahaan yang memiliki sumber daya strategis seperti pemasok yang memproduksi bahan baku utama perusahaan atau merupakan distributor yang telah memiliki saluran distribusi yang luas. Diversifikasi usaha seperti ini akan memberikan nilai tambah secara tidak langsung dari perusahaan yang diakuisisi tersebut
  2. Meratakan resiko >> Perusahaan berinvestasi pada beberapa usaha maka resiko yang dimiliki satu usaha tidak berpengaruh secara total terhadap perusahaan karena dapat diimbangi oleh return dari usaha lainnya.
  3. Mencegah monopoli pesaing >> Penguasaan pada usaha yang memiliki sumber daya strategis selain dapat memberikan nilai tambah juga mencegah penguasaan oleh kompetitor.
  4. Mencapai sinergi >> Kombinasi antara segmen usaha diharapkan memiliki kemampuan untuk mencapai sesuatu, yang tidak mungkin dicapai bila usaha tersebut bekerja sendiri-sendiri.
  5. Mengendalikan pemasok dan distributor >> bertujuan memudahkan perusahaan dalam mengendalikan harga dan mutu agar dapat bersaing.
  6. Pemenuhan ambisi dari personel manajer >> Hal ini berkaitan dengan penghargaan yang akan diterima oleh manajer tersebut. Saat perusahaan melakukan diversifikasi usaha, maka ruang lingkup tugas manajer juga biasanya semakin besar.
Manfaat Diversifikasi :

Hampir semua tujuan perusahaan melakukan diversifikasi, terdapat dua manfaat yang berpengaruh besar terhadap operasional dan daya tahan perusahan itu sendiri

Meningkatkan Profitabilitas dan Daya Saing

Dengan (investasi) di berbagai jenis produk akan mencegah pesaing anda memonopoli pasar. Berdampak mempersepit ruang gerak para pesaing baru sehingga market share yang diraih dari berbagai produk akan menambah pemasukan untuk perusahaan.

Meminimalisir Resiko

Bahwa risiko selalu ada di segala aktifitas hidup, dan selalu menjadi ancaman perusahaan. Dengan diversifikasi secara tidak langsung akan mengurangi dampak resiko di masa yang akan datang. Jika satu unit usaha anda mengalami kerugian, bahkan hingga gulung tikar, masih ada unit usaha lainnya yang masin berjalan sehingga selalu bisa “survive”.



Diversifikasi yang baik:
  • Jangan melakukan diversifikasi dalam instrumen – instrumen yang memiliki karakter yang sama.
  • Membandingkan karakter suatu instrumen investasi dalam hal potensi return, risiko dan likuiditas.
  • Selalu sediakan uang untuk investasi.
Dampak negatif diversifikasi yang berlebihan  :
  • Kesulitan untuk mengontrol  perkembangan investasi.
  • Pertumbuhan investasi kurang memuaskan.
  • Munculnya biaya-biaya yang tidak terduga.
EFEK DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO 
  • Menggunakan analisis statistik
  • Melihat diversifikasi dalam konteks portofolio dengan aset yang independen
  • Melihat diversifikasi dalam konteks portofolio dengan aset yang dependen (berkorelasi satu sama lain)
DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO 


Aset Independen Satu Sama Lain
Portofolio dengan N aset yang independent satu sama lain. Risiko aset diukur dengan standar deviasi, sehingga tingkat keuntungan aset yang diharapkan dan risiko aset tersebut adalah: 
E(Ri) = E(R1), …, E(RN)
Artinya :
  • Risiko portofolio (diukur melalui variansnya) adalah varians aset individual dibagi dengan jumlah aset (N) dalam portofolio.
  • Hasil tersebut menunjukkan bahwa jika N menjadi semakin besar, maka risiko portofolio akan semakin turun. Jika N mendekati tidak terhingga (N → ∞), maka risiko portofolio akan menjadi nol.
  • Dengan kata lain, kita mempunyai portofolio dengan tingkat keuntungan yang pasti (tidak ada kemungkinan penyimpangan).
Aset Berkorelasi (Dependen) Satu Sama Lain

Portofolio yang terdiri dari N aset, tetapi aset tersebut berkaitan (berkorelasi, atau tidak independent) satu sama lain. Tingkat keuntungan portofolio yang diharapkan adalah :
E(RP) = (1/N) R1 + … (1/N) RN
Artinya :
  • Karena aset-aset tersebut tidak independent satu sama lain, maka ada kovarians atau korelasi antar aset.
  • Kovarians antar aset tidak bisa dihilangkan.
  • Risiko portofolio dalam situasi adalah penjumlahan dari varians setiap aset dengan kovarians antar aset.
Risiko Total, Risiko Sistematis, dan Risiko Tidak Sistematis


  • Risiko sistematis sering disebut dengan istilah risiko pasar, risiko umum, systematic risk atau general risk. Risiko sistematis pada umumnya sifatnya sistematik dan sulit dihindari. Contoh risiko sistematik adalah peningkatan suku bunga (interest rate risk), kenaikan inflasi (purchasing power / inflationary risk) dan volatilitas pasar yang tinggi (market risk).
  • Risiko non sistematis sering disebut dengan istilah risiko spesifik, risiko perusahaan atau un-systematic risk. Risiko non sistematis pada umumnya dapat dikelola dengan menggunakan portofolio. Contoh portofolio investasi adalah reksadana. Reksadana pada umumnya terdiri dari beberapa jenis saham, obligasi atau produk-produk keuangan lainnya.
Teori

  • Teori portofolio yang dikembangkan oleh Markowitz (1952, 1959), Sharpe (1963, 1964), Lintner (1965), dan lainnya, memberikan pandangan baru mengenai karakteristik risiko dan portofolio
  • Markowitz mengembangkan model dua parameter, yaitu rata-rata keuntungan (mean) dan deviasi standar dari mean keuntungan tersebut.
  • Sharpe (1963) mengembangkan model indeks tunggal. Dengan menggunakan model tersebut, Sharpe bisa mendekomposisi risiko total (yaitu deviasi standar) ke dalam risiko unik perusahaan (risiko yang bisa dihilangkan melalui diversifikasi, atau disebut juga sebagai risiko tidak sistematis), dan risiko pasar (risiko yang tidak bisa dihilangkan melalui diversifikasi, atau disebut juga risiko sistematis)
Risiko total = risiko sistematis + risiko tidak sitematis

Risiko Yang Bisa dan Yang Tidak Bisa Didiversifikasikan 

  • Contoh risiko bisa didiversifikasi adalah (risiko tidak sistematis) : Misalkan kita memegang saham Astra kemudian pabrik Astra mengalami kebakaran yang mengakibatkan penurunan keuntungan. Dengan demikian kita megalami kerugian karena saham perusahaan mengalami penurunan. Namun disisi lain kita juga mempunyai saham Indomobil sehingga kita mempunyai portofolio dari saham Astra dan Indomobil. Berita buruk Astra menjadi berita baik Indomobil. Pasokan Astra berkurang dan Indomobil meningkat, dengan begitu kerugian saham di Astra bisa dikompensasi oleh keuntungan dari Indomobil.
  • Contoh risiko yang tidak bisa didiversifikasi adalah ( risiko sistematis ) : Misalkan terjadi resesi perekonomian di Indonesia sehingga permintaan terhadap produk-produk Indonesia melemah. Menyebabkan penjualan mobil mengalami penurunan baik Astra maupun Indomobil sehingga harga saham keduanya juga mengalami penurunan àcara menurunkan dengan memasukan asset dari luar negeri.
Pertimbangan Lain
  • Konsep diversifikasi murni sesuai dengan portofolio instrumen keuangan, asuransi, dan sejenisnya.
  • Dalam konteks bisnis, logika diversifikasi semacam itu tidak bisa sepenuhnya dilakukan, karena ada banyak pertimbangan lain yang harus diperhitungkan.
  • Pertimbangan lain yang diperlukan dalam hal iniadalah pertimbangan penting dalam situasi  potensi sinergi dari perluasan lini produk.
Skala Ekonomi
Skala ekonomi berangkat dari filosofi “lebih besar, lebih baik”. 
Sebagai contoh, jika kita memesan barang dalam jumlah besar, kita akan memperoleh potongan kuantitas, atau harga yang lebih rendah. Jika kita ingin menyewa tenaga profesional, maka volume penjualan perusahaan harus cukup besar untuk bisa memanfaatkan tenaga profesional tersebut. Jika ukuran perusahaan terlalu kecil, penggunaan tenaga profesional tidak cukup efisien karena tidak bisa dimanfaatkan dengan penuh. 

Skope Ekonomi (economies of scope)
Skope ekonomi mengacu pada sinergi yang bisa diperoleh jika perusahaan memproduksi dua produk atau lebih dengan menggunakan input yang sama. 
Secara umum, skope ekonomi akan diperoleh jika biaya gabungan lebih kecil dibandingkan dengan penjumlahan biaya individual, seperti berikut ini.
AC(1 + 2)  <  AC(1) + AC(2)

Teknik-Teknik Manajemen Risiko

A. PENGHINDARAN RISIKO (Risk Avoidance)
Penghindaran risiko pada umumnya dilakukan pada tahap perencanaan dimana kemungkinan-kemungkinan risiko yang terjadi dapat diatasi dengan berbagai tindakan pencegahan.

B. MENAHAN ATAU MENANGGUNG (Risk Retention)
Perusahaan/bank menanggung sendiri risiko yang muncul ( menahan risiko tersebut atau risk retention ), Namun demikian, bank tetap berupaya agar risiko itu  tidak terealisasi/terjadi atau juga mencadangkan sejumlah anggaran dengan pola tertentu sebagai antisipasi bila kondisi terburuk terjadi.

>> Penahanan Yang direncanakan dan yang Tidak Direncanakan 
  • Upaya untuk mengetahui seluruh risiko yang mungkin timbul,  atau mengindentifikasi risiko yang ada kemudian menyusun berbagai tindakan yang akan diambil.
  • Bentuk kegagalan dalam mengindentifikasi risiko yang mungkin terjadi sehingga pada saat risiko itu terjadi bank tidak memiliki anggaran atau tidak  memiliki tindakan yang telah terencana dalam mengatasinya.
>> Pendanaan Risiko yang Ditahan 
  • Dana cadangan (merupakan pengalokasian atau penyisihan dana tertentu yang didapat  dari keuntungan)
  • Self-insurance (Pengelolaan dana cadangan bisa ditingkatkan lagi menjadi semacam asuransi untuk internal perusahaan sendiri
  • Captive insures (dilakukan dengan mendirikan anak perusahaan asuransi yang menjadi bagian dari suatu bank)
C. PENGALIHAN RISIKO (Risk Transfer)
Memindahkan risiko ke pihak lain (mentransfer risiko ke pihak lain) kepada pihak mempunyai kemampuan yang lebih baik untuk mengendalikan risiko, baik karena skala ekonomi yang lebih baik sehingga bisa mendiversifikasikan risiko lebih baik. 

Risiko transfer dilakukan melalui beberapa cara :
a. Asuransi
Kontak perjanjian antara yang diasuransikan (insured) dan perusahaan asuransi ( insurer ), di mana insurer bersedia memberikan kompensasi atas kerugian yang dialami pihak yang diasuransikan, dan pihak pengasuransi ( insurer ) memperoleh premi asuransi sebagai balasannya.
b. Hedging
Hedging atau lindung nilai merupakan salah satu bentuk risk transfer dengan melibatkan pihak lain sebagai penanggung jawab bila terjadi  kejadian yang tidak diinginkan terjadi.
c. Incorporated
Membentuk perseroan terbatas merupakan alternatif transfer risiko, karena kewajiban pemegang saham dalam perseroan terbatas hanya terbatas pada modal yang disetorkan. Kewajiban tersebut tidak akan sampai ke kekayaan pribadi.

D. PENGENDALIAN RISIKO ( Risk Control ) RC
Pada tahap risiko yang tidak bisa dihindari, organisasi perlu melakukan RC. RC menggunakan dua dimensi yaitu probabilitas dan severity. RC bertujuan untuk mengurangi probabilitas munculnya kejadian, mengurangi tingkat keseriusan ( severity ), atau keduanya.
   
Teori penyebab munculnya risiko :

1. Teori domino ( Heinrich, 1959 )
Teori ini mengatakan bahwa munculnya kecelakaan bisa dilihat dalam urutan lima tahap sbb :
  1. Lingkungan sosial dan faktor bawaan yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu ( misal mempunyai temperamen tinggi sehingga gampang marah ).
  2. Personal fault ( kesalahan individu ), dimana individu tersebut tidak mempunyai respon yang tepat (benar) dalam situasi tertentu.
  3. Unsafe act or physical hazard (tindakkan yang berbahaya atau kondisi fisik yang berbahaya)
  4. Kecelakaan
  5. Cedera
2. Rantai risiko ( Risk Chain )
Menurut Mekhofer, 1987, risiko yang muncul bisa dipecah ke dalam beberapa komponen :
   1. Hazard ( kondisi yang mendorong terjadinya risiko )
   2. Lingkungan di mana hazard tersebut berada
   3. Interaksi hazard dengan lingkungan
   4. Hasil dari interaksi
   5. Konsekuensi dari hasil tersebut

3. Fokus dan Timing Pengendalian Risiko
a) Fokus pengendalian risiko
Pengendalian risiko bisa difokuskan pada usaha mengurangi kemungkinan ( probability ) munculnya risiko dan mengurangi keseriusan ( severity ) konsekuensi risiko tersebut. Pemisahan ( separation ) dan duplikasi ( duplication ) merupakan dua bentuk umum metode untuk mengurangi keseriusan risiko. 
b) Timing pengendalian risiko
Dari sisi timing ( waktu ), pengendalian risiko bisa dilakukan sebelum, selama, dan sesudah risiko terjadi. 

EKSPOSURE RISIKO & PENGENDALIAN RISIKO (RISK CONTROL)
Pengendalian risiko mempunyai peranan penting dalam manajemen risiko. Eksposur terhadap risiko yang tinggi, jika diimbangi dengan pengendalian risiko yang baik, akan mengurangi atau meminimalisasi risiko yang dihadapi oleh perusahaan.

Tabel Penilaian Risiko Komposit
Tabel tersebut menunjukkan bahwa profil risiko ditentukan oleh dua hal :
  1. Risiko Inheren
  2. Sistem Pengendalian Risiko


Lao Tzu

  Kata Bijak Kehidupan Lakukan hal-hal sulit selagi masih mudah & Lakukan hal-hal besar saat masih kecil. Perbuatan Besar berawal dari p...