Memahami Bisnis Perusahaan
Memahami bisnis perusahaan merupakan salah satu kunci keberhasilan manajemen risiko perusahaan. Tanggung jawab tersebut tidak hanya ada di pundak direksi atau manajer, tetapi juga semua anggota organisasi. Semuanya harus menyadari bahwa pekerjaannya akan berpengaruh terhadap risiko organisasi, dan pekerjaannya berkaitan dengan fungsi lainnya dalam suatu organisasi. Dengan memahami bisnis perusahaan diharapkan seluruh potensi yang dapat menyebabkan kerguan (risiko) dapat teridentifikasi dengan baik.
Formal Dan Terintegrasi
Untuk pengelolaan risiko yang efektif, perusahaan harus membuat manajemen risiko yang formal, yang merupakan upaya khusus, yang didukung oleh organisasi (manajemen puncak). Pada kondisi seperti ini keterlibatan seluruh karyawan menjadi suatu kewajiban dan juga mengigat dalam lingkup unit usahan atau perusahaan manajemen risiko memerlukan sistem dan prosedure yang baku yang didukung infrastruktur dan SDM.
Manajemen risiko formal tersebut mencakup :
Manajemen risiko formal tersebut mencakup :
• Infrastruktur keras: ruang kerja, struktur organisasi, komputer, model statistic, dsb
• Infrastruktur lunak: budaya kehati-hatian, organisasi yang responsif terhadap risiko, dsb
• Proses Manajemen Risiko: identifikasi, pengukuran, dan pengelolaan risiko.
Tahapan manajemen risiko yang terintegrasi secara formal sbb :
- Mengidentifikasi semua risiko, meranking risiko tersebut (prioritisasi risiko).
- Beberapa perusahaan menggunakan sesi brainstorming gabungan antara manajer perusahaan dengan konsultan untuk mengidentifikasi semua risiko. Langkah berikutnya adalah meranking risiko tersebut sehingga bisa dilihat urutan prioritasnya. Manajer dalam hal ini bisa diminta untuk memberi ranking risiko-risiko yang diidentifikasi dengan menggunakan dimensi tertentu (misal severity).
- Menghitung probabilatas dan dampak risiko tersebut secara kuantitatif. Pendekatan kuantitatif tersebut memungkinkan perusahaan menghitung dampak tersebut lebih akurat, meskipun tidak semua risiko bisa dikuantitatifkan.
- Menggunakan ukuran risiko yang terintegrasi dan mudah dipahami oleh organisasi secara keseluruhan. Salah satu ukuran risiko semacam itu yang cukup popular adalah VAR (Value At Risk). VAR banyak dibicarakan dalam buku ini.
- Melihat ketidakkonsistenan antar bagian, melihat efek diversifikasi risiko-risiko yang ada di perusahaan, sekaligus melihat kesempatan untuk penghematan dalam pendanaan risiko.
Dalam pelaksanaannya manajemen risiko yang efektif perlu didukung sistem prosedure baku yang tercermin dalam struktur organisasi beserta tugas dan fungsinya. Disamping itu ketersediaan prasarana dan sarana menjadi suatu kebutuhan wajib yang harus dipenuhi termasuk didalamnya pengembangan SDM terkait dengan fungsi dari manajemen risiko tersebut
Menetapkan Mekanisme Kontrol
- Dengan tersedianya suatu sistem dan prosedur baku, manajemen risiko mampu menjalankan fungsi pengendalian yang baik, dimana mekanisme saling mengontrol bisa terjadi. Dengan mekanisme tersebut, tidak ada orang yang mempunyai kekuasaan yang berlebihan untuk mengambil risiko atas nama perusahaan.
- Logika semacam itu barangkali bisa disamakan dengan logika diversifikasi. Dalam diversifikasi, aset didiversifikasikan sehingga ada mekanisme saling mengkompensasi. Jika ada satu aset mengalami kerugian, ada aset lain yang mengalami keuntungan, sehingga kerugian pada satu aset akan dikompensasi oleh keuntungan dari aset lainnya. Konsentrasi yang berlebihan pada satu aset tidak diinginkan karena menghalangi efek diversifikasi tersebut.
Dalam menjalankan mekanisme kontrol, perlu juga diterapkan mekanisme dimana dimungkinkan suatu bentuk pengendalian yang dapat berupa penentuan batas (limits).Dengan adanya limit (batasan) ini, manajer dapat menentukan batas kendali yang dimiliki sehingga mereka tahu kapan bisa/harus jalan dan kapan harus berhenti. Keputusan bisnis bisa diumpamakan sebagai gas, sedangkan manajemen risiko bisa diumpamakan sebagai rem. Jika manajemen risiko tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka perusahaan bisa diumpamakan seperti mobil yang melaju kencang tanpa ada rem.
Fokus Pada Aliran Kas
Fokus Pada Aliran Kas
- Manajemen risiko yang baik harus bisa melakukan pengawasan yang memadai terhadap kas perusahaan. Pengawasan tersebut bisa merupakan pengawasan yang sederhana, misal adanya otorisasi untuk setiap cek yang dikeluarkan, atau untuk transfer uang.
- Mekanisme pengawasan yang lain adalah pengecekan konsistensi antara transaksi kas dengan posisi kas.
Sistem Insentif Yang Tepat
Aliran kas yang seharusnya menjadi perhatian perusahaan. Banyak kejahatan atau pelanggaran yang pada dasarnya ingin mengambil kas dari perusahaan. Karena itu manajemen risiko yang baik harus bisa melakukan pengawasan yang memadai terhadap kas perusahaan. Pengawasan tersebut bisa merupakan pengawasan yang sederhana, misal adanya otorisasi untuk setiap cek yang dikeluarkan, atau untuk transfer uang. Mekanisme pengawasan yang lain adalah pengecekan konsistensi antara transaksi kas dengan posisi kas.
Mengembangkan Budaya Sadar Risiko
Seringkali risiko yang timbul terkait denga penyalahgunaan wewenang yang dimiliki. Untuk itu dalam rangka pengendalian karyawan disamping dituntut untuk dapat diciptakna suatu mekanisme control dan pengendalian yang baik, juga diperlukan suatu bentuk system pengahargaan. Dengan sistem ini kesejahteraan secara umum relah terpenuhi dan selanjutnya dapat mendorong tumbuhnya budaya profesional yang dapat menurunkan tumbuhnya keiingian dalam penyalanggunana wewenang.
Sebagai contoh: Sistem insentif juga bisa digunakan untuk merubah perilaku seseorang agar menjadi lebih sadar akan risiko. Sebagai contoh, Chase menggunakan Shareholders Valua Added (SVA) sebagai cara untuk mendorong perilaku sadar risiko. Manajer Chase akan dinilai berdasarkan SVA yang mereka ciptakan. SVA dihitung sebagai berikut ini:
SVA = Pendapatan operasional – Beban untuk modal
Mengembangkan Budaya Sadar Risiko
- Sisi keras manajemen risiko (perhitungan kuantitatif, struktur organisasi, dan semacamnya) perlu diimbangi dengan sisi lunak (soft side) manajemen risiko, seperti budaya sadar risiko.
- Mendorong sisi lunak tersebut bisa dilakukan melalui antara lain:
- Menetapkan suasana keseluruhan (setting the tone) yang kondusif untuk perilaku yang berhati-hati, mulai dari atas dengan menunjukkan komitmen dari manajemen puncak.
- Menetapkan prinsip-prinsip manajemen risiko yang bisa mengarahkan budaya, perilaku, dan nilai risiko dari organisasi
- Mendorong komunikasi yang terbuka untuk mendiskusikan isu risiko, dampak risiko tersebut, belajar bersama dari kejadian-kejadian di perusahaan atau di perusahaan lain.
- Memberikan program pelatihan dan pengembangan yang berkaitan dengan manajemen risiko
- Mendorong perilaku yang mendukung manajemen risiko melalui evaluasi dan sistem insentif yang sesuai
No comments:
Post a Comment