Friday, 24 May 2019

Penelitian Empiris

  • Metode yang diamati dengan oleh Indra manusia, sehingga metode tersebut dapat dilakukan oleh orang lain 
  • Penelitian yang bersifat menjelajah,  melukiskan dan menjelaskan
  • Penelitian yang didasarkan hasil dari observasi  terhadap kenyataan
Model Empiris
  • Bentuk model empiris dapat dikelompokkan berdasarkan nilai data atau nilai skalanya.
  • Nilai data di variabel dapat diklasifikasikan sebagai data metric (metric) dan data nonmetric (non-metric).
  • Data metric berisi nilai kuantitatif dan yang termasuk data metric adalah tipe data interval dan rasio.
  • Data nonmetrik adalah data kualitatif uang dapat berbentuk suatu atribut, karakteristik atau kategori atau dikotomi, biasanya tipe data nominal dan ordinal.
  • Dari data metrik dan nonmetrik dapat ditentukan model empirisnya
  • Model empiris dapat mempunyai sebuah dependen variabel maupun lebih dari satu dependen variabel.
  • Yang termasuk model-model empiris yang menggunakan hanya sebuah variabel dependen adalah regresi, model regresi logit, model regresi probit, model regresi tobit, model analisis diskriminan, model ANOVA dan model analisis conjoint.
  • Model adalah bentuk simbol dari suatu teori
  • Model Kausal yaitu model menunjukkan hubungan kausal antara variabel-variabel.
  • Setelah data dikumpulkan dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu untuk membentuk suatu sampel, data ini akan digunakan untuk menguji hipotesis.
  • Hipotesis diuji menggunakan data melalui suatu model empiris.
  • Koefisien-koefisien di model empiris menunjukkan hubungan kausal antara variabel-variabel. Hubungan-hubungan kausal ini menunjukkan hipotesis-hipotesis yang akan diuji.
Perbedaan Model Teoritis dan Model Empiris
  • Model Teoritis disusun berdasarkan pada teori-teori yang telah ada
  • Model Empiris disusun berdasarkan pada data-data yang telah diperoleh sebelumnya
Bentuk Model Empiris

Pengujian Statistik

Pada prinsipnya terdapat dua jenis alat uji statistik yaitu statistik Parametrik dan statistik Non Parametrik. Pemilihan apakah sebaikya uji statistik dengan Statistik Parametrik atau Non Parametrik merupakan hal yang kritikal.

Statistik Parametrik (SP)
SP mensyaratkan asumsi tentang distribusi populasi harus normal. Oleh karena kondisi ini umumnya tidak diuji dahulu, maka normalitas data dianggap dipenuhi. Kesahihan hasil uji parametrik tergantung dari validitas asumsinya. Interpretasi terhadap uji parametrik didasarkan pada distribusi normal dan juga skor yang dianalisis paling tidak berasal dari pengukuran skala interval.

Statistik Non Parametrik (SNP)
SNP didasarkan dari model yang tidak mendasarkan pada bentuk khusus dari distribusi data. Asumsi yang berhubungan dengan uji statistik non parametrik meliputi observasi harus independen, pengukuran variabel dengan skala ordinal dan skala nominal (kategorikal), data tidak berdistribusi normal dan jumlah sampel kecil (kurang dari 30). 

Beberapa keunggulan uji statistik non parametrik :
  • Jika jumlah sampel terlalu kecil, maka tidak ada alternatif lain menggunakan uji non parametrik, kecuali distribusi populasi diketahui dengan pasti.
  • Uji non parametrik memiliki asumsi yang lebih sedikit berkaitan dengan data dan mungkin lebih relevan pada situasi tertentu. Hipotesis yan diuji dengan non parametrik mungkin lebih sesuai dengan tujuan penelitian.
  • Uji non parametrik dapat digunakan untuk menganalisis data yang secara inheren adalah data dalam bentuk rangking. Jadi sipeneliti hanya dapat mengatakan terhadap subyek penelitian bahwa yang satu memiliki lebih atau kurang karakteristik dbandingkan lainnya, tanpa dapat mengatakan seberapa besar lebih atau kurang itu. Sebagai misal didalam menguji motivasi seseorang. kita dapat menyatakan bahwa A memiliki motivasi yang lebih tinggi dibandingkan B, tanpa mengetahui seberapa besar motivasi A dibandingkan B.
  • Uji non parametrik cocok untuk menguji data yang bersifat klasifikasi atau kategorikal (skala nominal). Tidak ada uji parametrik yang cocok untuk menguji data seperti ini.
  • Ada uji statistik non parametrik yang cocok untuk menguji sampel yang berasal dari observasi yang diambil dari populasi yang berbeda. Uji paramterik sering kesulitan menguji data seperti ini.
  • Uji non parametrik umumnya mudah digunakan dan dipelajari daripada uji parametrik. Juga interpretasinya lebih langsung dibandingkan uji parametrik.
Skala Pengukuran

Pengukuran merupakan suatu proses hal mana suatu angka atau simbol dilekatkan pada karakteristik atau properti suatu stimuli sesuai dengan aturan atau prosedur yang telah ditetapkan. Stevens (1946) skala pengukuran dapat dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu, skala nominal, ordinal, interval dan rasio.

Skala Nominal
  • Skala Nominal merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori, atau kelompok dari suatu subyek. Jadi uji statistik yang sesuai dengan skala nominal adalah uji statistik yang mendasarkan counting seperti Modus dan Distribusi Frekuensi.
  • Analisis statistik yang cocok adalah : Uji Binomium (Binomium Test); Uji Chi Kuadrat Satu Sampe| (x² One Sample Test); Uji Perubahan Tanda Mc. Nemar (Mc. Nemar Pot The Sigficant of Change); Uji Chi Kuadrat Dua Sampel (X² Test for Two Independent Samples); Uji Peluang Fisher (Fisher Exact Probability Test), Uji Chochran Q (Chochran Q-Test; Uji Chi Kuadrat Lebih dari Dua Sampel (X² Test for k independent Samples); dan Uji Koefisien Kontigensi [C] (Contigency Coefficient [C]). Sedang tes statistik yang digunakan ialah statistik non parametrik.
Skala Ordinal
  • Skala Ordinal tidak hanya mengkategorikan variabel kedalam kelompok, tetapi juga melakukan rangking terhadap kategori
  • Uji statistik yang sesuai untuk skala ordinal adalah Modus, Median, Distribusi Frekuensi dan Statistik Non parametrik. seperti Rank orde correlation. Variabel yang diukur dengan skala nominal dan ordinal umumnya disebut variabel non parametrik atau variabel non-metrik
  • Analisis statistik yang cocok adalah: Uji Kolmogorov-Smirnov Satu Sampel (Kolmogorov-Smirnov One Sample Test); Uji Deret Satu Sampel (One Sample Run Test); Uji Tanda (Sign Test); Uji Pasangan Tanda Wilcoxon (Wilcoxon Matched Pairs Sign Rank Test), Uji Median (Median Test); Uji Mann-Whitney U (Mann-Whitney U Test); Uji Kolmogorov-Smirnov Dua Sampel (Kolmogorov-Smirnov Two Sample Test); Uji Reaksi Ekstrim Moses (Moses Test of Extreme Reactions); Uji Analisis Varians Dua Arah Friedman (Friedman Two Way Analysis of Variance); Uji Koefisien Korelasi Rank Spearman (Spearman Rank Correlation Coefficient) [rs]; Uji Koefisien Korelasi Rank Kendall (Kendall Rank Correlation Coefficient [T]; Uji Koefisien Korelasi Rank Parsial Kendall (Kendall Partial Rank Correlation Coefficient of oncordance [W].
Skala Interval
  • Skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang Sama.
  • Analisis statistik yang cocok adalah: Uji t (t-test), Uji t (t-test) dua sampel; Anova Satu Jalur (One Way-Anova); Anova Dua Jalur (Test. ways-Anova); Uji Pearson Product Moment; Uji Korelasi Parsial (Partial Correlation); Uji Korelasi Ganda (Multiple Correlation); Uji Regresi (Regresion Test); dan Uji Regresi Ganda (Multiple Regression Test)
  • Uji statistik yang digunakan ialah uji statistik parametrik
Skala Rasio
  • Skala ratio adalah skala pengukuran yang mempunyai nilai nol mutlak dan mempunyai jarak yang sama. Misalnya umur manusia dan ukuran timbangan keduanya tidak memiliki angka nol negatif. Artinya seseorang tidak dapat berumur di bawah nol tahun dan seseorang harus memiliki timbangan di atas nol pula. Kalau data interval kita dapat mengatakan bahwa orang yang berumur 50 tahun adalah umurnya dua kali dari pemuda yang berumur 25 tahun, demikian pula seseorang yang berumur 20 tahun adalah setengah dari umur 40 tahun (Soewarno, 1987:234)
  • Analisis statistik yang cocok adalah: hampir sama dengan skala interval
Prosedur Pengujian hipotesis :
  • Langkah 1 : Menentukan formulasi hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatifnya (Ha).
  • Langkah 2 : Memilih suatu taraf nyata (α) dan menentukan nilai table.
  • Langkah 3 : Membuat criteria pengujian berupa penerimaan dan penolakan H0.
  • Langkah 4 : Melakukan uji statistik
  • Langkah 5 : Membuat kesimpulannya dalam hal penerimaan dan penolakan H0.
Jenis-Jenis Pengujian Hipotesis :
1. Berdasarkan Jenis Parameternya
  • Pengujian hipotesis tentang rata-rata
  • Pengujian hipotesis tentang proporsi
  • Pengujian hipotesis tentang varians
2. Berdasarkan Jumlah Sampelnya
  • Pengujian hipotesis sampel besar (n > 30).
  • Pengujian hipotesis sampel kecil (n ≤ 30).
3. Berdasarkan Jenis Distribusinya
  • Pengujian hipotesis dengan distribusi  Z
  • Pengujian hipotesis dengan distribusi t (t-student)
  • Pengujian hipotesis dengan distribusi  χ2 ( kai kuadrat)
  • Pengujian hipotesis dengan distribusi F (F-ratio)
4. Berdasarkan Arah atau Bentuk Formulasi Hipotesisnya
  • Pengujian hipotesis dua pihak (two tail test)
  • Pengujian hipotesis pihak kiri atau sisi kiri
  • Pengujian hipotesis pihak kanan atau sisi kanan

Thursday, 23 May 2019

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).

A. Observasi dan Penelitian Lapangan
  • Pengumpulan data untuk suatu tulisan ilmiah dapat dilakukan melalui observasi dan penelitian lapangan. Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti, sedangkan penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensifdisertai analisa dan pengujian cembali atas semua yang telah dikumpulkan.
  • Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara peneliti melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Pengamatat disebut observer yang diamati disebut observer.
  • Metode observasi merupakan metode pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki (Supardi, 2006 : 88). Observasi dilakukan menurut prosedur dan aturan tertentu sehingga dapat diulangi kembali oleh peneliti dan hasil observasi memberikan kemungkinan untuk ditafsirkan secara ilmiah.

Secara umum observasi dapat dilakukan dengan cara yaitu :
Observasi Partisipan
  • Observasi partisipan adalah apabila observasi (orang yang melakukan observasi) turut ambil bagian atau berada dalam keadaan obyek yang diobservas (Supardi, 2006). Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
  • Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.

Observasi Non Partisipan
  • Merupakan suatu proses pengamatan observer tanpa ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat (Margono, 2005 : 161-162).
  • Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
  • Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.

Kelebihan :
  1. Murah dan mudah dilaksanakan.
  2. Dapat dilakukan secara serempak dengan observer lebih dari satu.
  3. Observer yang sibuk biasanya tidak keberatan untuk diamati.
Kelemahan
  1. Peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa.
  2. Banyak peristiwa psikis yang tidak dapat diamati, misalnya cinta, simpatik, harapan.
  3. Observer dapat sengaja memberikan kesan yang menyenangkan atau sebaliknya.
  4. Observasi banyak dipengaruhi oleh factor-faktor yang tidak dapat diamati.
B. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Seiring perkembangan teknologi, metode wawancara dapat pula dilakukan melalui media-media tertentu, misalnya telepon, email, atau skype. Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
a. Wawancara terstruktur
Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang hendak digali dari narasumber. Pada kondisi ini, peneliti biasanya sudah membuat daftar pertanyaan secara sistematis. Peneliti juga bisa menggunakan berbagai instrumen penelitian seperti alat bantu recorder, kamera untuk foto, serta instrumen-instrumen lain.
b. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas. Peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun hanya memuat poin-poin penting dari masalah yang ingin digali dari responden.

C. Angket (kuesioner)
  • Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang lebih efisien bila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel yag akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.
  • Teknik angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden.
Jenis – jenis angket menurut cara penyampaiannya meliputi hal – hal berikut :
Angket langsung : informasi tentang dirinya sendiri.
Angket tidak langsung : informasi tentang orang lain.

Perbedaan wawancara dengan percakapan sehari – hari meliputi hal – hal berikut :
Pertanyaan tertutup : Alternatif jawaban sudah disediakan, responden tinggal memilih.
Pertanyaan terbuka : Alternatif jawaban tidak disediakan, responden bebas memberikan jawaban.

Langkah penyusunan angket meliputi hal – hal berikut :
- Menentukan variabel yang akan dipergunakan.
- Menentukan variabel yang dibutuhkan setiap variabel.
- Menentukan jawaban yang dibutuhkan setiap variable.
- Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan.

Kelebihan
1. Efisiensi waktu, biaya, dan tenaga.
2. Hasil dapat segera diumumkan.
3. Dapat menjangkau daerah yang luas dan jumlah populasi yang banyak.

Kekurangan
1. Banyak unsur pribadi yang tidak terungkap.
2. Sulit menyusun item yang tepat.
3. Jawa

D. Studi Dokumen
Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis. Dokumen yang dapat digunakan dalam pengumpulan data dibedakan menjadi dua, yakni:

G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University college Lodon, (1997; 104 ) menjelaskan istilah dokumen dalam tiga pengertian :
> Dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun lisan.
> Dalam arti sempit, yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja.
> Dalam arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi surat-surat resmi dan surat-surat Negara, seperti surat perjanjian, undang-undang konsesi, hibah dan sebagainya.

a. Dokumen primer
Dokumen primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa, misalnya: autobiografi
b. Dokumen sekunder
Dokumen sekunder adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh laporan/ cerita orang lain, misalnya: biografi.

Ada beberapa keuntungan dari penggunaan studi dokumen dalam penelitian kualitatif, seperti yang dikemukakan Nasution (2003; 85) :
- Bahan dokumenter itu telah ada, telah tersedia, dan siap pakai.
- Penggunaan bahan ini tidak meminta biaya, hanya memerlukan waktu untuk mempelajarinya.
- Dapat ditimba pengetahuan dari bahan itu bila dianalisis dengan cermat, yang berguna bagi penelitian yang dijalankan.
- Dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian.
- Dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian data.
- Merupakan bahan utama dalam penelitian historis

E. Focus Group Discussion
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap permaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari permaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap focus masalah yang sedang diteliti (Sutopo, 2006: 73).

F. Teknik Triangulasi
Triangulasi merupakan cara pemeriksaan keabsahan data yang paling umum digunakan. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam kaitan ini Patton (dalam Sutopo, 2006: 92) menjelaskan teknik triangulasi yang dapat digunakan.
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

Triangulasi Data
Teknik triangulasi data dapat disebut juga triangulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia berusaha menggunakan berbagai sumber yang ada.

Triangulasi Peneliti
Triangulasi peneliti adalah hasil penelitian baik yang berupa data maupun kesimpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya dapat diuji oleh peneliti lain (Sutopo, 2006: 93). Triangulasi peneliti dapat dilakukan dengan menyelenggarakan diskusi atau melibatkan beberapa peneliti yang memiliki pengetahuan yang mencukupi.

Triangulasi Metodologis
Teknik triangulasi metode digunakan dengan cara mengumpulkan data sejenis tetapi menggunakan metode yang berbeda (Patton dalam Sutopo, 2006: 93).

Triangulasi Teoritis
Triangulasi jenis ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji (Patton dalam Sutopo, 2006: 98). Oleh karena itu, dalam melakukan jenis triangulasi ini, peneliti harus memahami teori-teori yang digunakan dan keterkaitannya dengan permasalahan yang diteliti sehinngga mampu menghasilkan simpulan yang mantap.

Jenis Data Dalam Penelitian

A. Menurut cara memperolehnya:
  • Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari subjek atau objek penelitian.
  • Data sekunder, yaitu data yang didapatkan tidak secara langsung dari objek atau subjek penelitian.

B. Menurut sumbernya
  • Data internal, yaitu data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam sebuah organisasi
  • Data eksternal, yaitu data yang menggambarkan duatu keadaan atau kegiatan di luar sebuah organisasi

C. Menurut sifatnya
  • Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka pasti
  • Data kualitatif, yaitu data yang bukan berbentuk angka

D. Menurut waktu pengumpulannya
  • Cross section/insidentil, yaitu data yang dikumpulkan hanya pada suatu waktu tertentu
  • Data berkala/ time series, yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan suatu perkembangan atau kecenderungan keadaan/ peristiwa/ kegiatan.

Jenis-Jenis Variabel Penelitian

  • Variabel-variabel di dalam model harus didefinisikan agar jelas makna dan pengukurannya. Dua macam definisi diperlukan yaitu sebagai berikut ini.
  • Definisi naratif (narrative definition), yaitu definisi dalam bentuk kalimat untuk menjelaskan makna dan artinya.
  • Definisi operasional (operational definition) yaitu definisi berupa cara mengukur variabel itu supaya dapat dioperasikan.
  • Variabel (variable) adalah suatu simbol yang berisi suatu nilai. 


Selain variabel di kelompokan menjadi variabel dependen (VD) dan variabel independen (VI), variabel juga dikelompokan menjadi variabel moderasi (VMO) atau moderating variable, variabel mediasi (VME) atau mediating variable, dan variabel ekstrani (VE) atau extraneous variable.

Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel Independen (Variabel Bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau sebab perubahan timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel Independen disebut juga dengan variabel perlakuan, kausa, risiko, variabel stimulus, antecedent, variabel pengaruh, treatment, dan variabel bebas. Dapat dikatakan variabel bebas karena dapat mempengaruhi variabel lainnya. Contoh Variabel Bebas (Independen) seperti “Pengaruh Terapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan”.

Variabel Despenden (Variabel Terikat)
Variabel Despenden (Variabel Terikat) adalah variabel yang dipengaruhi, akibat dari adanya variabel bebas. Dikatakan sebagai variabel terikat karena variabel terikat dipengaruhi oleh variabel independen (variabel bebas). Variabel Despenden disebut juga dengan variabel terikat, variabel output, Konsekuen, variabel tergantung, kriteria, variabel terpengaruh, dan variabel efek. Contoh Variabel Terikat (Despenden) seperti Pengaruh Terapi Musik terhadap Penurun Tingkat Kecemasan

Variable Moderasi
  • Suatu variabel moderasi (moderating variable) atau (VMO) adalah suatu variabel independen lainnya yang dimasukkan ke dalam model karena mempunyai efek kontingensi dari hubungan variabel dependen dan variabel independen sebelumnya
  • Model empiris untuk variabel moderasi ini dapat disajikan dengan interaksi variabel-variabel di model analisis regresi moderasian (moderated regression analysis) 
Variabel Mediasi (Variabel Intervening)

  • Variabel intervensi adalah variabel mediasi mengacu pada proses abstrak yang tidak secara langsung diamati tetapi memiliki link di antara variabel independent dan dependent. Ini variabel hipotetik.
  • Variabel ini dianggap sebagai variabel yang dapat menjelaskan keterkaitan variabel bebas dan terikat tetapi tidak dapat dipertanggungjawabkan, mungkin karena tidak diperhitungkan, tidak dapat diindentifikasi atau tidak dapat diukur.
  • Pada titik ini variabel intervening adalah konsep abstrak yaitu argumen hipotetik yang diusulkan seorang peneliti setelah penelitian selesai dilakukan berupa saran untuk agenda penelitian mendatang.
  • Variabel mediasi (VME) atau mediating variable adalah variabel yang secara teori mempengaruhi fenomena yang diobservasi (variabel dependen), yang efeknya harus diinferensi melalui efek hubungan antara variabel independen dengan fenomenanya (variabel dependennya). 

Variabel Ekstrani
Variabel ekstrani (VE) atau extraneous variable adalah variabel lain selain variabel independen, dependen, moderating, dan mediating yang dapat mempengaruhi hubungan kausal. Variabel ekstrani dapat di kelompokkan menjadi dua, yaitu variabel pelengkap dan variabel pengganggu

Variabel Kontrol (Pelengkap)
  • Variabel pelengkap dikenal sebagai variabel kontrol (control variable) yaitu untuk melengkapi atau mengkontrol hubungan kausalnya supaya lebih baik untuk didapatkan model empiris yang lebih lengkap dan lebih baik. 
  • Variabel control ini bukan variabel utama yang akan diteliti dan diuji tetapi lebih ke variabel lain yang mempunyai efek pengaruh.
  • Jika efeknya kecil terhadap hubungan kausal dan jumlah variabel control dapat sangat banyak maka variabel ini dapat diabaikan.
  • Variabel kontrol akan sangat penting untuk riset yang tujuannya mengembangkan model seperti riset-riset di bidang ekonomi.
Variabel Pengganggu
  • Variabel pengganggu (confounding variable) merupakan variabel yang efeknya mengganggu hubungan kausal antara variabel independen dan variabel dependen. 
  • Efek variable pengganggu harus dihilangkan atau dikeluarkan dari hubungan kasual
  • Jika tidak, maka pengaruh ke variable dependen tidak hanya dipengaruhi oleh variable independen tetapi juga dipengaruhi oleh efek variable pengganggu secara bersamaan, sehingga efek dari variabel independen tersebut diragukan kebenarannya.
  • Efek darui variabel pengganggu dapat dihilangkan dengan beberapa cara sebagai berikut ini.
  • Membuang sampel yang mengandung variabel pengganggu.
  • Membentuk grup control (control group) untuk melihat efek dari variabel pengganggu.

Kriteria Kebenaran

Salah  satu  kriteria  kebenaran  adalah  adanya  konsistensi  dengan  pernyataan  terdahulu  yang  dianggap  benar 

Beberapa  kriteria  kebenaran 
  • Teori  Koherensi   (Konsisten), suatu pernyataan  dianggap  benar  bila  pernyataan  itu  bersifat  koheren  dan  konsisten.
  • Teori  Korespondensi (Pernyataan sesuai kenyataan), suatu  pernyataan  dianggap  benar  apabila  materi  pengetahuan  yang  dikandung  berkorespondensi  dengan  objek  yang  dituju  oleh  pernyataan  tersebut  (Bertrand  Russel).
  • Teori  Pragmatis (Kegunaan di lapangan), kebenaran  suatu  pernyataan  diukur dengan  kriteria  apakah  pernyataan  tersebut  bersifat  fungsional  dalam kehidupan praktis (Charles  S  Pierce), suatu  teori  tidak  akan  abadi,  dalam  jangka  waktu  tertentu  itu  dapat  diubah  dengan  mengadakan  revisi.


Perbedaan Skripsi, Tesis Dan Disertasi

Skripsi
Penulisan skripsi bagi mahasiswa S1 bertujuan untuk memberikan kemampuan kepada mahasiswa dalam penulisan ilmiah secara baik dan benar.

Tesis
Penulisan tesis yang bertujuan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan pemecahan masalah secara mendalam.

Disertasi
Disertasi lebih bertujuan untuk membangun teori baru.

Penelitian Yang Baik

  • Masalah penelitian dirumuskan dengan benar, jelas dan spesifik
  • Prosedur penelitian dijabarkan secara rinci sehigga orang dapat memahami, dapat melaksanakan, dan dapat mengulangi
  • Prosedur dan rangcangan penelitian dibuat secara teliti
  • Objektifitas penelitian terjaga dengan menunjukkan 
  • Bukti-bukti mengenai sample yang diambil
  • Peneliti membuat laporan yang lengkap, sistematis dan memberikan saran pemecahan masalah
  • Analisis data yang digunakan harus tepat dan mampu membuat generalisasi yang signifikan
  • Kesimpulan didukung oleh data yang diperoleh melalui penelitian
  • Integritas peneliti yang tinggi, berpengalaman dan mempunyai reputasi
  • Kekurangan-kekurangan selama penelitian diinformasikan secara jujur dan menjelaskan dampak dr kekurangan tersebut


Pengetian Penelitian

David H. Penny  :  
Penelitian Adalah Pemikiran Yang Sistematis Mengenai Berbagai Jenis Masalah Yang Pemecahannya Memerlukan Pengumpulan Dan Penafsiran Fakta-Fakta
J. Suprapto :
Penelitian Adalah Penyelidikan Dari Suatu Bidang Ilmu Pengetahuan Yang Dijalankan Untuk Memperoleh Fakta-Fakta Atau Prinsip-Prinsip Dengan Sabar, Hati-Hati Serta Sistematis
Sutrisno Hadi : 
Penelitian Adalah Usaha Untuk Menemukan, Mengembangkan, Dan Menguji Kebenaran Ilmu Pengetahuan
Mohammad Ali :
Penelitian Adalah Suatu Cara Untuk Memahami Sesuatu Dengan Melalui Penyelidikan Atau Usaha Untuk Mencari Bukti-Bukti Yang Muncul Sehubungan Dengan Masalah, Yang Dilakukan Secara Hati-Hati Sehingga Diperoleh Pemecahannya
Simpulan :
Penelitian Adalah Suatu Proses Penyelidikan Untuk Menemukan Sesuatu Yang Baru, Mengembangkan Dan Menguji Kebenaran Suatu Ilmu Pengetahuan Yang Telah Ada Dengan Menggunakan Cara Yang Ilmiah Sebagai Upaya Ungtuk Mewujudkan Tujuan Dan Menemukan Jawaban Dari Persoalan Yang Dihadapi

Penelitian Dan Karakteristik Proses Penelitian


  • Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau permasalahan.
  • Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang tujuan.
  • Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik.
  • Penelitian biasanya membagi permasalahan utama menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola.
  • Penelitian diarahkan oleh permasalahan, pertanyaan, atau hipotesis penelitian yang spesifik.
  • Penelitian menerima asumsi kritis tertentu.
  • Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi data dalam upaya untuk mengatasi permasalahan yang mengawali penelitian.
  • Penelitian adalah, secara alamiahnya, berputar secara siklus; atau lebih tepatnya,


Jenis Jenis Penelitian

Penelitian Menurut Tujuan
  • Penelitian Dasar (Basic Research) : tujuannya sekadar untuk memahami masalah secara mendalam agar dapat mengembangkan ilmu
  • Penelitian Terapan (Applied Researh): tujuannya untuk mendapatkan informasi guna memecahkan masalah 
Penelitian Menurut Metode
  • Penelitian survai : menggunakan sampel guna menarik generalisasi
  • Penelitian ex-post facto : meneliti peristiwa yang telah terjadi; tidak dapat memberi perlakuan terhadap variabel bebas
  • Penelitian eksperimen : ada perlakuan dan kontrol yang ketat terhadap variabel bebas
  • Penelitian naturalistic : kualitatif
  • Penelitian kebijakan : untuk memecahkan masalah sosial yang mendasar
  • Penelitian tindak (action) : peneliti terlibat untuk mengubah situasi, perilaku dan organisasi
  • Penelitian evaluasi : menjelaskan fenomena/gejala
  • Penelitian sejarah : kejadian-kejadian logis yang berlangsung di masa lalu
Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasi

  • Penelitian deskriptif : mengetahui nilai variabel mandiri; satu atau lebih variabel tanpa membuat perbandingan atau berusaha menghubungkan dengan variabel lain
  • Penelitian comparatif : bersifat membandingkan variabel-variabel penelitian
  • Penelitian asosiatif : mengetahui hubungan/pengaruh dua variabel atau lebih



Sample Dan Populasi

SAMPEL
  • Bagian dari populasi yang dapat mewakili seluruh populasi
  • Sebagian unsur populasi yang dijadikan objek penelitian. 
  • Miniatur (mikrokosmos) populasi
  • Sampel yang memiliki ciri karakteristik yang sama atau relatif sama dengan ciri karakteristik populasinya disebut sampel representatif.
  • Ciri karakteristik sampel disebut statistik

ALUR PEMIKIRAN POPULASI DAN SAMPEL


MENGAPA HARUS SAMPLING ?
  • Populasi besar, tidak mungkin seluruh elemen diteliti.
  • Keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia.
  • Penelitian terhadap sampel bisa lebih reliabel daripada terhadap populasi, misalnya, karena elemen sedemikian banyaknya maka akan memunculkan kelelahan fisik dan mental para pencacahnya sehingga banyak terjadikekeliruan. (UmaSekaran, 1992); 
  • Populasi homogen, penelitian terhadap seluruh elemen dalam populasi menjadi tidak masuk akal.
  • Seringkali penelitian populasi dapat bersifat merusak.

SUBJEK, OBJEK DAN RESPONDEN PENELITIAN
  • Subjek penelitian : anggota populasi yang terdiri orang-orang. 
  • Objek penelitian : anggota populasi yang terdiri dari benda-benda. 
  • Responden : seseorang yang mengetahui dan bertanggung jawab terhadap objek penelitian

Syarat Sampel 
  • Akurasi atau ketepatan , yaitu tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam sampel. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalamsampel, makin akurat sampel tersebut. Tolok ukur adanya “bias” atau kekeliruan adalah populasi. 
  • Agar sampel dapat memprediksi dengan baik populasi, sampel harus mempunyai selengkap mungkin karakteristik populasi (Nan Lin, 1976).
  • Presisi. memiliki tingkat presisi estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita  dengan karakteristik populasi. Presisi diukur oleh simpangan baku (standard error). Makin kecil perbedaan di antara simpangan baku yang diperoleh dari sampel (S) dengan simpangan baku dari populasi (s), makin tinggi pula tingkat presisinya.

UKURAN SAMPEL
  • Ukuran sampel harus mewakili  populasi
  • Ukuran sampel mempengaruhi tingkat kesalahan yang terjadi
  • Semakin banyak ukuran sampel maka semakin kecil tingkat kesalahan generalisasi yang terjadi dan sebaliknya
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UKURAN SAMPEL
  • Tingkat presisi yang diinginkan (level of precisions)
  • Derajat keseragaman (degree of homogenity). 
  • Banyaknya variabel yang diteliti dan rancangan analisis
  • Biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia, (Singarimbun dan Effendy, 1989).

Penentuan Ukuran Sampel
  • Derajat Keseragaman Populasi (degree of homogenity). Semakin tinggi tingkat homogenitas populasi semakin kecil ukuran sampel yang boleh diambil; semakin rendah tingkat homogenitas populasi semakin besar ukuran sampel yang harus diambil.
  • Tingkat Presisi yang diinginkan (level of precisions). Semakin tinggi tingkat pesisi yang diinginkan peneliti, semakin besar sampel yang harus diambil.
  • Banyaknya variabel yang diteliti dan rancangan analisis yang akan digunakan. Semakin banyak variabel yang akan dianalisis, misalnya dengan menggunakan rancangan analisis tabulasi silang atau uji  chi-square of independen (uji chi kuadrat), mengingat adanya persyaratan pengujian hubungan antarvariabel yang tidak membolehkan adanya nilai frekuensi hasil penelitian < 1, maka ukuran sampelnya harus besar.
  • Alasan-alasan Peneliti (waktu, biaya, tenaga, dan lain-lain).
HUBUNGAN ANTARA UKURAN SAMPEL DAN TINGKAT KESALAHAN

Prosedur Penentuan Sampel


Jumlah Sample Menurut Para Ahli
Hair et al (1998)
  • Rasio antara jumlah subjek dan jumlah variabel independen dalam analisis multivariat dianjurkan sekitar 15 sampai 20 subjek per variabel independen
Menentukan ukuran sampel menurut Gay
  • Ukuran minimum sampel yang dapat diterima bedasarkan pada desain penelitian yang digunakan, yaitu :
  • Metode deskriptif, minimal 10% populasi untuk populasi yang relatif kecil min 20%
  • Metode deskriptif-korelasional, minimal 30 subyek
  • Metode ex post facto, minimal 15 subyek per kelompok
  • Metode eksperimental, minimal 15 subyek per kelompok
GAY DAN DIEHL (1992)
  • Penelitian deskriptif korelasional, paling sedikit 30 elemen populasi, 
  • Penelitian perbandingan kausal, 30 elemen per kelompok, 
  • Metode ex post facto, minimal 15 subyek per kelompok
  • Penelitian eksperimen 15 elemen per kelompok.
ROSCOE (1975)
  • Sebaiknya ukuran sampel di antara 30 s/d 500 elemen, Jika sampel dipecah lagi ke dalam subsampel (laki/perempuan, SD/SLTP/SMU), jumlah minimum subsampel juga harus 30.
  • Pada penelitian multivariate (termasuk analisis regresi multivariate) ukuran sampel harus beberapa kali lebih besar (10 kali) dari jumlah variable yang akan dianalisis.
  • Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, dengan pengendalian yang ketat, ukuran sampel bisa antara 10 s/d 20 elemen.
Slovin

Kita akan meneliti pengaruh upah terhadap semangat kerja pada karyawan PT. Cucak Rowo. Di dalam PT tersebut terdapat 130 orang karyawan.  Dengan tingkat kesalahan pengambilan sampel sebesar 5%, berapa jumlah sampel minimal yang harus diambil ?


ISAAC DAN MICHAEL

Keterangan :   l2 dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%
   P = Q = 0,5
   d = 0,05
   S = Jumlah Sampel

Jika kita akan mengambil sampel sebanyak 140, maka: 
>> pada taraf kesalahan 1%, sampel yang bisa diambil 116 responden, 
>> pada taraf kesalahan 5% sampel yang bisa diambil 100 responden, 
>> pada taraf 10% sampel yang bisa diambil sebanyak 92 responden.

TARO YAMANE (Jumlah Populasi Diketahui)
Keterangan :
n  = Jumlah sampel
N  = Jumlah populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan

WIBISONO (Jumlah Populasi Tidak Diketahui)

Keterangan :
n = jumlah sampel
Za = nilai table Z = 0.05
s = Standar deviasi populasi  
e = Tingkat kesalahan

SUGIYONO (Sampel Berstrata)
Ni = jumlah populasi menurut stratum  
N = Jumlah populasi seluruhnya
ni = Jumlah sampel menurut stratum
n = Jumlah sampel seluruhnya

TEKNIK SAMPLING
  • Proses pemilihan jenis sampel dengan memperhitungkan besarnya sampel yang akan dijadikan sebagai subjek/objek penelitian.
  • Pemilihan sampel harus bersifat representatif, artinya sampel yang dipilih mewakili populasi baik dari karakteristik maupun jumlahnya.
 

Klasifikasi Metode Sampling
Tipe-Tipe Teknik Sampling
> Teknik Sampling Random (Probability Sampling)
> Simple Random Sampling
> Stratified Sampling
> Cluster Sampling
> Systematical Sampling
Teknik Sampling Non-Random (Non Probability Sampling)
>> Convenience Sampling
>> Purposive Sampling
>> Quota Sampling
Pada sampel acak(random sampling) dikenal denganistilah simple random sampling, stratified random sampling, cluster sampling, systematic sampling, dan area sampling.
Pada non probability sampling dikenal beberapateknik, antara lain adalah convenience sampling, purposive sampling, 

PROBABILITY DAN NONPROBABILITY SAMPLING
PROBABILITY SAMPLING
  • Setiap elemen dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai subyek dalam sampel. Representatif ini penting untuk generalisasi
  • Menentukan probabilitas atau besarnya kemungkinan setiap unsur dijadikan sampel. Dalam merencanakan sampling probabilitas, idealnya peneliti telah memenuhi beberapa persyaratan berikut:
- Diketahui besarnya populasi induk
- Besarnya sampel yang diinginkan telah ditentukan
- Setiap unsur atau kelompok unsur harus memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel

SIMPLE RANDOM SAMPLING
  • Teknik sampling secara acak, setiap individu dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel
  • Syarat: anggota populasi dianggap homogen
  • Cara pengambilan sampel bisa melalui undian
  • Sampling ini memiliki bias terkecil dan generalisasi tinggi
  • Banyak digunakan dalam penelitian sains
PROSEDUR SIMPLE RANDOM SAMPLING
1. Susun “sampling frame”
2. Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
3. Tentukan alat pemilihan sampel
4. Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi

SIMPLE RANDOM SAMPLING: UNDIAN
Dengan cara memberikan nomor-nomor pada seluruh anggota populasi, lalu secara acak dipilih nomor-nomor sesuai dgn banyaknya jumlah sampel yang dibutuhkan.
Ada dua rancangan cara undian :
- Pengambilan sampel tanpa pengembalian, yang berarti sampel yang pernah terpilih tidak akan dipilih lagi. Akan menghasilkan nilai probabilitas yang tidak konstan
- Pengambilan sampel dengan pengembalian, yang berarti sampel yang pernah terpilih ada kemungkinan terpilih lagi. Menghasilkan nilai probabilitas yang konstan 

SIMPLE RANDOM SAMPLING: Tabel Bilangan Random
- Menggunakan tabel bilangan random (acak), yaitu suatu tabel yang terdiri dari bilangan-bilangan yang tidak berurutan.
- Secara prinsip, pemakaiannya adalah dengan memberi nomor pada setiap anggota populasi dalam suatu daftar (sample frame)
- Selanjutnya dipergunakan jumlah digit pada tabel acak dengan digit populasi
- Pilih salah satu nomor dengan acak, gunakan dua digit terakhirnya, cocokkan dengan nomor pada sample frame.
- Jika ada yang sama, maka data pada sample frame diambil sebagai anggota sampel.

Stratified Random Sampling
- Digunakan untuk mengurangi pengaruh faktor heterogen dan melakukan pembagian elemen-elemen populasi ke dalam strata. Selanjutnya dari masing-masing strata dipilih sampelnya secara random sesuai proporsinya.
- Sampling ini banyak digunakan untuk mempelajari karakteristik yang berbeda, misalnya, di sekolah ada kls I, kls II, dan kls III. Atau responden dapat dibedakan menurut jenis kelamin; laki-laki dan perempuan, dll.
- Keadaan populasi yang heterogen tidak akan terwakili, bila menggunakan teknik random. Karena hasilnya mungkin satu kelompok terlalu banyak yang terpilih menjadi sampel.

PROPORSIONATE STRATIFIED RANDOM SAMPLING
- Teknik sampling dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional. 
- Anggota populasi heterogen, dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan pada pencapaian tujuan penelitian

PROPORSIONATE STRATIFIED RANDOM SAMPLING
> Seorang peneliti ingin mengetahui sikap manajer terhadap satu kebijakan perusahaan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas cenderung positif sikapnya terhadap kebijakan perusahaan tadi. 
> Agar dapat menguji dugaannya tersebut maka sampelnya harus terdiri atas paling tidak para manajer tingkat atas, menengah, dan bawah

Prosedur
>> Siapkan “sampling frame” , daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel
>> Bagi sampling frame tersebut berdasarkan strata yang dikehendaki
>> Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum
>> Pilih sampel dari setiap stratum secara acak

DISPROPORTIONATE STRATIFIED RANDOM SAMPLING
> Teknik sampling dimana populasi berstrata tapi kurang proporsional. 
> Jumlah guru di Kecamatan Ciampea memiliki 1 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 178 orang lulusan S1 dan 156 orang lulusan Diploma. Maka Pengambilan sampel untuk S3 sebanyak 1 orang, S2 sebanyak 4 orang, sedangkan untuk S1 dan Diploma diambil secara proporsional.

Cluster Sampling
> Elemen-elemen dalam populasi dibagi ke dalam cluster atau kelompok, jika ada beberapa kelompok dengan heterogenitas dalam kelompoknya dan homogenitas antar kelompok. Teknik cluster sering digunakan oleh para peneliti di lapangan yang mungkin wilayahnya luas.
> Sampling ini mudah dan murah, tapi tidak efisien dalam hal ketepatan serta tidak umum

CLUSTER SAMPLING (Area Sampling/Gugus Sampling)
> Digunakan jika objek yang akan diteliti sangat luas
> Populasi biasanya dalam bentuk gugus atau kelompok-kelompok tertentu. 
> Anggota gugus/kelompok mungkin tidak homogen
>> Misalnya akan diambil populasi seluruh guru SD di Kota Bogor. Pengambilan sampelnya dengan cara membagi wilayah Kota Bogor ke dalam enam wilayah, kemudian dari masing-masing kecamatan diambil perwakilannya. Jumlah sampel tiap kecamatan diambil secara proporsional.

Sistematic Sampling
> Setiap elemen populasi dipilih dengan suatu jarak interval (tiap ke n elemen) dan dimulai secara random dan selanjutnya dipilih sampelnya pada setiap jarak interval tertentu. Jarak interval misalnya ditentukan angka pembagi 5,6 atau 10. Atau dapat menggunakan dasar urutan abjad
> Syarat yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah adanya daftar semua anggota populasi
> Sampling ini bisa dilakukan dengan cepat dan menghemat biaya, tapi bisa menimbulkan bias
> Merupakan cara pengambilan sampel dimana sampel pertama ditentukan secara acak sedangkan sampel berikutnya diambil berdasarkan satu interval tertentu 

Nonprobability Sampling:
> Setiap elemen dalam populasi belum tentu mempunyai kesempatan sama untuk diseleksi sebagai subyek dalam sampel. Dalam hal ini waktu adalah yang utama
> Tidak mengukur sejauh mana karakteristik sampel mendekati parapemeter populasi induknya, sehingga dalam kenyatannya peneliti pada umumnya tidak dapat mengidentifikasikan populasi induk sama sekali. 
> Oleh karena itu sampel yang diambil tidak dapat digeneralisasikan pada populasi tempat sampel tersebut diambil. 
> Karena itu kesalahan sampling tidak perlu dibahas karena memang perencanaan sampling Nonprobabilitas tidak dirancang untuk bisa menyajian fungsi nferensial
Kelemahan:
>> Tidak ada kontrol terhadap investigator bias dalam pemilihan sampel
>> Variabilitasnya tidak bisa dihitung menggunakan probability sampling theory  tidak bisa menghitung sampling error atau sample precision.

4 Macam Teknik Non Probability Sampling
1. Accidental (Kebetulan)
2. Purposive sampling (Bertujuan)
3. Quota sampling (Jatah)
4. Getok Tular/Snowball Sampling 

SAMPLING KUOTA
Teknik sampling dari populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang dinginkan tercapai  berdasarkan pertimbangan tertentu.
Pengambilan sampel dari 1000 guru PNS. Jika kuota sampel yang  dibutuhkan adalah 100 guru, maka pengambilan sampel dapat dilakukan dengan memilih sampel secara bebas dengan karakteristik yang telah ditentukan peneliti
Merupakan metode penetapan sampel dengan menentukan quota terlebih dahulu pada masing-masing kelompok, sebelum quata masing-masing kelompok terpenuhi maka peneltian beluam dianggap selesai.

SAMPLING AKSIDENTAL
Teknik  sampling berdasarkan faktor spontanitas. Artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti maka orang tersebut dapat dijadikan sampel
Peneliti ingin mengetahui minat siswa untuk mengunjungi perpustakaan. Untuk pengambilan sampel, peneliti memberikan angket kepada para pengunjung perpustakaan dan dijadikan sebagai sampel

SAMPLING PURPOSIF
Teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Biasanya teknik ini digunakan untuk studi kasus yang dimana aspek dari kasus tunggal yang representatif diamati dan dianalisis
Peneliti ingin mengetahui model pembelajaran aktif, maka sampel yang dipilih yaitu responden yang ahli dalam bidang pembelajaran aktif, misalnya : guru, wakil kepala sekolah urusan kurikulum dan lain-lain
Pemilihan sampel didasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai hubungan dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Memilih sampel berdasarkan kelompok, wilayah atau sekelompok individu melalui pertimbangan tertentu yang diyakini mewakili semua unit analisis yang ada

SAMPLING JENUH
Teknik sampling jika semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan jika jumlah populasi kurang dari 30
Jika terdapat 28 orang yang terseleksi sebagai peserta pertukaran pelajar ke Swiss, maka dalam hal ini, jumlah responden kurang dari 30 orang sehingga semua populasi dapat dijadikan sampel

SNOWBALL SAMPLING
Teknik sampling yang semula berjumlah sedikit kemudian anggota sampel (responden) menunjuk temannnya untuk menjadi sampel sehingga jumlahnya akan semakin banyak

Aplikasi Risiko Perbankan

Risiko Perbankan Yang Inheren Ada 8  Pada Umumnya :

Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko kerugian yang dikaitkan dengan kemungkinan kegagalan klien membayar kewajibannya atau risiko dimana debitur tidak dapat melunasi hutangnya.
Risiko kredit terjadi karena ketidakpastian atau kegagalan pasangan usaha (counterparty)memenuhi kewajibannya.
Risiko ini berasal dari berbagai kegiatan fungsional bank seperti perkreditan, tresuri, investasi dan pembiayaan perdagangan yang tercatat dalam administrasi bank

Sumber risiko kredit antara lain : 
(1) Lending risk yaitu risiko akibat debitur atau nasabah yang tidak mampu melunasi fasilitas yang telah disediakan oleh bank,
(2) Counterparty risk yaitu risiko yang timbul karena pasangan usaha (counterparty) tidak dapat melunasi kewajibannya pada bank, baik sebelum maupun tanggal kesepakatan;
(3) Issuer risk yang timbul karena penerbit suatu surat berharga tidak dapat melunasi sejumlah nilai surat berharga yang dimiliki bank.

Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko kerugian pada naik turunnya posisi Neraca yang muncul akibat pergerakan pasar modal.
Risiko ini merupakan risiko gabungan yang terbentuk akibat perubahan suku bunga, perubahan nilai tukar serta hal-hal lain yang menentukan harga pasar saham, maupun ekuitas dan komoditas.

Risiko kerugian karena perubahan harga pasar dapat terjadi ketiga bentuk yaitu :
Risiko harga (price risk) : risiko kerugian dari pergerakan atau volalitas suku bunga, nilai tukar, harga ekuitas, dan harga komoditas.
Risiko likuiditas (likuidity risk) risiko jumlah tertentu tidak dapat terbayar karena kekurangan dana.
Discountinuity (gap) risk yaitu risiko kerugian yang timbul dari kesenjangan harga pasar (market price gapping) dan bukan karena pergerakan harga secara kontinyu 

Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas Risiko likuiditas dapat dibedakan menjadi dua yaitu
Risiko likuiditas asset (asset liquidity risk) sering disebut juga dengan market/product liquidity risk yang timbul ketika suatu transaksi tidak dapat dilaksanakan pada harga pasar yang terjadi oleh karenanya besarnya nilai transaksi relatif kecil terhadap besarnya pasar.
Risiko likuiditas pendanaan (funding liquidity risk) yang sering juga disebut cash-flow risk yaitu ketidak mampuan memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo yang pada gilirannya akan mengakibatkan likuidasi

Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko kerugian sebagai akibat dari tindakan manusia, proses, infrastruktur atau teknologi yang mempunyai dampak operasional bank.
Termasuk dalam risiko ini adalah kegiatan yang menjurus terjadinya kecurangan (fraudulent), kegagalan manajement, tidak memadainya sistem pengendalian dan prosedur operasional. Kesalahan teknis dapat menyebabkan kerusakan system informasi, kerusakan proses transaksi, tidak berfungsinya settlement atau tidak berjalannya back-office operation.

Risiko Hukum
Risiko hukum sering timbul karena terjadinya pelanggaran atau ketidaktaatan terhadap undang-undang, peraturan, regulasi atau praktek yang sudah disepakati, atau ketika hak dan kewajiban hukum pihak-pihak yang bertransaksi tidak ditetapkan secara baik.
Misal pada retail electronic banking di beberapa negara tidak jelas. Risiko hukum dapat timbul dari ketidak pastian tentang validitas perjanjian yang dibuat melalui media elektronik.

Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko kerusakan potensial sebagai akibat opini negatif publik terhadap kegiatan bank sehingga bank mengalami penurunan jumlah nasabah atau menimbulkan biaya besar karena gugatan pengadilan atau penurunan pendapatan bank. Rumor pasar atau persepsi publik merupakan penyebab signifikan didalam menentukan tingkat risiko reputasi.
Risiko reputasi dapat juga timbul dalam khasus dimana nasabah mengalami masalah dengan jasa bank tetapi belum diberi informasi yang memadai tentang penggunaan produk dan prosedur penyelesaian masalah.

Risiko Strategik
Risiko strategik adalah risiko yang disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang respontifnya Bank terhadap perubahan ekstenal.
Akibat dari keputusan yang tidak tepat ini Bank harus mengeluarkan biaya yang besar dan gagal mencapai target bisnisnya.
Bank harus menetapkan rencana strategic (corporate plan) dan rencana bisnis (business plan) yang berjangka waktu sekurang-kurangnya 3(tiga) tahun secara tertulis dan melaksanakan kebijakan tersebut.
Rencana bisnis ini ditetapkan oleh direksi dan mendapat persetujuan komisaris serta dikomunikasikan kepada pejabat dan atau pegawai bank pada setiap jenjang.

Risiko Kepatuhan
Asumsi alternatif jika terdapat penyimpangan dari target yang akan dicapai akibat perubahan eksternal dan internal yang signifikan prosedur untuk mengukur kemajuan yang dicapai dari realisasi anggaran dan kinerja sesuai jadwal yang ditetapkan.

Lao Tzu

  Kata Bijak Kehidupan Lakukan hal-hal sulit selagi masih mudah & Lakukan hal-hal besar saat masih kecil. Perbuatan Besar berawal dari p...