Tuesday, 12 November 2019

Roland Barthes - Semiotika

Semiotika - Roland Barthes

Pakaian, Mobil, Makanan, Gaya, Film, Musik, Iklan, mebel, headline surat kabar—semua hal itu tampak sebagai obyek-obyek yang beragam. Apa yang dimiliki oleh semua hal itu bersama? Setidaknya ini: semuanya adalah tanda…mobil ini menunjukkan padaku status sosial pemiliknya, pakaian ini menunjukkan padaku secara tepat tingkatan konformis atau eksentrik pemakainya.



ASUMSI:
  • Kebudayaan ibarat seperti sistem bahasa dan bisa kita baca sebagaimana membaca teks.  
  • Kehidupan syarat penuh dengan tanda yang selalu kita baca dan interpretasikan. Makna yang diproduksi dari ‘tanda-tanda’ tersebut dibentuk oleh kultur/budaya kita.
  • Harus kita akui bahwa banyak makna yang lahir berdasarkan tanda tersebut tidak netral secara politik. Tanda-tanda tersebut dimaknai dengan sasaran mempertahankan status quo dan membuat kita tidak mampu melihat dunia apa-adanya >> DARI SINILAH NANTINYA LAHIR ‘MITOS’
DENOTASI & KONOTASI
  • Denotasi: tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda pada realitas, menghasilkan makna eksplisit, langsung, dan pasti. Ruang lingkup ekspresi sama luasnya dengan content atau makna yang terkandung.
  • Konotasi: Konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda yang di dalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung, dan tidak pasti. Konten makna lebih luas dari pada ekspresi atau penandanya. Barthes menyebut fenomena ini—membawa tanda dan konotasinya untuk membagi pesan tertentu—sebagai penciptaan mitos. 
MITOS
  • Mitos adalah suatu bentuk pesan atau tuturan yang diyakini kebenarannya tetapi tidak dapat dibuktikan. 
  • Mitos bukan konsep atau ide, tetapi merupakan suatu cara pemberian arti. 
  • Mitos merupakan suatu jenis tuturan dan suatu sistem  komunikasi, yakni suatu pesan (message).
  • Mitos tidak didefinisikan oleh objek pesan melainkan dengan cara menuturkan pesan tersebut. 
Misalnya POHON, bukan hanya menjelaskan tentang objek pohon secara kasat mata, tetapi yang penting adalah cara menuturkan tentang pohon tersebut. Pohon yang diutarakan oleh kelompok lingkungan bukan saja sebagai objek tetapi pohon mempunyai makna luas, sakral, pelestarian,erosi, sumber kekayaan dan seterusnya. 

CONTOH : PERANCIS NEGARA ANGGUR
Anggur dalam kebudayaan Perancis merupakan simbol status sosial yang tinggi “keperan cisan” dan virtilitas. Pesan yang ditampilkan oleh anggur Perancis adalah suatu “kualitas yang baik”. Tetapi mitos ini harus dipertanyakan karena bukankah anggur Perancis merupakan suatu barang komoditas seperti barang lainnya yang diproduksi rejim kapitalis. Ternyata anggur ini banyak ditanam di wilayah utara Afrika. Jadi dalam hal ini Perancis yang dimitoskan sebagai Negara Anggur yang berkualitas terbaik telah merusak dan mengalienasikan lingkungan dan kultur orang-orang Afrika Utara. 

MITOS : NATURALISASI KONSEP
Menurut Roland Barthes tuturan mitologis bukan saja berbentuk tuturan oral, tetapi tuturan itu dapat berbentuk tulisan, fotografi, film, laporan ilmiah, olah raga, pertunjukan, iklan, lukisan.
Mitos adalah penaturalisasian (naturalization) konsep. 
“Kita hidup bukan di antara benda-benda melainkan dari opini-opini yang diyakini kebenarannya”.
MENDETEKSI MITOS:

TAUTOLOGI
  • Suatu pendefinisian dari suatu pernyataan yang tidak dapat diperdebatkan lagi, misalnya : “karena dari sananya sudah begitu” isi dari pernyataan tersebut telah direduksi menjadi penampilan. 
  • Contoh : adanya suatu pernyataan-pernyataan hampa seperti “ Midnight’s Summer Dream adalah karya Shakespere“ tidak mengatakan apa-apa tetapi mengandung implikasi lainnya seperti prestise karena dalam pernyataan itu terdapat nama Shakespere.
  • “Because I said so”; “boys will be boys”; “I know it when I see it”; “just do it”
MENDETEKSI MITOS:
  • NEITHER/NORISM (bukan ini bukan itu)
  • Menolak pembedaan radikal antara dua ekstrem
  • Menganut opini dalam posisi di tengah tidak memilih/memihak.
  • “Liberals or Conservatives: what’s the difference?”; the lose-lose proposition--leads to political cynicism
MENDETEKSI MITOS : 
KUANTIFIKASI KUALITAS
  • Kualitas direduksi ke kuantitas, semua tingkah laku manusia, realitas sosial dan politik direduksikan kepada pertukaran nilai kuantitas. Sebagai contoh misalnya kesuksesan sebuah karya seni jika menghasilkan banyak uang, demikian pula untuk mengukur kesuksesan seorang aktor atau aktris. Masalah besar seperti kemiskinan direduksi menjadi angka-angka belaka.
  • “the market determines all value”
TIGA POSISI BERHADAPAN DENGAN MITOS
  • Produser: fokus pada penanda yang kosong, membiarkan konsep memenuhi tanda, membangun mitos sesuai kepentingan.
  • Pembaca (Konsumen): fokus pada penanda yang penuh, tidak mampu melepaskan diri dari mitos, terpesona oleh mitos dan menyerap pesan-pesannya secara suka rela. Konsumen mitos hanya berhenti pada bahasa linguistik sehingga ia menerima fakta sebagai fakta, yang benar-benar terjadi tanpamelihat mitos sebagai sistem semiologis.
  • Kritis: fokus pada penanda mitis. Secara jelas membedakan antara makna dan bentuknya, dan juga distorsi yang terjadi di dalamnya, kemudian menemukan adanya signifikasi dari mitos.
Mitos bukan sesuatu yang bohong, namun satu pembelokan/ pengubahan/ distorsi: naturalisasi dan pendangkalan terhadap obyek, konsep dan sejarah.
“Orang-orang pintar” harus mampu membedakan antara signifier dan signifies, antara representasi dan konsep.
  • Fokus kepada mekanisme produksi mitos
  • Menghubungkan mitos dengan sejarah secara umum (historisitasnya)
  • Menunjukkan hubungan antara mitos dengan kepentingan-kepentingan social-budaya-politik yang bermain dibaliknya
  • Membuktikan betapa mitos ini tersembunyi oleh representasi dengan cara yang samar.
Fahrudin Faiz

No comments:

Post a Comment

Lao Tzu

  Kata Bijak Kehidupan Lakukan hal-hal sulit selagi masih mudah & Lakukan hal-hal besar saat masih kecil. Perbuatan Besar berawal dari p...