Author : Arif - Noviar - Efendi
NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR- Nilai buku >> Nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten).
- Nilai pasar >> Nilai saham di pasar.
- Nilai intrinsik (teoritis) saham >> Nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi.
Dalam penentuan nilai intrinsik saham berdasarkan analisis fundamental ada 2 pendekatan :
1. Pendekatan nilai sekarang (present value approach).
2. Pendekatan rasio harga terhadap earning (Price Earning Ratio/PER).
1. Pendekatan nilai sekarang (present value approach).
- Perhitungan nilai saham dilakukan dengan mendiskontokan semua aliran kas yang diharapkan di masa datang dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang disyaratkan investor.
- Nilai intrinsik atau disebut juga nilai teoritis suatu saham nantinya akan sama dengan nilai diskonto semua aliran kas yang akan diterima investor di masa datang.
- Tingkat return yang disyaratkan merupakan tingkat return minimum yang diharapkan atas pembelian suatu saham.
Proses Penentuan Nilai Sekarang
Model Diskonto Dividen
Model ini untuk menentukan estimasi harga saham dengan mendiskontokan semua aliran dividen yang akan diterima di masa datang.
Perumusan model secara matematis:
dimana:
P0 = Nilai intrinsik saham dengan model diskonto dividen
D1, D2, … D¥ = Dividen yang akan diterima di Masa datang
k = tingkat return yang disyaratkan
Model Pertumbuhan Nol
Model ini berasumsi bahwa dividen yang dibayarkan perusahaan tidak akan mengalami pertumbuhan.
Rumus untuk menilai saham dengan model ini adalah:
Contoh:
Misalkan saham A menawarkan dividen tetap sebesar Rp. 800. Tingkat return yang disyaratkan investor adalah 20%.
800
P0 = -------------- = Rp.4000
0,20
Nilai saham A sebesar Rp. 4000.
Model Pertumbuhan Konstan
Model ini dipakai untuk menentukan nilai saham, jika dividen yang akan dibayarkan mengalami pertumbuhan secara konstan selama waktu tak terbatas, dimana gt+1 = gt untuk semua waktu t.
Persamaan model pertumbuhan konstan ini bisa dituliskan sebagai berikut:
Misalkan :
PT Omega membayarkan dividen Rp. 1.000, per tahun. Pertumbuhan dividen direncanakan sebesar 5% per tahun. Tingkat return yang disyaratkan investor sebesar 15%. dan harga pasar saham PT Omega saat ini adalah Rp. 10.000.
1000 (1+0,05) 1050
Po = ------------------- = ----------- = Rp. 10.500
0,15 – 0,05 0,10
- Adakalanya, perusahaan mengalami pertumbuhan yang sangat baik jauh di atas pertumbuhan normal dan sangat menjanjikan selama beberapa tahun, tetapi lambat laun menurun terus.
- Misalnya, suatu perusahaan yang mengalami pertumbuhan fantastis selama 5 tahun mungkin bisa membayarkan tingkat dividen dengan pertumbuhan 20% per tahun (selama lima tahun), dan setelah itu hanya akan membayarkan dividen dengan tingkat pertumbuhan hanya 10% per tahun (sampai tahun- tahun berikutnya).
Model Pertumbuhan Tidak Konstan
Proses untuk menghitung nilai saham dengan menggunakan model pertumbuhan dividen tidak konstan dapat dilakukan dengan rumus berikut:
Misalkan :
Data saham PT SGPC adalah sebagai berikut:
n = 3 tahun D0 = Rp. 1000
gc = 10% k = 15%
g1 = 20% per tahun selama 3 tahun pertama
Carilah nilai intrinsik saham.
Menentukan Return Yang Disyaratkan
- Tingkat return yang disyaratkan, k, digunakan sebagai tingkat diskonto dalam model diskonto dividen.
- Tingkat return yang disyaratkan merupakan tingkat return minimal yang diharapkan investor sebagai kompensasi atas risiko untuk bersedia berinvestasi.
- Untuk berinvestasi pada aset yang berisiko, investor akan mensyaratkan adanya tambahan return sebagai premi risiko.
- Tingkat return yang disyaratkan (k) merupakan tingkat return minimal yang diharapkan investor sebagai kompensasi atas risiko untuk bersedia berinvestasi.
k = tingkat return bebas risiko + premi risiko Cara lain untuk menentukan tingkat return yang disyaratkan adalah menggunakan CAPM : k = kRF + b(kM – kRF)
Sebagai contoh :
- Tahun 2003, tingkat bunga tiga bulanan SBI adalah sekitar 8,15 persen, sedangkan tingkat bunga per tahun untuk deposito di bank BUMN sekitar 10 persen. Anggap tingkat return bebas risiko yang dipilih adalah 10 persen. Selanjutnya anggap investor menentukan 3 persen sebagai premi risiko untuk berinvestasi pada saham Telekomunikasi Indonesia. Dengan demikian, tingkat return yang disyaratkan investor untuk saham Telekomunikasi Indonesia adalah: k (Telekomunikasi Indonesia) = 10% + 3% = 13 persen.
- tingkat return yang disyaratkan untuk saham Ekadharma Tape Industry ditentukan dengan menggunakan CAPM. Anggap pada tahun 2003, investor menetapkan premi risiko pasar saham di BEJ adalah (kM – kRF) = 6 persen. Diketahui beta saham Ekadharma Tape Industry (EKAD) untuk periode 1998 s.d. 2002 telah diestimasi sebesar 0,756. Dengan tingkat return bebas risiko 10 persen, maka tingkat return yang disyaratkan untuk saham Ekadharma Tape Industry dihitung berikut: k (Ekadharma Tape Industry) = 10% + 0,756 x 6% = 15,292 %.
Menentukan Tingkat Pertumbuhan
- Tingkat pertumbuhan di masa mendatang tidaklah selalu mudah diprediksi.
- Analis sekuritas dan investor memang tidak dapat dengan mudahnya menggunakan tingkat pertumbuhan saat ini atau masa lalu untuk memprediksi tingkat pertumbuhan masa mendatang.
- Namun dengan mengetahui tingkat pertumbuhan masa lalu dan saat ini baik tingkat pertumbuhan perusahaan, industri, atau perekonomian, analis sekuritas dan investor akan mempunyai kemudahan dalam memprediksi tingkat pertumbuhan masa mendatang.
- Salah satu cara untuk mengestimasi tingkat pertumbuhan dividen adalah menggunakan laba perusahaan.
- Tingkat pertumbuhan dividen ini dikenal sebagai tingkat pertumbuhan berkelanjutan (sustainable growth rate).
Tingkat pertumbuhan berkelanjutan = ROE x retention ratio
atau
Tingkat pertumbuhan berkelanjutan = ROE x (1 – payout ratio)
dimana ROE = Laba bersih / Ekuitas
Contoh:
Anggap sebuah perusahaan mempunyai ROE = 10 persen. Proyeksi menunjukkan bahwa laba per lembar saham (earning per share), EPS = Rp500 dan dividen per lembar saham (dividend per share), DPS = Rp200.
Berapakah rasio tingkat laba ditahan dan tingkat pertumbuhan berkelanjutan?
Jawab :
Dividend payout perusahaan adalah Rp200 / Rp500 = 0,4 atau 40 persen.
Maka rasio tingkat laba ditahan adalah 1 – 0,40 = 0,60 atau 60 persen.
Dengan demikian tingkat pertumbuhan berkelanjutan adalah:
10 persen x 60 persen = 0,40 x 60 persen = 24 persen.
Penerapan Model Diskonto Dividen
- Pengalaman personal dan judgment juga mempengaruhi analisis penilaian saham.
- Model diskonto dividen dapat diperluas dengan mempertimbangkan pertumbuhan dividen, dengan cara mengestimasi tingkat pertumbuhan (g).
- g dapat diestimasi dengan menggunakan tingkat pertumbuhan berkelanjutan yang telah dibahas sebelumnya atau tingkat pertumbuhan perekonomian.
- Sedangkan k dapat di ditentukan dengan menggunakan CAPM.
Misalkan :
Pada tahun 2003, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk memberikan dividen Rp331 per lembar saham. Besarnya dividen Rp331 ini tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya (tahun 2002). Model pertumbuhan nol mengasumsikan bahwa dividen tidak mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Anggap investor ingin menerapkan model pertumbuhan nol untuk mengestimasi nilai saham ini. Tingkat return yang disyaratkan investor adalah 13 persen. Maka, dengan menggunakan model pertumbuhan nol, estimasi nilai saham Telekomunikasi Indonesia adalah:
P0 = Rp331 0 / 0,13 = Rp2.546,15
Keterangan :
Keterangan :
- Bagaimana estimasi harga saham ini jika dibandingkan dengan harga pasarnya pada waktu itu?
- Pada akhir tahun 2003, saham Telekomunikasi Indonesia diperdagangkan pada harga Rp6.750. Estimasi harga saham Rp Rp2.546,15 adalah jauh lebih kecil dibandingkan dengan harga pasarnya Rp6.750.
- Contoh ini mungkin memperlihatkan tidak realistisnya model pertumbuhan nol untuk diterapkan dalam penilaian saham.
- Pada tahun 2003 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk membagikan dividen Rp331 per lembar saham. Besarnya dividen tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya (tahun 2002). Namun gambaran lebih optimis diperoleh dari tingkat pertumbuhan perekonomian.
2. Pendekatan Price Earning Ratio / PER
Dalam pendekatan PER atau disebut juga pendekatan multiplier, investor menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham.
Rumus untuk menghitung PER:
Harga Saham
PER = ----------------------------------
Earning per lembar saham
Rumus lainnya untuk menghitung PER suatu saham bisa diturunkan dari rumus yang dipakai dalam model diskonto dividen:
D1 / E1
Po / E1 = ------------
k - g
Contoh:
Misalnya harga saham DX saat ini adalah Rp10.000 per lembar, dan tahun ini perusahaan memperoleh earning sebesar 900 juta rupiah. Jumlah saham beredar saat ini adalah 900 ribu lembar saham.
Dari data tersebut kita bisa menghitung PER dengan cara sebagai berikut:
Menghitung earning per lembar saham DX.
Earning perusahaan
Earning per lembar = ----------------------------------
jumlah saham beredar
= Rp1.000 per lembar saham
Menghitung PER dengan menggunakan rumus:
Harga Saham
PER = ----------------------------------
Earning per lembar saham
Jadi PER saham DX adalah 10 kali. Artinya, untuk memperoleh Rp1 dari earning perusahaan DX, investor harus membayar Rp10.
Sumber :
Eduardus Tandelilin
Bodie Kane Marcus
No comments:
Post a Comment