A. Dimensi Polusi dan Penyusutan Sumber Daya
B. Etika Pengendalian Polusi
C. Etika Konservasi Sumber Daya Yang Bisa Habis
D. Meningkatnya Perhatian Bisnis Terhadap Etika Lingkungan
A. Dimensi Polusi dan Penyusutan Sumber Daya
Polusi Udara
- Adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi diatmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan mahluk hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan serta merusak properti.
- Polisi Global : Gas rumah kaca sangat sulit dihentikan. Aktivitas manusia (terutama industri dan pertanian) telah menciptakan gas rumah kaca dalam jumlah yang cukup besar yang mengakibatkan kenaikan suhu.
- Penyusutan ozon : Penyusutan lapisan ozon secara bertahap disebabkan oleh pelepasan gas klorofluorocarbon (CFC) ke udara. Menyebabkan munculnya beberapa ratus ribu penyakit kanker kulit baru.
- Hujan asam : Pencemar udara SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan Ph air hujan. Berkaitan dengan pembakaran fosil (minyak, batu bara, dan gas alam) untuk memproduksi listrik menghasilkan kadar sulfur yang cukup tinggi dan masuk ke udara
- Racun Udara : dalam beberapa tahun belakangan terjadi kenaikan beberapa jenis racun karsinogen. Diperkirakan 20 dari 329 zat beracun yang sudah masuk ke udara sudah mampu menyebabkan lebih dari 2000 kasus kanker setiap tahun dan bahwa kasus kanker sangat tinggi ditemukan di dekat-dekat pabrik di sejumlah negara.
Polusi Air
- Adalah peristiwa dimana kandungan berbagai zat maupun mikroorganisme yang terdapat di dalam air melebihi ambang batas yang diperbolehkan, kualitas air akan terganggu, sehingga tidak bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Air yang terganggu kualitasnya ini dikatakan sebagai air yang tercemar.
- Sampah organik dalam air : air dan kadar oksigennya hilang dan tidak mampu mendukung kehidupan ikan dan organisme-organisme lain.
- Senyawa fosfor : menyumbat saluran air, menghancurkan kehidupan dalam air, menghabiskan oksigen dalam air, dan sangat mengurangi kejernihan air.
- Panas : suhu air yang berubah-ubah tidak dapat mendukung kehidupan organisme air karena sebagian besar organisme air hanya mampu beradaptasi pada suhu air yang stabil.
- Tumpahan minyak : kontaminasi dari tumpahan minyak sangat berbahaya bagi kehidupan laut, termasuk ikan, tunbuhan dan burung-burung laut => dibutuhkan biaya yang besar untuk membersihkannya, serta berakibat buruk bagi industri pariwisata dan pemancingan.
- Persediaan air bawah tanah semakin tercemar : bahan pencemar air berkaitan dengan penyakit kanker, liver, ginjal, serta kerusakan sistem saraf pusat.
- Udara :bentuk polusi udara yang paling umum adalah gas dan partikel-partikel yang keluar dari kendaraan dan proses industri, yang berpengaruh pada kualitas udara. Partikel yang mengandung racun membawa gas-gas pengganggu ke dalam paru-paru secara bertahap dan baru terasa setelah terakumulasi beberapa tahun.
Polusi Tanah
- Adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami..
- Zat beracun : bahan-bahan yang menyebabkan kenaikan tingkat kematian atau tidak bisa diubah atau menyebabkan sakita atau yang memberikan pengaruh buruk bagi kesehatan dan lingkungan.
- Limbah padat : sampah kota merupakan sumber polusi yang signifikan. Sampah yang tertimbun mulai banyak tersebar dan meresap ke dalam tanah, yang selanjutnya mencemari persediaan air di beberapa tempat/.
- Limbah nuklir : 1) limbah tingkat tinggi >> memancarkan sinar gamma yang bisa menerobos segala jenis bahan pelingung. Belum diketahui apakah ada metode permanen untuk membuang limbah ini; 2) limbah transuranik >> berasal dari pemrosesan bahan bakar dan pemrosesan berbagai senjata militer. Hanya dikubur di parit yang dangkal; 3) limbah tingkat rendah >> pakaian yang terkontaminasi dan peralatan-peralatan bekas yang digunakan dalamreaktor nuklir mulai dari penggalian sampai pengolahan uranium.
Penyusutan Spesies dan Habitat
- Manusia membuat punah puluhan spesies binatang dan tumbuhan
- Para ahli memperkirakan bahwa kerusahan utan hujan di bumi mencapai tingkat 1% tiap tahun. Hilangnya habitat dan pengaruh polusi diperkirakan mengakibatkan kepunahan sejumlah besar spesies.
Penyusutan Bahan Bakar Fosil
Bahan bakar fosil mengalami penyusutan secara eksponensial. Jika terus dibiarkan, penyusutan eksponensial akan berakhir dengan punahnya semua sumber daya dalam waktu relatif singkat.
Penyusutan Mineral
- Meskipun tingkat menambangan sebagian mineral penting telah mencapai puncaknya, namun tidak ada yang benar-benar habis dan semuanya masih terus ditambang.
- Di masa mendatang beberapa jenis mineral akan semakin langka dan mahal yang memberikan pengaruh ekonomi yang cukup besar mada masyarakat kita.
- Batas-batas fisik sumber daya alam kita: meskipun banyak yang masih berlimpah, namun semuanya tidak bisa digali secara terus menerus.
B. Etika Pengendalian Polusi
- Selama berabad-abad, lembaga bisnis diperbolehkan mengabaikan akibat-akibat kegiatan mereka terhadap lingkungan alam, yang disebabkan karena beberapa persepsi, (1) para pelaku bisnis menganggap udara dan air adalah barang gratis atau tidak ada yang memiliki, sehinga perusahaan bisa menggunakannya tanpa perlu mengeluarkan biaya; (2) bisnis melihat lungkungan sebagai barang yang tidak terbatas.
- Apabila semua perusahaan berpikir seperti itu, maka pengaruh-pengaruh yang tidak berarti dari masing-masing perusahaan akan menjadi sangat berarti dan fatal. “Daya muat” air dan udara dengan cepat akan penuh, dan barang-barang gratis serta tidak terbatas ini akan hancur dengan cepat.
- Masalah polusi tidak hanya bersumber dari aktivitas bisnis, melainkan dari penggunaan produk oleh konsumen dan produk sampah manusia. Seperti yang bersumber dari kendaraan bermotor.
Fokus pembahasan disini adalah masalah-masalah etis yang muncul akibat polusi dari usaha komersial dan industri.
Etika Ekologi
- Sistem ekologi adalah rangkaian organisme dan lingkungan yang saling terkait dan saling bergantung. Dengan demikian, aktivitas dari salah satu bagiannya akan berpengaruh pada bagian lain.
- Fakta bahwa kita hanya bagian dari sebuah sistem ekologi yang besar telah mendorong penulis untuk menegaskan bahwa kita perlu menghargai kewajiban moral untuk melindungi tidak hanya kesejahteraan umat, namun juga bagian-bagian sistem lain yang bukan manusia.
- Jadi, etika ekologi didasarkan pada gagasan bahwa bagian-bagian lingkungan yang bukan manusia perlu dijaga demi bagian-bagian itu sendiri, tidak masalah apakah itu menguntungkan manusia atau tidak.
- Etika ekologi adalah sebuah etikan yang mengklaim bahwa kesejahteraan dari bagian-bagian non-manusia di bumi ini secara intrinsik memiliki nilai tersendiri dan bahwa, karena adanya nilai intrinsik ini, kita manusia memiliki tugas untuk menghargai dan mempertahankannya.
- Terdapat beberapa macam etika ekologi, versi yang paling populer mengklaim bahwa selain bagi manusia, binatang memiliki nilai intrinsik dan layak kita hargai dan kita lindungi.
- Pengikut utilitarian mengklaim bahwa rasa sakit yang dialami binatang haruslah dianggap setara dengan rasa sakit manusia.
- Non-utilitarian mengklaim bahwa kehidupan setiap binatang memiliki nilai, terpisah dari kepentingan-kepentingan manusia. Karena nilai ini, setiap binatang memiliki hak-hak moral tertentu, salah satunya adalah diperlakukan dengan hormat.
- Sejumlah pakar etika mengklaim bahwa adalah hal yang sewenang-wenang dan kedonistik jika kita membatasi tugas kita pada makhluk-makhluk yang bisa merasa sakit. Semua makhluk hidup termasuk tumbuhan memiliki “kepentingan untuk tetap hidup” dan dan pada akhirnya mereka berhak mendapatkan pertimbangan moral mereka sendiri.
- Penulis lain mengklaim bahwa tidak hanya makhluk hidup, tapi bahkan spesies alam seperti danau, sungai, bahkan komunitas biotik memiliki hak atas “integritas, stabilitas, dan keindahannya” tetap terjaga.
Pendekatan terhadap alam:
- Albert Schweitzer tentang “Penghormatan pada Kehidupan”, yang menyatakan bahwa menjadi seseorang yang menghormati kehidupan berarti melihat kehidupan itu sendiri, dalam segala bentuknya, sebagai sesuatu yang bernilai, nilai yang menginspirasikan ketidaksediaan untuk merusak dan keinginan untuk menjaga.
- Taylor : pendapatnya didasarkan pada fakta bahwa masing-masing makhluk hidup berusaha mencari yang baik bagi dirinya dan demikian pula sebuah “pusat teleologi kehidupan”. Sifat makhluk hidup yang berorientasi pada tujuan. Makhluk hidup memiliki “kebaikannya sendiri” yang perlu dihargai.
Hak Lingkungan dan Pembatasan Mutlak
- William T. Blackstone menyatakan bahwa kepemilikan atas lingkungan yang nyaman tidak hanya sangat diinginkan, namun merupakan hak bagi setiap manusia. Dengan kata lain, lingkungan yang nyaman bukanlah sesuatu yang kita semua ingin miliki, namun sesuatu dimana yang lain berkewajiban untuk memungkinkan kita memilikinya.
- Mengapa manusia memiliki hak ini? Menurut Blackstone, hak ini penting karena memungkinkan dia untuk bisa menjalani kehidupan sebagaimana layaknya manusia, yang mengembangkan kapasitasnya sebagai makhluk rasional dan bebas.
- Sejumlah negara bagian Amerika Serikat memberlakukan amandemen terhadap undang-undang mereka yang mengizinkan warga negara untuk memperoleh hak-hak lingkungan, yang mirip dengan konsep hak lingkungan Blackstone. Peraturan-peraturan pemerintah federal ini tidak didasarkan pada analisis biaya-keuntungan utilitarian yang mengatakan bahwa perusahaan harus mengurangi polusi sejauh keuntungannya lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkan. Tetapi lebih menerapkan pembatasan mutlak atas populasi, berapapun biaya yang dikeluarkan, yang mengacu pada hak-hak manusia.
- Argumen Blackstone memberikan sebuah dasar pemikiran untuk membatasi hak-hak properti dalam cara-cara yang mutlak demi penegakan hak manusia atas lingkungan yang bersih. Argumen ini didasarkan pada teori Kant.
- Masalah utama pandangan Blackstone: gagal memberikan petunjuk tentang sejumlah pilihan yang cukup berat mengenai lingkungan.
- Karena adanya hambatan-hambatan yang muncul dari pelarangan mutlak yang disampaikan oleh Blackstone, pemerintah federal pada awal 1980-an mulai beralih pada metode-metode pengendalian polusi dan tidak menerapkan pelarangan mutlak Dengan demikian, peraturan berganti didasarkan pada pendekatan utilitarian terhadap lingkungan. Perusahaan diijinkan menambah pengeluaran bahan pencemar yang cukup mahal biaya penanganannya apabila mereka bersedia mengurangi jumlah bahan pencemar yang lebih murah penanganannya
Utilitarianisme dan Pengendalian Parsial
- Utilitarianisme memberi suatu cara guna menjawab pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh teori hak-hak lingkungan Blackstone.
- Berdasarkan Pendekatan utilitarianisme, jika suatu industri mencemari lingkungan, harga pasar komoditas-komoditasnya tidak lagi mencerminkan biaya sesungguhnya dalam proses produksi komoditas tersebut, sehingga dapat mengakibatkan kesalahan alokasi sumber daya dan kesejahteraan ekonomi akan menurun. Jadi, pendekatan ini menekankan bahwa seseorang perlu berusaha menghindari polusi karena dia juga tidak ingin merugikan kesejahteraan masyarakat.
- Utilitarianisme memberi suatu cara guna menjawab pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh teori hak-hak lingkungan Blackstone.
- Berdasarkan Pendekatan utilitarianisme, jika suatu industri mencemari lingkungan, harga pasar komoditas-komoditasnya tidak lagi mencerminkan biaya sesungguhnya dalam proses produksi komoditas tersebut, sehingga dapat mengakibatkan kesalahan alokasi sumber daya dan kesejahteraan ekonomi akan menurun. Jadi, pendekatan ini menekankan bahwa seseorang perlu berusaha menghindari polusi karena dia juga tidak ingin merugikan kesejahteraan masyarakat. Konsekuensinya, pasar tidak lagi mampu mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya secara efisien. Akibatnya, kesejahteraan masyarakat menurun.
- Jadi, bila kita hanya menghitung biaya pribadi, komoditas listrik dihargai lebih rendah dan produksinya sangat tinggi. Yang berarti bahwa listrik tidak lagi mengalokasikan sumber daya dan dan mendistribusikan komoditas sedemikian rupa sehingga mampu memaksimalkan utilitasnya.
- Jadi, polusi membebankan biaya eksternal, dan berarti bahwa biaya produksi (biaya produksi pribadi atau internal) lebih kecil dibandingkan biaya sosial. Akibatnya, pasar tidak menetapkan disiplin optimal pada produsen dan hasilnya adalah menurunkan utilitas sosial. Jadi, polusi lingkungan merupakan suatu pelanggaran atas prinsip-prinsip yang merupakan dasar sistem pasar.
Penyelesaian: Tugas-tugas Perusahaan
- Berdasarkan pendekatan utilitarian, penyelesaian biaya eksternal dilakukan dengan cara memasukkan biaya polusi atau pencemaran ke dalam perhitungan (biaya ini ditanggung produsen dan diperhitungkan untuk menentukan harga komoditas mereka), sehingga harga barang dapat ditetapkan secara akurat.
- Beberapa cara untuk menginternalisasi biaya eksternal dari polusi:
- Meminta pihak yang menyebabkan polusi untuk membayar ganti rugi, secara sukarela atau secara hukum, pada pihak-pihak yang dirugikan. Mekanisme ini dapat mendorong perusahaan untuk mencari cara-cara guna mengurangi polusi dengan tujuan untuk mengurangi biaya. Persoalannya: tidak selalu jelas siapa yang dirugikan oleh siapa.
- Dengan mewajibkan perusahaan menjadi sumber polusi untuk menghentikan polusi dengan memasang alat-alat pengendalian sosial. Dengan demikian, biaya eksternal dari polusi lingkungan berarti diubah menjadi biaya internal perusahaan untuk memasang peralatan pengendalian polusi.
Keadilan (Keadilan Distributif)
- Cara utilitarian menangani polusi dengan menginternalisasikan biaya eksternal nampak konsisten dengan persyaratan keadilan distributif, sejauh keadilan distributif tersebut mendukung kesamaan hak.
- Namun, saat ini biaya-biaya eksternal polusi sebagian besar ditanggung oleh kaum miskin, yang disebut oleh beberapa pihak sebagai ketidakadilan lingkungan. Hal tersebut dikarenakan lankah-langkah pengendalian polusi memberikan beban yang lebih berat pada kaum miskin dibandingkan kaum kaya. Contohnya pada perusahaan yang memproduksi kebutuhan pokok.
- Sejumlah hasil penelitian mendukung klain tentang rasisme lingkungan, yang menyatakan bahwa tingkat polusi cenderung berkorelasi dengan ras, sehingga semakin tinggi proporsi kaum minoritas yang tinggal di suatu wilayah, semakin besar pula kemungkinan bahwa wilayah tersebut terkena polusi. Dengan demikian, polusi juga melanggar keadilan distributif
Keadilan Retributif dan Kompensatif
- Internalisasi biaya eksternal juga terlihat konsisten dengan persyaratan keadilan retributif dan kompensatif.
- Keadilan retributif: pihak-pihak yang bertanggung jawab dan memperoleh keuntungan dari sesuatu yang merugikan wajib menanggung semua beban untuk memperbaikinya.
- Keadilan kompensatif: pihak-pihak yang dirugikan berhak memperoleh kompensasi dari pihak-pihak yang mengakibatkan kerugian tersebut.
- Kedua pandangan ini mengimplikasikan bahwa: (a) biaya pengendalian polusi harus ditanggung oleh pihak yang menyebabkan polusi dan yang memperoleh keuntungan darinya; (b) keuntungan pengendalian polusi wajib diberikan kepada pihak-pihak yang menanggung biaya eksternal polusi.
- Internalisasi biaya eksternal juga terlihat memenuhi 2 syarat: (a) biaya pengendalian polusi ditanggung oleh pemegang saham dan konsumen, yang keduanya mendapat keuntungan dari perusahaan yang menyebabkan polusi; dan (b) keuntungan dari pengendalian polusi harus diberikan kepada pihak-pihak yang sebelumnya terkena pengaruh polusi perusahaan yang bersangkutan.
Keadilan (Keadilan Distributif)
- Cara utilitarian menangani polusi dengan menginternalisasikan biaya eksternal nampak konsisten dengan persyaratan keadilan distributif, sejauh keadilan distributif tersebut mendukung kesamaan hak.
- Namun, saat ini biaya-biaya eksternal polusi sebagian besar ditanggung oleh kaum miskin, yang disebut oleh beberapa pihak sebagai ketidakadilan lingkungan. Hal tersebut dikarenakan lankah-langkah pengendalian polusi memberikan beban yang lebih berat pada kaum miskin dibandingkan kaum kaya. Contohnya pada perusahaan yang memproduksi kebutuhan pokok.
- Sejumlah hasil penelitian mendukung klain tentang rasisme lingkungan, yang menyatakan bahwa tingkat polusi cenderung berkorelasi dengan ras, sehingga semakin tinggi proporsi kaum minoritas yang tinggal di suatu wilayah, semakin besar pula kemungkinan bahwa wilayah tersebut terkena polusi. Dengan demikian, polusi juga melanggar keadilan distributif
Biaya dan Keuntungan
- Teknologi pengendalian polusi berhasil mengembangkan metode-metode yang efektif, namun relatif mahal. Misalnya, sebenarnya perusahaan tidak perlu membeli alat untuk menghilangkan polusi jika nilai kegunaan ekonomi masyarakat akan menurun: biaya untuk menekan polusi lebih besar dari keuntungan yang diperoleh masyarakat sehingga mengakibatkan penyusutan nilai kegunaan sosial.
- Biaya pengendalian sosial berbanding terbalik dengan keuntungan dari penggunaan alat pengendali polusi.
Thomas Klein memberi ringkasan prosedur analisis biaya-keuntungan:
- Mengidentifikasi biaya dan keuntungan dari usulan program dan juga orang-orang atau sektor yang mengusulkan atau menerimanya. Mencatat transfer.
- Mengevaluasi biaya dan keuntungan dalam kaitannya dengan nilainya terhadap pihak yang memberi dan menerima. Tolak ukur: nilai dari masing-masing unit marjinal terhadap pihak yang meminta atau yang memberikan seperti yang ditunjukkan dalam harga kompetitif.
- Menambahkan biaya dan keuntungan untuk menentukan keuntungan sosial bersih dari suatu proyek atau program.
Hambatan dasar dalam pendekatan utilitarian:
- Biaya dan keuntungan untuk menangani polusi akan cukup sulit dihitung apabila melibatkan kerugian terhadap kesehatan manusia bahkan kematian. Penilaian ini juga sulit dilakukan jika pengaruh-pengaruh polusi sifatnya tidak pasti sehingga otomatis akan sulit diprediksi.
- Ada hambatan yang sangat besar untuk menilai risiko-risiko secara akurat. Menghitung risiko dari suatu peristiwa penting di masa mendatang tidak selalu menunjukkan pada kita nilai yang diberikan oleh masyarakat pada risiko tersebut setelah ditambah dengan risiko yang telah diterima.
- Ketidakmampuan menilai keuntungan (audit sosial) biasanya tidak lebih dari deskripsi kualitatif. Oleh sebab itu, tanpa adanya penilaian kuantitatif atas keuntungan, tidak akan pernah tahu apakah usaha yang dilakukan efektif di mata masyarakat.
Ekologi Sosial, Ekofeminisme, dan Kewajiban untuk Memelihara
- Sistem hierarki: satu kelompok berkuasa atas kelompok lain dan anggota kelompok yang berkuasa mendominasi anggota kelompok lain dan memanfaatkan mereka sebagai sarana untuk mencapai tujuan.
- Menurut Bokchin, sistem hierarki dan dominasi mendorong munculnya mentalitas budaya yang mendukung dominasi dalam segala bentuk, termasuk dominasi atas alam. Jadi kerusakan lingkungan yang terjadi secara luas tidak bisa dihentikan sampai masyarakat kita menjadi tidak terlalu hierarkis, tidak terlalu mendominasi, dan tidak terlalu menindas.
- Pemikiran feminis: menyatakan bahwa bentuk kierarki yang paling berkaitan dengan kerusakan lingkungan adalah dominasi pria atas perempuan. Akar dari krisis ekologi yang terjadi ada pada pola dominasi atas alam yang berkaitan erat dengan praktik-praktik sosial dan lembaga-lembaga dimana perempuan memiliki posisi lebih rendah dibandingkan kaum pria. Subordinasi atas apa yang feminin selanjutnya ditransfer ke alam, yang melihat sebagai subjek yang feminin (ibu pertiwi) dimana kaum perempuan dianggap lebih dekat. Jadi dominasi atas alam menyertai dominasi atas kaum perempuan, dan saat kaum perempuan dieksploitasi demi keuntungan kamu pria, hal yang sama juga terjadi pada alam.
- Sebagian kaum ekofeminis: menyatakan bahwa perspektif dominasi dan hierarki maskulin yang merusak harus diganti dengan perspektif feminin yang lebih menekankan pada caring atau memberi perhatian.
- Nel Noddings, pendukung pandangan etika memberi perhatian menyatakan bahwa kewajiban untuk memberi perhatian ini hanya ditujukan pada bagian-bagian alam yang hidup dan yang berkaitan dengan kita.
- Karen Warren (kaum ekofiminis), membahas hubungan antara seseorang dengan batu atau gunung yang didakinya. Meskipun konsep utilitarianisme, hak, dan keadilan memiliki peran terbatas dalam etika lingkungan, namun etika lingkungan yang baik harus memperhatikan perspektif etika memberi perhatian. Alam harus dilihat sebagai sesuatu yang perlu diperhatikan dengan dijaga dan dihormati.
C. Etika Konservasi Sumber Daya yang Bisa Habis
Konversi mengacu pada penghematan sumber daya alam untuk digunakan di masa mendatang. Jadi persediaan untuk besok akan selalu menjadi baru bila kita bersedia melakukan langkah-langkah pencegahan. Konversi merupakan satu-satunya cara untuk menjamin persediaan bagi generasi mendatang.
Hak Generasi Mendatang
- Jika generasi mendatang sama-sama punya hak atas sumber daya bumi, maka tindakan menghabiskan sumber daya berarti mengambil apa yang sebenarnya menjadi milik mereka dan melanggar hak-hak mereka atas sumber daya tersebut.
- Beberapa penulis yang menyatakan salah jika berpikir bahwa generasi mandatang juga memiliki hak, memberikan 3 alasan:
- Karena mereka saat ini belum ada dan mungkin juga tidak akan pernah ada
- Jika generasi mendatang punya hak, kita mungkin akan diarahkan menuju kesimpulan yang tidak masuk akal bahwa kita harus mengorbankan seluruh pweadaban demi mereka.
- Kita dapat mengatakan bahwa seseorang memiliki hak tertentu hanya jika kita tahu bahwa dia memiliki kepentingan tertentu yang dilindungi oleh hak tersebut.
Keadilan bagi Generasi Mendatang
- John Rawls: untuk menentukan cara yang adil dalam mendistribusikan sumber daya antargenerasi, masing-masing anggota generasi selayaknya menempatkan diri dalam “original position”, dan, tanpa mengetahui dari generasi mana mereka berasal. Jadi keadilan mewajibkan kita untuk menyerahkan dunia ini pada generasi mendatang dalam kondisi yang tidak lebih buruk dibandingkan dengan yang kita terima dari generasi sebelumnya.
- Utilitarianisme mendukung prinsip Locke, bahwa masing-masing individu wajib memberikan warisan yang cukup dan baik bagi yang lain.
- Attfield: mewariskan dunia dengan kapasitas output yang sama tidak berarti mewariskan dunia dengan sumber daya yang sama. Sebaliknya, mempertahankan kapasitas output bisa dicapai melalui konversi, pengelolaan kembali, atau inovasi teknologi.
- Pendukung utilitarianisme: masing-masing generasi mempunyai tugas untuk memaksimalkan keuntungan-keuntungan masa depan dari tindakan mereka dan meminimalkan kerugian masa depan.
- William Shepherd dan Clair Wilcox: alasan-alasan yang direpresentasikan oleh pilihan dalam pasar dan gagalnya harga pasar untuk memperhitungkan kelangkaan sumber daya masa mendatang adalah (1) akses beragam; (2) preferensi waktu dan myopia; (3) perkiraan yang tidak memadai; (4) pengaruh khusus; (5) pengaruh eksternal; (6) distribusi. Jadi satu-satunya cara untuk melakukan konversi demi masa depan adalah menggunakan kebijakan konversi sukarela (atau diperkuat secara politik)
Pertumbuhan Ekonomi?
- Kesimpulan bahwa pertumbuhan ekonomi harus ditinggalkan jika masyarakat ingin mampu menangani masalah penyusustan sumber daya telah banyak mendapat tantangan.
- Karena sumber daya dunia terbatas, maka pada titik tertentu persediaannya akan habis. Jika negara-negara seluruh dunia masik menekankan pada usaha pertumbuhan ekonomi, maka diperkirakan institusi-institusi ekonomi besar mereka akan hancur, yang selanjutnya juga akan menghancurkan institusi politik dan sosial.
Sumber : Manuel G Velaswuez Edisi V
No comments:
Post a Comment