- Berpikir lateral bersifat generatif artinya kecakapan berpikir dapat dikembangkan dengan cara membuka cakrawala berpikir yang lebih luas dengan mencari alternatif-alternatif pemecahan suatu masalah dengan keluar dari kebiasaan berpikir vertikal yang lebih bersifat selektif. Edward de Bono.
- Suatu teknik yang sistematis dari olahan berbagai perspektif selanjutnya digunakan untuk mengubah konsep dan persepsi, dan menciptakan yang baru guna menjelajahi beberapa kemungkinan dan pendekatan bukan mengejar pendekatan tunggal.Pemikiran vang menitik beratkan berbagai jenis jawaban dan digunakan untuk berbeda dari pada ide-ide yang sudah lama dan sudah biasa diamalkan
- Berpikir lateral adalah cara untuk membangun dan menyusun kembali pola-pola yang lama guna menghasilkan pola yang baru, yaitu dengan cara membongkar pola lama kemudian menyusun kembali dan membangun bentuk-bentuk yang baru.
- Pemikiran yang menekankan kepada nilai kenyataan dan idea-idea yang baru
- Tujuannya untuk melepaskan diri dari kekangan pesepsi-persepsi beku untuk mencari dan mencipta idea-idea baru.
- Pemikiran ini muncul setelah mendapati banyaknya halangan pada ragam pemikiran konvensional.
- Pemikiran ini tidak bertujuan untuk menyingkirkan ragam pemikiran terdahulu yang telah ada namun merupakan satu jenis pemikiran yang berusaha mencoba mencari jalan keluar yang terpantas dan sememangnya dapat di temukan problem solving tepat untuk menyelesaikan masalah serta bukan hanya memenuhi kriteria persyaratan formal yang dikehendaki namun memiliki kesan yang mendalam pada semua pihak.
Identifies four critical factors lateral thinking
- Mengenali ide dominan dan polarisasi persepsi masalah,
- Mencari cara yang berbeda untuk melihat sesuatu,
- Relaksasi pengendalian berpikir kaku, dan
- Penggunaan kesempatan untuk mendorong ide-ide lain.
Lateral Thinking vs Vertical Thinking
- Vertical thinking is selective; lateral thinking is generative.
- Vertical thinking is analytical; lateral thinking is provocative.
- Vertical thinking is sequential; lateral thinking can make jumps.
- With vertical thinking one has to be correct at every step; with lateral thinking one doesnot have to be.
- With vertical thinking categories, classifications and labels are fixed; with lateral thinking they are not.
- Vertical thinking follows the most likely paths; lateral thinking explores the least likely.
- Vertical thinking is a finite process; lateral thinking is a probabilistic one.
Lateral Thinking
A. Awareness
B. Alternative ways of viewing a problem
C. Provocative methods
A. Awareness
- Dominant idea – Bagaimana memandang masalah? Mungkin ada alternative solusi lain.
- Tethering factors – asumsi yang tidak sesuai. Misal: pegawai tidak akan berhasil jika manajemen bersikap.
- Polarising tendencies – dua sudut pandang TWO viewpoints dapat mempolarisasikan beragam situasi menjadi satu, sehingga mempersempit ruang lingkup pilihan solusi.
- Boundaries – menentukan batasan masalah dan menemukan variasi solusi pemecahannya.
- Assumptions – beragam asumsi perlu diperhatikan, meskipun validitasnya sulit ditentukan. Dengan mengenali ‘asumsi’ beragam pandangan mungkin akan muncul.
B. Alternative ways of viewing a problem
- (Avoidance devices) Mengabaikan pemikiran2 umum / keluar dari kerangka pikir pemikiran yang lama/umum cari ide2 baru.
- (Rotation of attention) Membelokan perhatian (mencari penyebab akar masalah)
- (Change of entry point) Merubah sudut pandang
- (Quota of alternatives) Mencari solusi alternatif
- (Concept changing and challenging) Konsep merubah dan memberikan kesempatan
- (Keyword omission) Mengabaikan kata kunci
- (Fractionation and bridging divisions) Pendekatan dan menghubungkan masalah
C. Provocative methods
- Reversal – mengembalikan arah masalah – bukan ‘bagaimana perusahaan aman untuk pekerja’ tapi ‘ bagaimana para pekerja aman bagi perusahaan’ .
- Random stimulus – bertujuan mencari hubungan antara objek dengan masalah.
- ANALOGUES
- Di dalam kamus besar bahasa Indonesia, analogi adalah persesuaian antara kedua benda yang berlainan (kamisa,1997:37)
- Upaya berfikir untuk mencapai kesimpulan dengan cara menggantikan yang kita pikirkan serta membuktikan sesuatu hal yang serupa, agar lebih mudah dipahami, serta kemudian menyimpulkan kembali apa yang mengawali penalaran kita (Louis O. Kattsef,1992:32)
- Proses dari fenomena menuju fenomena yang lain yang sejenis kemudian disimpulkan bahwa apa yang terjadi pada fenomena yang pertama akan terjadi pada fenomena yang lain (Mundiri, 2008:157)
- Proses berfikir untuk menyimpulkan sesuatu berdasarkan kesamaannya dengan sesuatu yang lain (Syarkawi dhofir, 2000:78)
- Suatu perbandingan yang dipakai untuk mencoba membuat suatu idea yang dapat dipercaya guna membuat suatu konsep yang sulit menjadi mudah dan jelas (poespoprodjo, 1999:179)
- Pengertian yang menunjuk sesuatu yang sama tetapi dalam kesamaan itu ada sesuatu yang berbeda pula (Poedjawijatna, 2004:40)
4. Discontinuity – berhenti dengan pola ide2 lama
5. METAPHORS
- Comparison Theory Aristoteles, sarana berpikir yang sangat efektif untuk memahami suatu konsep abstrak, yang dilakukan dengan cara memperluas makna konsep tersebut dengan cara membandingkannya dengan suatu konsep lain yang sudah dipahami.
- Teori Interaksi Larson (1998: 271-271) ungkapan figuratif yang didasarkan pada perbandingan.
- Teori Pragmatik Richards (1936: 93-96) proses kognitif yang dilakukan untuk memahami suatu gagasan yang asing (vehicle) melalui interaksi gagasan tersebut dengan gagasan lain yang maknanya secara harfiah sudah lebih dikenal (tenor), bukan melalui pemindahan makna.
- Teori Kognitif Menurut Ortony (1993: 208-209) menghubungkan dua ranah konseptual, yang disebut ranah sumber (source domain) dan ranah sasaran (target domain).
6. Distortion & Exaggerneration – menggunakan langkah ekstrim. Ketika banyak produk yang ditolak , sehingga memandang semua yang diproduksi akan ditolak. Dapat diarahkan menjadi bagaimana meredesain ulang produk agar bisa diterima di pasar.
7. Exposure - menganggap hal-hal kecil sebagai bukan suatu masalah. Misal limbah plastik, yang sebenarnya menjadi masalah baik di daratan maupun di lautan.
8. Cross fertilisation – bertanya kepada ahli nya
9. Intermediate impossible – mencari solusi ideal namun mustahil untuk memecahkan masalah dan menggunakannya sebagai opsi yang dapat dijalankan
10. Problem switching – menyelesaikan satu masalah dan masalah lainnya kemudian mengevaluasi nya kembali.
11. PO adalah simbol untuk menunjukkan berpikir lateral harus diterapkan. Dengan kata lain bahwa tidak ada alasan untuk menolak ide dalam konteks pemikiran vertikal, Po merupakan indikasi untuk diterapkan.
No comments:
Post a Comment