Thursday, 31 October 2019

Strategi Portfolio Saham

Author : Arif - Noviar - Efendi
STRATEGI PASIF
1. Strategi Beli dan Simpan
Dalam strategi ini investor membeli sejumlah saham dan tetap memegangnya untuk beberapa waktu tertentu.Strategi beli dan simpan bisa dilakukan investor dalam komposisi yang terdiri dari banyak saham ataupun hanya beberapa jenis saham.
2. Strategi Mengikuti Indeks
Strategi mengikuti indeks ini dalam prakteknya bisa digambarkan sebagai pembelian instrumen reksadana atau dana pensiun oleh investor. Dengan membeli instrumen reksadana, investor berharap bahwa kinerja investasinya pada kumpulan saham-saham dalam instrumen reksadana sudah merupakan duplikasi dari kinerja indeks pasar.
STRATEGI AKTIF
1. Pemilihan Saham
  • Investor secara aktif melakukan analisis dan pemilihan saham-saham terbaik yaitu saham yang memberikan hubungan tingkat return-risiko yang terbaik dibanding alternatif lainnya.
  • Pemilihan tersebut dilakukan dengan berdasar pada analisis fundamental guna mengetahui prospek saham tersebut di masa datang.
  • Investor akan membeli saham yang nilai intrinsiknya di atas harga pasar (undervalued) dan menjual saham-saham yang nilai intrinsiknya di bawah harga pasar (overvalued).
2.  Rotasi Sektor
  • Strategi ini biasanya dilakukan oleh investor yang berinvestasi pada saham-saham di dalam negeri saja.
  • Dalam hal ini investor bisa melakukan dua cara:
  • Melakukan investasi pada saham-saham perusahaan yang bergerak pada sektor tertentu untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi di kemudian hari.
  • Melakukan modifikasi atau perubahan terhadap bobot portofolio saham-saham pada sektor industri yang berbeda-beda, untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi, pertumbuhan dan nilai saham perusahaan.
  • Reilly dan Brown (1997), mengkategorikan saham-saham per sektor industri menjadi lima, yaitu:
Saham-saham sektor finansial (financial stocks excel).
Saham-saham sektor barang-barang konsumen tahan lama (consumer durables excel).
Saham-saham sektor barang modal (capital goods excel).
Saham-saham sektor industri dasar (basic industries excel).
Saham-saham sektor barang-barang kebutuhan pokok (consumer staples excel).
  • Dalam strategi ini, investor membeli saham sektor tertentu yang diperkirakan akan mengalami peningkatan nilai melebihi return pasar.

3. Strategi Momentum Harga
  • Strategi ini berdasarkan kenyataan bahwa pada waktu-waktu tertentu harga pasar saham akan merefleksikan pergerakan earning ataupun pertumbuhan perusahaan.
  • Dalam strategi ini investor akan mencari momentum atau waktu yang tepat, pada saat perubahan harga yang terjadi bisa memberikan keuntungan bagi investor melalui tindakan menjual atau membeli saham.
Teknik untuk mencari momentum yang tepat:
  • Membuat peta (chart) pergerakan harga saham.
  • Menggunakan komputer untuk menentukan waktu yang paling tepat untuk membeli atau menjual saham.
Sumber :
Eduardus Tandelilin
Bodie Kane Marcus

Penilaian Saham & Strategi Portfolio Saham

Author : Arif - Noviar - Efendi
NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR
  • Nilai buku >> Nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten).
  • Nilai pasar >> Nilai saham di pasar.
  • Nilai intrinsik (teoritis) saham >> Nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi.

Dalam penentuan nilai intrinsik saham berdasarkan analisis fundamental ada 2 pendekatan :
1. Pendekatan nilai sekarang (present value approach).
2. Pendekatan rasio harga terhadap earning (Price Earning Ratio/PER).

1. Pendekatan nilai sekarang (present value approach).
  • Perhitungan nilai saham dilakukan dengan mendiskontokan semua aliran kas yang diharapkan di masa datang dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang disyaratkan investor.
  • Nilai intrinsik atau disebut juga nilai teoritis suatu saham nantinya akan sama dengan nilai diskonto semua aliran kas yang akan diterima investor di masa datang.
  • Tingkat return yang disyaratkan merupakan tingkat return minimum yang diharapkan atas pembelian suatu saham.

Proses Penentuan Nilai Sekarang

Model Diskonto Dividen
Model ini untuk menentukan estimasi harga saham dengan mendiskontokan semua aliran dividen yang akan diterima di masa datang.
Perumusan model secara matematis:
dimana:
P0  = Nilai intrinsik saham dengan model diskonto dividen
D1, D2, … D¥  = Dividen yang akan diterima di Masa datang
k = tingkat return yang disyaratkan

Model Pertumbuhan Nol
Model ini berasumsi bahwa dividen yang dibayarkan perusahaan tidak akan mengalami pertumbuhan.
Rumus untuk menilai saham dengan model ini adalah:
Contoh: 
Misalkan saham A menawarkan dividen tetap sebesar Rp. 800. Tingkat return yang disyaratkan investor adalah 20%.
800
P0 = -------------- = Rp.4000
0,20
 Nilai saham A sebesar Rp. 4000.

Model Pertumbuhan Konstan
Model ini dipakai untuk menentukan nilai saham, jika dividen yang akan dibayarkan mengalami pertumbuhan secara konstan selama waktu tak terbatas, dimana gt+1 = gt untuk semua waktu t.

Persamaan model pertumbuhan konstan ini bisa dituliskan sebagai berikut:

Misalkan :
PT Omega membayarkan dividen Rp. 1.000, per tahun. Pertumbuhan dividen direncanakan sebesar 5% per tahun. Tingkat return yang disyaratkan investor sebesar 15%. dan harga pasar saham PT Omega saat ini adalah Rp. 10.000.
    1000 (1+0,05)   1050
Po = ------------------- = ----------- = Rp. 10.500
     0,15 – 0,05    0,10
  • Adakalanya, perusahaan mengalami pertumbuhan yang sangat baik jauh di atas pertumbuhan normal dan sangat menjanjikan selama beberapa tahun, tetapi lambat laun menurun terus.
  • Misalnya, suatu perusahaan yang mengalami pertumbuhan fantastis selama 5 tahun mungkin bisa membayarkan tingkat dividen dengan pertumbuhan 20% per tahun (selama lima tahun), dan setelah itu hanya akan membayarkan dividen dengan tingkat pertumbuhan hanya 10% per tahun (sampai tahun- tahun berikutnya).
Model Pertumbuhan Tidak Konstan
Proses untuk menghitung nilai saham dengan menggunakan model pertumbuhan dividen tidak konstan dapat dilakukan dengan rumus berikut:

Misalkan : 
Data saham PT SGPC adalah sebagai berikut:
n  = 3 tahun D0 = Rp. 1000
gc = 10% k   = 15%
g1 = 20% per tahun selama 3 tahun pertama
Carilah nilai intrinsik saham.

Menentukan Return Yang Disyaratkan

  • Tingkat return yang disyaratkan, k, digunakan sebagai tingkat diskonto dalam model diskonto dividen.
  • Tingkat return yang disyaratkan merupakan tingkat return minimal yang diharapkan investor sebagai kompensasi atas risiko untuk bersedia berinvestasi.
  • Untuk berinvestasi pada aset yang berisiko, investor akan mensyaratkan adanya tambahan return sebagai premi risiko.
  • Tingkat return yang disyaratkan (k) merupakan tingkat return minimal yang diharapkan  investor sebagai kompensasi atas risiko untuk bersedia berinvestasi.
    k = tingkat return bebas risiko + premi risiko Cara lain untuk menentukan tingkat return yang disyaratkan adalah menggunakan CAPM : k = kRF + b(kM – kRF)


Sebagai contoh :

  • Tahun 2003, tingkat bunga tiga bulanan SBI adalah sekitar 8,15 persen, sedangkan tingkat bunga per tahun untuk deposito di bank BUMN sekitar 10 persen. Anggap tingkat return bebas risiko yang dipilih adalah 10 persen. Selanjutnya anggap investor menentukan 3 persen sebagai premi risiko untuk berinvestasi pada saham Telekomunikasi Indonesia. Dengan demikian, tingkat return yang disyaratkan investor untuk saham Telekomunikasi Indonesia adalah: k (Telekomunikasi Indonesia) = 10% + 3% = 13 persen.
  • tingkat return yang disyaratkan untuk saham Ekadharma Tape Industry ditentukan dengan menggunakan CAPM. Anggap pada tahun 2003, investor menetapkan premi risiko pasar saham di BEJ adalah (kM – kRF) = 6 persen. Diketahui beta saham Ekadharma Tape Industry (EKAD) untuk periode 1998 s.d. 2002 telah diestimasi sebesar 0,756. Dengan tingkat return bebas risiko 10 persen, maka tingkat return yang disyaratkan untuk saham Ekadharma Tape Industry dihitung berikut: k (Ekadharma Tape Industry) = 10% + 0,756 x 6% = 15,292 %.
Menentukan Tingkat Pertumbuhan
  • Tingkat pertumbuhan di masa mendatang tidaklah selalu mudah diprediksi.
  • Analis sekuritas dan investor memang tidak dapat dengan mudahnya menggunakan tingkat pertumbuhan saat ini atau masa lalu untuk memprediksi tingkat pertumbuhan masa mendatang.
  • Namun dengan mengetahui tingkat pertumbuhan masa lalu dan saat ini baik tingkat pertumbuhan perusahaan, industri, atau perekonomian, analis sekuritas dan investor akan mempunyai kemudahan dalam memprediksi tingkat pertumbuhan masa mendatang.
  • Salah satu cara untuk mengestimasi tingkat pertumbuhan dividen adalah menggunakan laba perusahaan.
  • Tingkat pertumbuhan dividen ini dikenal sebagai tingkat pertumbuhan berkelanjutan (sustainable growth rate).
Tingkat pertumbuhan berkelanjutan = ROE x retention ratio
atau
Tingkat pertumbuhan berkelanjutan = ROE x (1 – payout ratio)
dimana ROE = Laba bersih / Ekuitas
Contoh: 
Anggap sebuah perusahaan mempunyai ROE = 10 persen. Proyeksi menunjukkan bahwa laba per lembar saham (earning per share), EPS = Rp500 dan dividen per lembar saham (dividend per share), DPS = Rp200. 
Berapakah rasio tingkat laba ditahan dan tingkat pertumbuhan berkelanjutan?
Jawab :
Dividend payout perusahaan adalah Rp200 / Rp500 = 0,4 atau 40 persen. 
Maka rasio tingkat laba ditahan adalah 1 – 0,40 = 0,60 atau 60 persen. 
Dengan demikian tingkat pertumbuhan berkelanjutan adalah:
10 persen x 60 persen = 0,40 x 60 persen = 24 persen.

Penerapan Model Diskonto Dividen
  • Pengalaman personal dan judgment juga mempengaruhi analisis penilaian saham.
  • Model diskonto dividen dapat diperluas dengan mempertimbangkan pertumbuhan dividen, dengan cara mengestimasi tingkat pertumbuhan (g).
  • g dapat diestimasi dengan menggunakan tingkat pertumbuhan berkelanjutan yang telah dibahas sebelumnya atau tingkat pertumbuhan perekonomian.
  • Sedangkan k dapat di ditentukan dengan menggunakan CAPM.
Misalkan :
Pada tahun 2003, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk memberikan dividen Rp331 per lembar saham. Besarnya dividen Rp331 ini tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya (tahun 2002). Model pertumbuhan nol mengasumsikan bahwa dividen tidak mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Anggap investor ingin menerapkan model pertumbuhan nol untuk mengestimasi nilai saham ini. Tingkat return yang disyaratkan investor adalah 13 persen. Maka, dengan menggunakan model pertumbuhan nol, estimasi nilai saham Telekomunikasi Indonesia adalah:
P0 = Rp331 0 / 0,13 = Rp2.546,15

Keterangan :
  • Bagaimana estimasi harga saham ini jika dibandingkan dengan harga pasarnya pada waktu itu?
  • Pada akhir tahun 2003, saham Telekomunikasi Indonesia diperdagangkan pada harga Rp6.750. Estimasi harga saham Rp Rp2.546,15 adalah jauh lebih kecil dibandingkan dengan harga pasarnya Rp6.750.
  • Contoh ini mungkin memperlihatkan tidak realistisnya model pertumbuhan nol untuk diterapkan dalam penilaian saham.
  • Pada tahun 2003 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk membagikan dividen Rp331 per lembar saham. Besarnya dividen tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya (tahun 2002). Namun gambaran lebih optimis diperoleh dari tingkat pertumbuhan perekonomian.

2. Pendekatan Price Earning Ratio / PER 
Dalam pendekatan PER atau disebut juga pendekatan multiplier, investor menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham.
Rumus untuk menghitung PER:
           Harga Saham
PER =  ----------------------------------
            Earning per lembar saham
Rumus lainnya untuk menghitung PER suatu saham bisa diturunkan dari rumus yang dipakai dalam model diskonto dividen:
                 D1 / E1
Po / E1 =  ------------
                  k - g
Contoh: 
Misalnya harga saham DX saat ini adalah Rp10.000 per lembar, dan tahun ini perusahaan memperoleh earning sebesar 900 juta rupiah. Jumlah saham beredar saat ini adalah 900 ribu lembar saham.
Dari data tersebut kita bisa menghitung PER dengan cara sebagai berikut:
Menghitung earning per lembar saham DX.
                 Earning perusahaan
Earning per lembar =  ----------------------------------
                               jumlah saham beredar
                =  Rp1.000 per lembar saham

 Menghitung PER dengan menggunakan rumus:
                                 Harga Saham
PER =  ----------------------------------
         Earning per lembar saham

Jadi PER saham DX adalah 10 kali. Artinya, untuk memperoleh Rp1 dari earning perusahaan DX, investor harus membayar Rp10. 
Sumber :
Eduardus Tandelilin
Bodie Kane Marcus

Evolution of Sustainability as Marketing Strategy

Marketing Strategy
  • Merupakan rencana jangka panjang yg dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannnya
  • Dipakai untuk mencapai keunggulan kompetitif perusahaan
  • Pemasaran dikelilingi oleh 3C : Costumers, Company, Competitors
  • Marketing starategy itu berhubungan dengan: segmentasi, penetapan tujuan, keadaan perusahaan, branding, dan pasar campuran (Varadarajan; 2010)

Evolusi dari sustainability pasar
5 konsep dari pemasaran: 
  • Konsep Produksi: didasari untuk memenuhi ketidakpuasan permintaan dengan memproduksi lebih banyak dengan biaya lebih rendah
  • Konsep Produk: berdasarkan oleh konsumen yang lebih menyukai produk berkualitas dengan kinerja dan fitur inovatif yang lebih baik
  • Konsep Penjualan: bergantung pada penjualan dan promosi yang aggresif
  • Konsep Pemasaran: berfokus pada pendekatan sentris konsumen yang dimana pemasaran harus didasarkan pada menciptakan komunikasi, dan memberikan nilai superior kepada pelanggan
  • Konsep Pemasaran Sosial: didasarkan pada adanya pertimbangan social dan etika di dalam kegiatan pemasaran

Social and Societal Marketing
  • Menurut Kolter dan Zaltman(1971), Pemasaran Sosial adalah desain, implementasi, dan pengendalian program yang dihitung untuk memengaruhi penerimaan ide sosial dan melibatkan pertimbangan dari perencanaan produk, penetapan harga, komunikasi, distribusi, dan riset pemasaran.
  • Kategori:
  • Corporate social marketing: berkaitan dengan "kampanye perubahan perilaku."
  • Cause marketing: berkaitan dengan "mendukung penyebab sosial melalui sponsor dalam upaya promosi."
  • Cause related marketing: berkaitan dengan "menyumbangkan persentase pendapatan untuk penyebab khusus berdasarkan penjualan produk selama periode tertentu."
  • Corporate Philanthropy: bekaitan dengan "membuat kontribusi langsung untuk amal."
  • Community Volunteering: berkaitan dengan "menyediakan layanan sukarela di masyarakat."
  • Responsible Business Practice: berkaitan dengan “mengadopsi praktik bisnis dan investasi yang tidak berpihak yang mendukung penyebab sosial

Ecological Marketing
  • Menurut Fisk (1974), Ecological Marketing (Pemasaran Ekologis) ini berfokus pada pengakuan dari Krisis ekologis yg akan datang dan keinginan serta kemampuan untuk menghindari krisis ini.
  • Pendekatannya berdasarkan Societal marketing
  • Menurut Henion dan Kinnear (1976), Pemasaran ekologis berkaitan dengan semua kegiatan pemasaran yang telah menyebabkan masalah ekologis dan yang dapat digunakan untuk menyediakan solusi untuk masalah ekologis.
  • Masalah ekologi berkonsentrasi pada kehendak produsen untuk menjadi ramah lingkungan dan ini tidak mempertimbangkan permintaan dari konsumen.

Green Marketing
  • Mintu dan Lozada (1993) mendefinisikan Green Marketing sebagai penerapan dari alat-alat pemasaran untuk memfasilitasi pertukaran yang akan membuat tujuan organisasi dan individu terpuaskan dengan menggunakan pemeliharaan, perlindungan dan pengawetan dari lingkungan
  • Menurut Dam dan apeldoorn (1996), Green Marketing berfokus pada penarikan pasar dan dorongan legislatif menuju kinerja perusahaan yang lebih baik dan ramah lingkungan

Sustainable Vs Sustainability Marketing
Sustainable Marketing
  • Merupakan Konsep Pemasaran Makro (Macro-Marketing Concept) yang maksudnya adalah pemasaran bagian dalam dan pendukung dari pembangunan ekonomi yang berkelanjutan
  • Merupakan jenis pemasaran yang membangun hubungan dengan pelanggan dalam jangka waktu yang panjang secara efektif – tanpa referensi khusus untuk pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) atau pertimbangan mengenai masalah berkelanjutan.

Sustainability Marketing
  • Lebih eksplisit / tersirat dalam hal agenda pembangunan berkelanjutan dan juga didefinisikan sebagai pemasaran yang membangun dan memelihara hubungan berkelanjutan dengan pelanggan, lingkungan sosial dan lingkungan alam 

Sustainability in Marketing Strategy
Traditional Marketing Mix (4P)
  • Product
  • Price
  • Place
  • Promotion

Sustainability Marketing Mix (4C)
  • Customer Solution
  • Customer Price
  • Convenience
  • Communication

Future Sustainability Marketing Strategy – Issues and Challenges
  • Menurut Obermiller (2008), tujuan dari Sustainability Marketing adalah untuk  mencapai keunggulan kompetitif melalui posisi/keadaan yang diinginkan, berbeda dan dapat dipertahankan
  • Berdasarkan Sustainability Principles (Jones;2008), prinsip keberlanjutan dibutuhkan untuk melestarikan sumber daya dan untuk menggunakan sumber daya dengan seminimal mungkin, sementara di sisi lain, prinsip pemasaran mengatakan untuk menjual lebih banyak, yang berarti lebih banyak produksi, maka lebih banyak konsumsi sumber daya.
  • Perlunya strategy yang menyeimbangkan keduanya
  • Menurut Whiting (2008), Keberlanjutan di dalam strategi pemasaran tidak hanya membantu dalam keunggulan kompetitif tetapi juga dalam penghematan biaya dan inovasi. Bisa dibilang suatu perusahaan tidak dapat bertahan di pasar jika mereka tidak sustainable
  • Tujuan dari Strategi Pemasaran Berkelanjutan (Sustainability Marketing Strategy) di masa depan harus difokuskan pada segmentasi, penargetan dan pemosisian pelanggan berdasarkan kriteria keberlanjutan (sustainability criteria) bersama dengan merancang pemasaran campuran berkelanjutan (sustainability marketing mix) untuk produk dan layanan, harga, distribusi dan promosi yang lebih baik.

Wednesday, 30 October 2019

Human Resources Manajement Strategy And Analysis

Strategy
Rangkaian Tindakan (a course of action).
Strategic Plan
Rencana perusahaan mengenai bagaimana perusahaan tersebut menyesuaikan kekuatan dan kelemahan internal dengan kesempatan dan ancaman eksternal yang bertujuan untuk mempertahankan keunggulan kompetitif.
Strategic Management
Proses mengidentifikasi dan menjalankan rencana strategis organisasi dengan menyesuaikan kemampuan perusahaan yang disesuaikan dengan permintaan lingkungannya.

Jenis – Jenis Strategi
Strategi Korporat (Corporate Strategy)
Mengidentifikasi Portofolio Bisnis yang secara total, membentuk perusahaan dan cara bisnis-bisbis ini berhubungan satu sama lainStrategi Diversifikasi, Strategi Integrasi Vertikal, Ekspansi Geografis
Strategi Kompetitif (Competitive Strategy)
Mengidentifikasi cara membangun dan memperkuat posisi kompetitif jangka panjang unit bisnis dalam pasar.Kemempimpinan Biaya, Diferensiasi, Focus
Strategi Fungsional (Functional Strategy)
Mengidentifikasi aktifitas-aktifitas luas yang akan dikejar pleh setiap departemen untuk membantu bisnis mencapai sasaran kompetitifnya
Strategi Diversifikasi 
Perusahaan akan berekspansi dengan menambah lini produk baru
Strategi Integrasi Vertikal
Perusahaan berekspansi dengan memproduksi bahan bakunya sendiri, atau menjual produknya secara langsung
Ekspansi Geografis
Perusahan memasuki pasar territorial baru, misalnya, dengan membawa bisnis ke luar daerahnya
Kepemimpinan Biaya
Pmenjadi pemimpimpin berbiaya (pengeluaran) rendah dalam suatu industri
Deferensiasi
Perusahaan berusaha menjadi unik dalam bidang industrinya
Focus
Menawarkan produk atau jasa yang tidak bias diperoleh dari pesaing umum

Piramida Strategi Perilaku Praktik
Alat-alat MSDM Strategis
Strategy Map (Peta Strategi)
  • Memperlihatkan “gambaran besar” mengenai kinerja setiap departemen dalam mencapai rencana strategis perusahaan.
  • Membantu manajer dan setiap karyawan untuk menggambarkan dan memahami peran penting setiap departemen
HR Scorecard
  • Proses untuk menetapkan sasaran/metrik finansial dan nonfinansial terhadap aktivitas yang berkaitan dengan MSDM yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran strategis perusahaan.
  • Membantu manajer untuk mengukur hubungan antara aktivitas SDM, perilaku karyawan dan hasil kinerja strategis seluruh perusahaan
Digital Dashboard (Papan Instrumen Digital)
Menggambarkan dengan menggunakan grafik dan bagan mengenai dimana posisi perusahaan pada semua metrik dari proses kartu skor SDM

Proses Perencanaan Manajemen
1.Mendefinisikan Bisnis dan Tujuan 
2. Melakukan Audit Eksternal dan Internal
3. Membuat Opsi yang Strategis
4. Meninjau Opsi Strategis
7. Mengevaluasi Kinerja
6. Menerapkan Stategi
5. Membuat Pilihan Strategis


Proses Analisis Pekerjaan dan Manajemen Bakat

Analisis pekerjaan merupakan suatu aktivitas untuk mengkaji, mempelajari, mengumpulkan, mencatat, dan menganalisis ruang lingkup suatu pekerjaan secara sistematis dan sistemik (Sastrohadiwiryo, 2002:127).

Proses Dalam Analisis Pekerja


Tahap Persiapan, meliputi:
  • Mempelajari Visi, misi, tujuan, dan sasaran perusahaan
  • Mempelajari  struktur  organisasi  perusahaan,  kebijakan,  peraturan,  dan berbagai pedoman
  • Menentukan program yang memerlukan analisis pekerjaan di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian
  • Mengadakan  diskusi  untuk  kesediaan  kerjasama  semua  pihak  yang terlibat  dalam  kegiatan  analisis  pekerjaan  tentang  tujuan  diadakannya analisis pekerjaan
  • Menjelaskan metode yang akan diterapkan dalam analisis pekerjaan serta menyusun rencana penyelenggaraannya termasuk jadwal kerja
  • Menyusun formulir analisis pekerjaan dan petunjuk cara penyajiannya
  • Menyiapkan tenaga analisis pekerjaan. 
Tahap Pengumpulan Data
  • Wawancara
  • Daftar pertanyaan
  • Pengamatan (observasi)
  • Buku catatan harian
Adapun  pendekatan  dalam  upaya  pengumpulan  data  menurut Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1993), antara lain:
  • Analisis  Pekerjaan  Fungsional  (APF), analisis ini difokuskan pada apa yang dikerjakan karyawan metode dan sarana yang dipakai karyawaan, dan apa yang dihasilkan karyawan.
  • Kuesioner  Analisis  Jabatan  (KAJ), analisis ini berfokus pada persyaratan  informasional  dan  antarpribadi  serta  persyaratan  fisik  dan kondisi kerja.
  • Agar  dapat  memperoleh  hasil  analisis  pekerjaan  yang  baik,  metode  yang paling  efektif  digunakan  yaitu  dengan  mengkombinasikan  semua  metode pengumpulan data yang ada dan kemudian mengadakan diskusi yang diperlukan. 

Tahap Pengolahan Data
Pada  tahap  ini,  data  yang  telah  terkumpul  diolah  dan  dibuat  draft  awalnya tentang  deskripsi  pekerjaan.  Proses  pengolahan  data  mengacu  pada  struktur organisasi  dan  deskripsi  tugas  organisasi  yang  dilengkapi  dengan  studi kepustakaan dan konsultasi dengan tenaga ahli.

Tahap Diskusi Hasil Pengolahan Data
Penyusunan draft tentang deskripsi pekerjaan tersebut dikonsultasikan oleh para  penganalisis  dengan  para  penyelia  dan  pengarah  dari  masing-masing  unit kerja dalam suatu forum diskusi sehingga output dari analisis kerja tersebut dapat digunakan dalam proses desain pekerjaan serta berupa deskripsi pekerjaan (Job Description) dan spesifikasi pekerjaan (Job Specification).

Talent Management
Talent 
Individu yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatuyang berbeda secara signifikan terhadap kinerja saat ini dan masa depan bagi perusahaan. 

Talent Management 
Suatu proses manajemen sumber daya manusia dalam mengelola karyawan potensial kunci (Key Talent) yang memegang peran kunci (Key Potition) bagi keberhasilan organisasi untuk menjamin kinerja dan  kesinambungan organisasi di masa yang akan datang. 

Manfaat Talent Management
  • Manfaat bagi perusahaan : dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, mengingkatkan penerimaan dan profitabilitas, meningkatkan efisiensi biaya melalui reduksi pemborosan terus menerus, memadamkan pekerjaan dan keterampilan karyawan, dan lain sebagainya.
  • Manfaat bagi karyawan : dapat meningkatkan motivasi dan komitmen, mengembangkan dan mengkomunikasikan jalur karir, meningkatkan kepuasan kerja, dan lain sebagainya.
Proses Talent
Talent Acquisition, menentukan seberapa besar usaha dan waktu yang kita harus investasikan untuk mengembangkan karyawan yang baru kita rekrut menjadi talenta yang baik untuk organisasi.
Talent On-Boarding/Activation – Proses ini tidak hanya terfokus pada kegiatan-kegiatan orientasi/induksi yang memberikan pengetahuan mengenai visi, misi, nilai dan aturan perusahaan, namun juga memastikan Integrasi karyawan baru ke lingkungan kerja, agar karyawan baru segera dapat diterima di lingkungan kerja baru dan dengan efektif membangun relasi kerja yang mendukung produktivitas.
Talent Development, seperti layaknya organisasi yang terus berkembang untuk terus kompetitif, maka talenta juga perlu dikembangkan untuk senantiasa memiliki kapabilitas yang dibutuhkan untuk mengeksekusi strategi organisasi. 
Talent Retention, talenta yang baik adalah sebuah asset yang sangat penting untuk organisasi namun sulit sekali ditemukan dan mengembangkan talenta untuk menjadi talenta yang optimal buat organisasi telah menghabiskan banyak waktu dan usaha, sehingga perlu dijaga dan dihargai secara baik pula. Komitmen dan kepuasan berkarir dan bekerja talenta dalam organisasi perlu diperhatikan, terutama talenta yang terbaik. Perlu dingat juga, semakin baik talenta yang kita miliki semakin banyak pula kompetitor yang ingin merebutnya

Kualifikasi Tenaga Berbakat
  • High performers, mereka yang memberi kontribusi terhadap keberhasilan bisnis.
  • High potential, mereka yang perlu dipertahankan untuk dapat membangun dan menggantikan tenaga yang kurang atau tidak produktif.
  • Pivotal performers, mereka yang dapat memastikan keberlangsungan bisnis yang sedang berjalan.
  • Average performers, mereka yang mempunyai peran kritis yang terbatas bagi keberhasilan bisnis. 
Mengapa Talent Management Gagal ?
  • Manajer tidak sadar bahwa mereka bertanggung jawab untuk mengidentifikasi bakat individual 
  • Manajer percaya bahwa unit SDM lah yangyang bertanggung jawab untuk menghimpun tenaga yang berbakat
  • Talent manajement adalah suatu yang dapat dipelajari 
  • Setiap manajer harus belajar untuk mengelola tenaga berbakat secara efektif seperti saat mereka menyusun dan mengelola perencanaan strategi atau pengembangan produk baru. 
Nilai Penting Talent Management dalam Perusahaan 
  • Memberikan nilai strategis kompetitif dan keunggulan perusahaan melalui ketersedian karyawan potensial yang unggul pada posisi-posisi kunci yang mendukung kompetensi inti dari perusahaan. 
  • Meningkatkan kinerja perusahaan, semua program yang ada dilakukan secara terintegrasi terhadap SDM, semuanya diarahkan agar talent yang dimiliki dapat memperlihatkan performance yang tinggi dan mendongkrak performance perusahaan. 


Manajemen & Penilaian Kinerja

Penilaian Kinerja
Mengevaluasi kinerja karyawan saat ini dan atau di masa lalu secara relative terhadap standar kinerjanya. (Evaluation)
Manajemen Kinerja
Proses secara terus-menerus untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengembangkan kinerja individu dan tim dan menyelaraskan kinerja mereka dengan sasaran organisasi. (Controlling)

Proses Manajemen Kinerja
  • Menetapkan Sasaran Strategis Perusaaan
  • Menetapkan Sasaran untuk Departemen, Tim & Individu
  • Menilai Pencapaian Sasaran Secara Terus-menerus
  • Melaporkan Pencapaian Sasaran
  • Mengambil Tindakan Korektif

Cara Menentukan Sasaran yang Efektif
1. Menetapkan Sasaran yang Spesifik
2. Menetapkan Sasaran yang dapat Diukur
3. Menetapkan Sasran yang Menangtang tetapi dapat Dilakukan
4. Mendorong Partisipasi

Tujuan Penilaian Kerja
Stategis
Penilaian kinerja yang efektif dapat membantu organisasi untuk mencapai tujuannya.
Administratif
Penilaian kinerja dapat membantu manajemen dalam penentuan pengambilan keputusan menyangkut gaji, bonus, penempatan.
Pengembangan
Penilaian kinerja sebagai dasar pengembangan karir dan kompetensi karyawan.
Komunikasi
Dapat digunakan sebagai dasar diskusi secara terus menerus antara atasan dan bawahan mengenai permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan pekerjaan

Siapa yang Harus Melakukan Penilaian?
1. Rekan kerja (yang setara)
2. Komisi Penilaian
3. Diri Sendiri
4. Bawahan

Apa Saja yang Dinilai?
  • Prestasi kerja
  • Kepemimpinan
  • Tanggung jawab
  • Kreativitas
  • Sikap
  • Kerjasama
  • Inisiatif

Teknik-Teknik untuk Menilai Kinerja
  • Skala Penilaian Grafis (Graphic Rating Scales)
  • Metode Peringkat Alternasi (Alternation Ranking Record)
  • Metode Perbandingan Berpasangan (Paired Comparison Method)
  • Metode Insiden Kritis (Critical Incident Method)
  • Skala Penilaian Berdasarkan Perilaku (Behaviorally Anchored Rating Scales / BARS)

Skala Penilaian Grafis (Graphic Rating Scales)
  • Skala yang berisi daftar sejumlah kriteria & berbagai kinerja untuk setiap karyawan.
  • Karyawan tersebut kemudian dinilai dengan mengidentifikasi skor yang menggambarkannya dengan tepat dan dimana tingkatan kinerjanya untuk masing-masing kriteria.


Metode Peringkat Alternasi (Alternation Ranking Record)
Ranking karyawan dari yang terbaik hingga yang terburuk pada kriteria tertentu, memilih yang tertinggi, sampai  terendah, sampai semua peringkat.


Metode Perbandingan Berpasangan (Paired Comparison Method)
Melakukan penilaian dengan membandingkan karyawan satu dengan yang lainnya.

Metode Insiden Kritis (Critical Incident Method)
Atasan memberikan kejadian-kejadian kritis baik hal positif maupun negatif dari perilaku karyawan.

Skala Penilaian Berdasarkan Perilaku (Behaviorally Anchored Rating Scales / BARS)
Merupakan lat penilaian yang menghubungkan skala penilaian numerik dengan contoh ilustrasi spesifik dari kinerja baik atau buruk.

Sistem informasi Sumber Daya Manusia (SISDM)

  • Mondy et. al (1999 :163), “Human Resources information system is any organized approach for obraining relevant and timely information on which to base human resources decisions. The information provided in an Human Resources Information should be timely, accourate, concise, relevans and complete”. Pada dasarnya Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM) merupakan pendekatan yang terorganisir dan informasi yang relevan dan tepat waktu guna mendukung keputusan-keputusan di bidang sumber daya manusia. Informasi disediakan dalam wadah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM) yang tepat waktu, akurat, ringkas dan relevan serta lengkap.
  • Miner & Crane (1995 :175); “Human Resources Information System are mechanisms for handling information used in human resources planning and policy formulation. Now the usually are computerized”. Dalam hal ini Sistem Informasi Sumber Daya Manusia merupakan mekanisme yang digunakan untuk perencanaan sumber daya manusia dan perumusan kebijakan-kebijakan.
  • Menurut Wikipedia HRIS adalah sebuah bentuk interseksi/pertemuan antara bidang ilmu manajemen sumber daya manusia (MSDM) dan teknologi informasi. sistem ini menggabungkan MSDM sebagai suatu disiplin yang utamanya mengaplikasikan bidang teknologi informasi ke dalam aktivitas-aktivitas MSDM seperti dalam hal perencanaan, dan menyusun sistem pemrosesan data dalam serangkaian langkah-langkah yang terstandarisasi dan terangkum dalam aplikasi perencanaan sumber daya perusahaan/enterprise resource planning (ERP).
  • Menurut Mcleod (2001:524) sistem konseptual yang digunakan dalam mengelola personil disebut sistem informasi sumber daya manusia (human resources information system), atau HRIS. Penulis menyimpulkan bahwa sistem informasi sumber daya manusia adalah sistem yang digunakan khusus mengelola sumber daya manusia perusahaan berupa data karyawan yang diolah dan menghasilkan informasi bagi penggunanya.

FUNGSI
Perekrutan dan Penerimaan
SDM membantu menerima pegawai baru ke dalam perusahaan. SDM selalu mengikuti perkembangan terakhir dalam peraturan pemerintah yang mempengaruhi praktek kepegawaian dan menasehati manajemen untuk menentukan kebijakan yang sesuai.
Pendidikan dan Pelatihan
Selama periode kepegawaian seseorang, SDM dapat mengatur berbagai program pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian kerja pegawai
Manajemen Data
SDM menyimpan database yang berhubungan dengan pegawai dan memproses data tersebut untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai.
Penghentian dan Administrasi Tunjangan
Selama seseorang diperkerjakan oleh perusahaan mereka menerima paket tunjangan. Setelah penghentian, SDM mengurus program pensiun perusahaan bagi mantan pegawai yang berhak.

OUTPUT SISTEM INFORMASI
Subsistem Perencanaan Kerja
Merupakan informasi yang dibutuhkan oleh manajer atas untuk merencanakan kebutuhan tenaga kerja dalam jangka pendek dan jangka panjang. Informasi ini meliputi informasi untuk analisis perputaran tenaga kerja (turnover), anggaran biaya tenaga kerja dan perencanaan tenaga kerja itu sendiri.
Subsistem Perekrutan
Merupakan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk pengadaan tenaga kerja secara eksternal maupun internal. Informasi-informasi ini diantaranya adalah informasi pasar tenaga kerja, penjadwalan wawamcara, perekrutan dan analisis rekruitmen
Subsistem Manajemen Angkatan Kerja
Merupakan informasi informasi yang dibutuhkan untuk mengelola sumber daya manusia di dalam organisasi. Informasi informasi ini meliputi informasi pelatihan, penilaian atau evaluasi kerja, evaluasi keahlian, karir, realokasi jabatan, suksesi, dan kedisiplinan.
Subsistem Tunjangan
Merupakan informasi tentang penggajian dan kompensasinya yang meliputi kehadiran dan jam kerja, perhitungan gaji dan bonus, analisis kompensasi dan perencanaan kompensasi
Subsistem Benefit
Meliputi benefit yang diterima oleh karyawan. Benefit berbeda dengan kompensasi. Kompensasi lebih ke insentif yang dihubungkan dengan kinerja karyawannya, sedang benefit lebih ke manfaat tambahan yang diterima karyawan sepeti dana pensiun
Subsistem Pelapor Lingkungan
Informasi informasi ini berhubungan dengan keluhan keluhan, kecelakaan selama kerja, kesehatan karyawan dan lingkungan kerjanya.

Keberhasilan sistem informasi
Sistem dapat diterapkan dalam waktu yang baik
Feedback yang berkelanjutan untuk dapat mengidentifikasikan masalah – masalah baru dan penyelesaiannya
Arsip data harus terintegrasi untuk referensi di antara berbagai departemen
Hasil dari aktivitas perencanaan yang terbukti

Conclusion
Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (HRIS) adalah sebuah sistem berbasis komputer yang berfungsi mengatur, menganalisa dan mengelola sumber daya manusia sehingga diperoleh informasi yang tepat guna pengambilan keputusan.
Dalam kegiatannya, HRIS mengelola dan menjalankan sistem administrasi SDM mulai dari perekrutan dan penerimaan, pendidikan dan pelatihan, manajemen data sampai dengan pemberhentian dan administrasi tunjangan.

Etika & Lingkungan

A. Dimensi Polusi dan Penyusutan Sumber Daya
B. Etika Pengendalian Polusi
C. Etika Konservasi Sumber Daya Yang Bisa Habis
D. Meningkatnya Perhatian Bisnis Terhadap Etika Lingkungan

A. Dimensi Polusi dan Penyusutan Sumber Daya

Polusi Udara 
  • Adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi diatmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan mahluk hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan serta merusak properti.
  • Polisi Global : Gas rumah kaca sangat sulit dihentikan. Aktivitas manusia (terutama industri dan pertanian) telah menciptakan gas rumah kaca dalam jumlah yang cukup besar yang mengakibatkan kenaikan suhu.
  • Penyusutan ozon : Penyusutan lapisan ozon secara bertahap disebabkan oleh pelepasan gas klorofluorocarbon (CFC) ke udara. Menyebabkan munculnya beberapa ratus ribu penyakit kanker kulit baru.
  • Hujan asam : Pencemar udara SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan Ph air hujan. Berkaitan dengan pembakaran fosil (minyak, batu bara, dan gas alam) untuk memproduksi listrik menghasilkan kadar sulfur yang cukup tinggi dan masuk ke udara
  • Racun Udara : dalam beberapa tahun belakangan terjadi kenaikan beberapa jenis racun karsinogen. Diperkirakan 20 dari 329 zat beracun yang sudah masuk ke udara sudah mampu menyebabkan lebih dari 2000 kasus kanker setiap tahun dan bahwa kasus kanker sangat tinggi ditemukan di dekat-dekat pabrik di sejumlah negara.  

Polusi Air 
  • Adalah peristiwa dimana kandungan berbagai zat maupun mikroorganisme yang terdapat di dalam air melebihi ambang batas yang diperbolehkan, kualitas air akan terganggu, sehingga tidak bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Air yang terganggu kualitasnya ini dikatakan sebagai air yang tercemar. 
  • Sampah organik dalam air : air dan kadar oksigennya hilang dan tidak mampu mendukung kehidupan ikan dan organisme-organisme lain.
  • Senyawa fosfor : menyumbat saluran air, menghancurkan kehidupan dalam air, menghabiskan oksigen dalam air, dan sangat mengurangi kejernihan air.
  • Panas : suhu air yang berubah-ubah tidak dapat mendukung kehidupan organisme air karena sebagian besar organisme air hanya mampu beradaptasi pada suhu air yang stabil.
  • Tumpahan minyak : kontaminasi dari tumpahan minyak sangat berbahaya bagi kehidupan laut, termasuk ikan, tunbuhan dan burung-burung laut => dibutuhkan biaya yang besar untuk membersihkannya, serta berakibat buruk bagi industri pariwisata dan pemancingan.
  • Persediaan air bawah tanah semakin tercemar : bahan pencemar air berkaitan dengan penyakit kanker, liver, ginjal, serta kerusakan sistem saraf pusat.
  • Udara :bentuk polusi udara yang paling umum adalah gas dan partikel-partikel yang keluar dari kendaraan dan proses industri, yang berpengaruh pada kualitas udara. Partikel yang mengandung racun membawa gas-gas pengganggu ke dalam paru-paru secara bertahap dan baru terasa setelah terakumulasi beberapa tahun.

Polusi Tanah
  • Adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami.. 
  • Zat beracun : bahan-bahan yang menyebabkan kenaikan tingkat kematian atau tidak bisa diubah atau menyebabkan sakita atau yang memberikan pengaruh buruk bagi kesehatan dan lingkungan.
  • Limbah padat : sampah kota merupakan sumber polusi yang signifikan. Sampah yang tertimbun mulai banyak tersebar dan meresap ke dalam tanah, yang selanjutnya mencemari persediaan air di beberapa tempat/.
  • Limbah nuklir : 1) limbah tingkat tinggi >> memancarkan sinar gamma yang bisa menerobos segala jenis bahan pelingung. Belum diketahui apakah ada metode permanen untuk membuang limbah ini; 2) limbah transuranik >> berasal dari pemrosesan bahan bakar dan pemrosesan berbagai senjata militer. Hanya dikubur di parit yang dangkal; 3) limbah tingkat rendah >> pakaian yang terkontaminasi dan peralatan-peralatan bekas yang digunakan dalamreaktor nuklir mulai dari penggalian sampai pengolahan uranium.

Penyusutan Spesies dan Habitat
  • Manusia membuat punah puluhan spesies binatang dan tumbuhan
  • Para ahli memperkirakan bahwa kerusahan utan hujan di bumi mencapai tingkat 1% tiap tahun. Hilangnya habitat dan pengaruh polusi diperkirakan mengakibatkan kepunahan sejumlah besar spesies.

Penyusutan Bahan Bakar Fosil
Bahan bakar fosil mengalami penyusutan secara eksponensial. Jika terus dibiarkan, penyusutan eksponensial akan berakhir dengan punahnya semua sumber daya dalam waktu relatif singkat.

Penyusutan Mineral
  • Meskipun tingkat menambangan sebagian mineral penting telah mencapai puncaknya, namun tidak ada yang benar-benar habis dan semuanya masih terus ditambang.
  • Di masa mendatang beberapa jenis mineral akan semakin langka dan mahal yang memberikan pengaruh ekonomi yang cukup besar mada masyarakat kita.
  • Batas-batas fisik sumber daya alam kita: meskipun banyak yang masih berlimpah, namun semuanya tidak bisa digali secara terus menerus.

B.  Etika Pengendalian Polusi
  • Selama berabad-abad, lembaga bisnis diperbolehkan mengabaikan akibat-akibat kegiatan mereka terhadap lingkungan alam, yang disebabkan karena beberapa persepsi, (1) para pelaku bisnis menganggap udara dan air adalah barang gratis atau tidak ada yang memiliki, sehinga perusahaan bisa menggunakannya tanpa perlu mengeluarkan biaya; (2) bisnis melihat lungkungan sebagai barang yang tidak terbatas.
  • Apabila semua perusahaan berpikir seperti itu, maka pengaruh-pengaruh yang tidak berarti dari masing-masing perusahaan akan menjadi sangat berarti dan fatal. “Daya muat” air dan udara dengan cepat akan penuh, dan barang-barang gratis serta tidak terbatas ini akan hancur dengan cepat.
  • Masalah polusi tidak hanya bersumber dari aktivitas bisnis, melainkan dari penggunaan produk oleh konsumen dan produk sampah manusia. Seperti yang bersumber dari kendaraan bermotor.

Fokus pembahasan disini adalah masalah-masalah etis yang muncul akibat polusi dari usaha komersial dan industri.

Etika Ekologi
  • Sistem ekologi adalah rangkaian organisme dan lingkungan yang saling terkait dan saling bergantung. Dengan demikian, aktivitas dari salah satu bagiannya akan berpengaruh pada bagian lain.
  • Fakta bahwa kita hanya bagian dari sebuah sistem ekologi yang besar telah mendorong penulis untuk menegaskan bahwa kita perlu menghargai kewajiban moral untuk melindungi tidak hanya kesejahteraan umat, namun juga bagian-bagian sistem lain yang bukan manusia.
  • Jadi, etika ekologi didasarkan pada gagasan bahwa bagian-bagian lingkungan yang bukan manusia perlu dijaga demi bagian-bagian itu sendiri, tidak masalah apakah itu menguntungkan manusia atau tidak.
  • Etika ekologi adalah sebuah etikan yang mengklaim bahwa kesejahteraan dari bagian-bagian non-manusia di bumi ini secara intrinsik memiliki nilai tersendiri dan bahwa, karena adanya nilai intrinsik ini, kita manusia memiliki tugas untuk menghargai dan mempertahankannya.
  • Terdapat beberapa macam etika ekologi, versi yang paling populer mengklaim bahwa selain bagi manusia, binatang memiliki nilai intrinsik dan layak kita hargai dan kita lindungi.
  • Pengikut utilitarian mengklaim bahwa rasa sakit yang dialami binatang haruslah dianggap setara dengan rasa sakit manusia.
  • Non-utilitarian mengklaim bahwa kehidupan setiap binatang memiliki nilai, terpisah dari kepentingan-kepentingan manusia. Karena nilai ini, setiap binatang memiliki hak-hak moral tertentu, salah satunya adalah diperlakukan dengan hormat.
  • Sejumlah pakar etika mengklaim bahwa adalah hal yang sewenang-wenang dan kedonistik jika kita membatasi tugas kita pada makhluk-makhluk yang bisa merasa sakit. Semua makhluk hidup termasuk tumbuhan memiliki “kepentingan untuk tetap hidup” dan dan pada akhirnya mereka berhak mendapatkan pertimbangan moral mereka sendiri.
  • Penulis lain mengklaim bahwa tidak hanya makhluk hidup, tapi bahkan spesies alam seperti danau, sungai, bahkan komunitas biotik memiliki hak atas “integritas, stabilitas, dan keindahannya” tetap terjaga.

Pendekatan terhadap alam:
  • Albert Schweitzer tentang “Penghormatan pada Kehidupan”, yang menyatakan bahwa menjadi seseorang yang menghormati kehidupan berarti melihat kehidupan itu sendiri, dalam segala bentuknya, sebagai sesuatu yang bernilai, nilai yang menginspirasikan ketidaksediaan untuk merusak dan keinginan untuk menjaga.
  • Taylor : pendapatnya didasarkan pada fakta bahwa masing-masing makhluk hidup berusaha mencari yang baik bagi dirinya dan demikian pula sebuah “pusat teleologi kehidupan”. Sifat makhluk hidup yang berorientasi pada tujuan. Makhluk hidup memiliki “kebaikannya sendiri” yang perlu dihargai.

Hak Lingkungan dan Pembatasan Mutlak
  • William T. Blackstone menyatakan bahwa kepemilikan atas lingkungan yang nyaman tidak hanya sangat diinginkan, namun merupakan hak bagi setiap manusia. Dengan kata lain, lingkungan yang nyaman bukanlah sesuatu yang kita semua ingin miliki, namun sesuatu dimana yang lain berkewajiban untuk memungkinkan kita memilikinya.
  • Mengapa manusia memiliki hak ini? Menurut Blackstone, hak ini penting karena memungkinkan dia untuk bisa menjalani kehidupan sebagaimana layaknya manusia, yang mengembangkan kapasitasnya sebagai makhluk rasional dan bebas.
  • Sejumlah negara bagian Amerika Serikat memberlakukan amandemen terhadap undang-undang mereka yang mengizinkan warga negara untuk memperoleh hak-hak lingkungan, yang mirip dengan konsep hak lingkungan Blackstone. Peraturan-peraturan pemerintah federal ini tidak didasarkan pada analisis biaya-keuntungan utilitarian yang mengatakan bahwa perusahaan harus mengurangi polusi sejauh keuntungannya lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkan. Tetapi lebih menerapkan pembatasan mutlak atas populasi, berapapun biaya yang dikeluarkan, yang mengacu pada hak-hak manusia.
  • Argumen Blackstone memberikan sebuah dasar pemikiran untuk membatasi hak-hak properti dalam cara-cara yang mutlak demi penegakan hak manusia atas lingkungan yang bersih. Argumen ini didasarkan pada teori Kant.
  • Masalah utama pandangan Blackstone: gagal memberikan petunjuk tentang sejumlah pilihan yang cukup berat mengenai lingkungan.
  • Karena adanya hambatan-hambatan yang muncul dari pelarangan mutlak yang disampaikan oleh Blackstone, pemerintah federal pada awal 1980-an mulai beralih pada metode-metode pengendalian polusi dan tidak menerapkan pelarangan mutlak Dengan demikian, peraturan berganti didasarkan pada pendekatan utilitarian terhadap lingkungan. Perusahaan diijinkan menambah pengeluaran bahan pencemar yang cukup mahal biaya penanganannya apabila mereka bersedia mengurangi jumlah bahan pencemar yang lebih murah penanganannya

Utilitarianisme dan Pengendalian Parsial
  • Utilitarianisme memberi suatu cara guna menjawab pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh teori hak-hak lingkungan Blackstone.
  • Berdasarkan Pendekatan utilitarianisme, jika suatu industri mencemari lingkungan, harga pasar komoditas-komoditasnya tidak lagi mencerminkan biaya sesungguhnya dalam proses produksi komoditas tersebut, sehingga dapat mengakibatkan kesalahan alokasi sumber daya dan kesejahteraan ekonomi akan menurun. Jadi, pendekatan ini menekankan bahwa seseorang perlu berusaha menghindari polusi karena dia juga tidak ingin merugikan kesejahteraan masyarakat.
  • Utilitarianisme memberi suatu cara guna menjawab pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh teori hak-hak lingkungan Blackstone.
  • Berdasarkan Pendekatan utilitarianisme, jika suatu industri mencemari lingkungan, harga pasar komoditas-komoditasnya tidak lagi mencerminkan biaya sesungguhnya dalam proses produksi komoditas tersebut, sehingga dapat mengakibatkan kesalahan alokasi sumber daya dan kesejahteraan ekonomi akan menurun. Jadi, pendekatan ini menekankan bahwa seseorang perlu berusaha menghindari polusi karena dia juga tidak ingin merugikan kesejahteraan masyarakat. Konsekuensinya, pasar tidak lagi mampu mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya secara efisien. Akibatnya, kesejahteraan masyarakat menurun.
  • Jadi, bila kita hanya menghitung biaya pribadi, komoditas listrik dihargai lebih rendah dan produksinya sangat tinggi. Yang berarti bahwa listrik tidak lagi mengalokasikan sumber daya dan dan mendistribusikan komoditas sedemikian rupa sehingga mampu memaksimalkan utilitasnya.
  • Jadi, polusi membebankan biaya eksternal, dan berarti bahwa biaya produksi (biaya produksi pribadi atau internal) lebih kecil dibandingkan biaya sosial. Akibatnya, pasar tidak menetapkan disiplin optimal pada produsen dan hasilnya adalah menurunkan utilitas sosial. Jadi, polusi lingkungan merupakan suatu pelanggaran atas prinsip-prinsip yang merupakan dasar sistem pasar.

Penyelesaian: Tugas-tugas Perusahaan
  • Berdasarkan pendekatan utilitarian, penyelesaian biaya eksternal dilakukan dengan cara memasukkan biaya polusi atau pencemaran ke dalam perhitungan (biaya ini ditanggung produsen dan diperhitungkan untuk menentukan harga komoditas mereka), sehingga harga barang dapat ditetapkan secara akurat.
  • Beberapa cara untuk menginternalisasi biaya eksternal dari polusi:
  • Meminta pihak yang menyebabkan polusi untuk membayar ganti rugi, secara sukarela atau secara hukum, pada pihak-pihak yang dirugikan. Mekanisme ini dapat mendorong perusahaan untuk mencari cara-cara guna mengurangi polusi dengan tujuan untuk mengurangi biaya. Persoalannya: tidak selalu jelas siapa yang dirugikan oleh siapa.
  • Dengan mewajibkan perusahaan menjadi sumber polusi untuk menghentikan polusi dengan memasang alat-alat pengendalian sosial. Dengan demikian, biaya eksternal dari polusi lingkungan berarti diubah menjadi biaya internal perusahaan untuk memasang peralatan pengendalian polusi.

Keadilan (Keadilan Distributif)
  • Cara utilitarian menangani polusi dengan menginternalisasikan biaya eksternal nampak konsisten dengan persyaratan keadilan distributif, sejauh keadilan distributif tersebut mendukung kesamaan hak.
  • Namun, saat ini biaya-biaya eksternal polusi sebagian besar ditanggung oleh kaum miskin, yang disebut oleh beberapa pihak sebagai ketidakadilan lingkungan. Hal tersebut dikarenakan lankah-langkah pengendalian polusi memberikan beban yang lebih berat pada kaum miskin dibandingkan kaum kaya. Contohnya pada perusahaan yang memproduksi kebutuhan pokok.
  • Sejumlah hasil penelitian mendukung klain tentang rasisme lingkungan, yang menyatakan bahwa tingkat polusi cenderung berkorelasi dengan ras, sehingga semakin tinggi proporsi kaum minoritas yang tinggal di suatu wilayah, semakin besar pula kemungkinan bahwa wilayah tersebut terkena polusi. Dengan demikian, polusi juga melanggar keadilan distributif

Keadilan Retributif dan Kompensatif
  • Internalisasi biaya eksternal juga terlihat konsisten dengan persyaratan keadilan retributif dan kompensatif.
  • Keadilan retributif: pihak-pihak yang bertanggung jawab dan memperoleh keuntungan dari sesuatu yang merugikan wajib menanggung semua beban untuk memperbaikinya.
  • Keadilan kompensatif: pihak-pihak yang dirugikan berhak memperoleh kompensasi dari pihak-pihak yang mengakibatkan kerugian tersebut.
  • Kedua pandangan ini mengimplikasikan bahwa: (a) biaya pengendalian polusi harus ditanggung oleh pihak yang menyebabkan polusi dan yang memperoleh keuntungan darinya; (b) keuntungan pengendalian polusi wajib diberikan kepada pihak-pihak yang menanggung biaya eksternal polusi.
  • Internalisasi biaya eksternal juga terlihat memenuhi 2 syarat: (a) biaya pengendalian polusi ditanggung oleh pemegang saham dan konsumen, yang keduanya mendapat keuntungan dari perusahaan yang menyebabkan polusi; dan (b) keuntungan dari pengendalian polusi harus diberikan kepada pihak-pihak yang sebelumnya terkena pengaruh polusi perusahaan yang bersangkutan.

Keadilan (Keadilan Distributif)
  • Cara utilitarian menangani polusi dengan menginternalisasikan biaya eksternal nampak konsisten dengan persyaratan keadilan distributif, sejauh keadilan distributif tersebut mendukung kesamaan hak.
  • Namun, saat ini biaya-biaya eksternal polusi sebagian besar ditanggung oleh kaum miskin, yang disebut oleh beberapa pihak sebagai ketidakadilan lingkungan. Hal tersebut dikarenakan lankah-langkah pengendalian polusi memberikan beban yang lebih berat pada kaum miskin dibandingkan kaum kaya. Contohnya pada perusahaan yang memproduksi kebutuhan pokok.
  • Sejumlah hasil penelitian mendukung klain tentang rasisme lingkungan, yang menyatakan bahwa tingkat polusi cenderung berkorelasi dengan ras, sehingga semakin tinggi proporsi kaum minoritas yang tinggal di suatu wilayah, semakin besar pula kemungkinan bahwa wilayah tersebut terkena polusi. Dengan demikian, polusi juga melanggar keadilan distributif

Biaya dan Keuntungan
  • Teknologi pengendalian polusi berhasil mengembangkan metode-metode yang efektif, namun relatif mahal. Misalnya, sebenarnya perusahaan tidak perlu membeli alat untuk menghilangkan polusi jika nilai kegunaan ekonomi masyarakat akan menurun: biaya untuk menekan polusi lebih besar dari keuntungan yang diperoleh masyarakat sehingga mengakibatkan penyusutan nilai kegunaan sosial.
  • Biaya pengendalian sosial berbanding terbalik dengan keuntungan dari penggunaan alat pengendali polusi.

Thomas Klein memberi ringkasan prosedur analisis biaya-keuntungan:
  • Mengidentifikasi biaya dan keuntungan dari usulan program dan juga orang-orang atau sektor yang mengusulkan atau menerimanya. Mencatat transfer.
  • Mengevaluasi biaya dan keuntungan dalam kaitannya dengan nilainya terhadap pihak yang memberi dan menerima. Tolak ukur: nilai dari masing-masing unit marjinal terhadap pihak yang meminta atau yang memberikan seperti yang ditunjukkan dalam harga kompetitif.
  • Menambahkan biaya dan keuntungan untuk menentukan keuntungan sosial bersih dari suatu proyek atau program.

Hambatan dasar dalam pendekatan utilitarian:
  • Biaya dan keuntungan untuk menangani polusi akan cukup sulit dihitung apabila melibatkan kerugian terhadap kesehatan manusia bahkan kematian. Penilaian ini juga sulit dilakukan jika pengaruh-pengaruh polusi sifatnya tidak pasti sehingga otomatis akan sulit diprediksi.
  • Ada hambatan yang sangat besar untuk menilai risiko-risiko secara akurat. Menghitung risiko dari suatu peristiwa penting di masa mendatang tidak selalu menunjukkan pada kita nilai yang diberikan oleh masyarakat pada risiko tersebut setelah ditambah dengan risiko yang telah diterima.
  • Ketidakmampuan menilai keuntungan (audit sosial) biasanya tidak lebih dari deskripsi kualitatif. Oleh sebab itu, tanpa adanya penilaian kuantitatif atas keuntungan, tidak akan pernah tahu apakah usaha yang dilakukan efektif di mata masyarakat.

Ekologi Sosial, Ekofeminisme, dan Kewajiban untuk Memelihara
  • Sistem hierarki: satu kelompok berkuasa atas kelompok lain dan anggota kelompok yang berkuasa mendominasi anggota kelompok lain dan memanfaatkan mereka sebagai sarana untuk mencapai tujuan.
  • Menurut Bokchin, sistem hierarki dan dominasi mendorong munculnya mentalitas budaya yang mendukung dominasi dalam segala bentuk, termasuk dominasi atas alam. Jadi kerusakan lingkungan yang terjadi secara luas tidak bisa dihentikan sampai masyarakat kita menjadi tidak terlalu hierarkis, tidak terlalu mendominasi, dan tidak terlalu menindas.
  • Pemikiran feminis: menyatakan bahwa bentuk kierarki yang paling berkaitan dengan kerusakan lingkungan adalah dominasi pria atas perempuan. Akar dari krisis ekologi yang terjadi ada pada pola dominasi atas alam yang berkaitan erat dengan praktik-praktik sosial dan lembaga-lembaga dimana perempuan memiliki posisi lebih rendah dibandingkan kaum pria. Subordinasi atas apa yang feminin selanjutnya ditransfer ke alam, yang melihat sebagai subjek yang feminin (ibu pertiwi) dimana kaum perempuan dianggap lebih dekat. Jadi dominasi atas alam menyertai dominasi atas kaum perempuan, dan saat kaum perempuan dieksploitasi demi keuntungan kamu pria, hal yang sama juga terjadi pada alam.
  • Sebagian kaum ekofeminis: menyatakan bahwa perspektif dominasi dan hierarki maskulin yang merusak harus diganti dengan perspektif feminin yang lebih menekankan pada caring atau memberi perhatian.
  • Nel Noddings, pendukung pandangan etika memberi perhatian menyatakan bahwa kewajiban untuk memberi perhatian ini hanya ditujukan pada bagian-bagian alam yang hidup dan yang berkaitan dengan kita.
  • Karen Warren (kaum ekofiminis), membahas hubungan antara seseorang dengan batu atau gunung yang didakinya. Meskipun konsep utilitarianisme, hak, dan keadilan memiliki peran terbatas dalam etika lingkungan, namun etika lingkungan yang baik harus memperhatikan perspektif etika memberi perhatian. Alam harus dilihat sebagai sesuatu yang perlu diperhatikan dengan dijaga dan dihormati.

C. Etika Konservasi Sumber Daya yang Bisa Habis
Konversi mengacu pada penghematan sumber daya alam untuk digunakan di masa mendatang. Jadi persediaan untuk besok akan selalu menjadi baru bila kita bersedia melakukan langkah-langkah pencegahan. Konversi merupakan satu-satunya cara untuk menjamin persediaan bagi generasi mendatang.

Hak Generasi Mendatang
  • Jika generasi mendatang sama-sama punya hak atas sumber daya bumi, maka tindakan menghabiskan sumber daya berarti mengambil apa yang sebenarnya menjadi milik mereka dan melanggar hak-hak mereka atas sumber daya tersebut.
  • Beberapa penulis yang menyatakan salah jika berpikir bahwa generasi mandatang juga memiliki hak, memberikan 3 alasan:
  1. Karena mereka saat ini belum ada dan mungkin juga tidak akan pernah ada
  2. Jika generasi mendatang punya hak, kita mungkin akan diarahkan menuju kesimpulan yang tidak masuk akal bahwa kita harus mengorbankan seluruh pweadaban demi mereka.
  3. Kita dapat mengatakan bahwa seseorang memiliki hak tertentu hanya jika kita tahu bahwa dia memiliki kepentingan tertentu yang dilindungi oleh hak tersebut.

Keadilan bagi Generasi Mendatang
  • John Rawls: untuk menentukan cara yang adil dalam mendistribusikan sumber daya antargenerasi, masing-masing anggota generasi selayaknya menempatkan diri dalam “original position”, dan, tanpa mengetahui dari generasi mana mereka berasal. Jadi keadilan mewajibkan kita untuk menyerahkan dunia ini pada generasi mendatang dalam kondisi yang tidak lebih buruk dibandingkan dengan yang kita terima dari generasi sebelumnya.
  • Utilitarianisme mendukung prinsip Locke, bahwa masing-masing individu wajib memberikan warisan yang cukup dan baik bagi yang lain.
  • Attfield: mewariskan dunia dengan kapasitas output yang sama tidak berarti mewariskan dunia dengan sumber daya yang sama. Sebaliknya, mempertahankan kapasitas output bisa dicapai melalui konversi, pengelolaan kembali, atau inovasi teknologi.
  • Pendukung utilitarianisme: masing-masing generasi mempunyai tugas untuk memaksimalkan keuntungan-keuntungan masa depan dari tindakan mereka dan meminimalkan kerugian masa depan.
  • William Shepherd dan Clair Wilcox: alasan-alasan yang direpresentasikan oleh pilihan dalam pasar dan gagalnya harga pasar untuk memperhitungkan kelangkaan sumber daya masa mendatang adalah (1) akses beragam; (2) preferensi waktu dan myopia; (3) perkiraan yang tidak memadai; (4) pengaruh khusus; (5) pengaruh eksternal; (6) distribusi. Jadi satu-satunya cara untuk melakukan konversi demi masa depan adalah menggunakan kebijakan konversi sukarela (atau diperkuat secara politik)

Pertumbuhan Ekonomi?
  • Kesimpulan bahwa pertumbuhan ekonomi harus ditinggalkan jika masyarakat ingin mampu menangani masalah penyusustan sumber daya telah banyak mendapat tantangan.
  • Karena sumber daya dunia terbatas, maka pada titik tertentu persediaannya akan habis. Jika negara-negara seluruh dunia masik menekankan pada usaha pertumbuhan ekonomi, maka diperkirakan institusi-institusi ekonomi besar mereka akan hancur, yang selanjutnya juga akan menghancurkan institusi politik dan sosial.

Sumber : Manuel G Velaswuez Edisi V 

Lao Tzu

  Kata Bijak Kehidupan Lakukan hal-hal sulit selagi masih mudah & Lakukan hal-hal besar saat masih kecil. Perbuatan Besar berawal dari p...